Events

#ClassWith Lumix Sekolah TelusuRI Malang

Barry Kusuma memamerkan 3 body dan 3 lensa dengan tas kecilnya kepada para murid Sekolah TelusuRI Malang #ClassWithLumix (4/3) di Rumah Makan Inggil, Malang. Bukan dalam rangka membuat murid-murid Sekolah TelusuRI Malang merasa iri dengannya, namun sebagai salah satu properti presentasi Barry untuk menjelaskan kegunaan masing-masing kamera yang selalu dibawanya.

“Kenapa gue pake tas biasa untuk bawa 3 body kamera ini? Karena traveling itu capek, kita harus menghemat energi kita. Jadi kalau kita kecapekan, kita akan males download foto, edit, dan upload. Jadi kalau kita punya lebih dari 1 kamera, kita gak perlu repot-repot buat setting kamera dari awal. Intinya kita jadi bisa lebih menikmati traveling kita kalau kita gak capek.”

“Make it simple. Ketika gue punya jadwal jalan yang padat, gak sempet nyiapin alat, gue biasa pake kamera pocket. Jadi gak perlu ganti lensa. Lensa 24-70 bisa motret arsitektur, landscape juga bisa. Yang lainnya adalah kamera mirrorless lensa 7mm khusus buat motret landscape. Satu lagi GH4.” Tambahnya.

Belajar manajemen file di Sekolah TelusuRI Malang

Sebagai content maker, tentu kita dituntut untuk mempunyai manajemen file yang rapi dan aman. Karena file-file inilah sumber uang kita kelak. “Saya punya 4 lapis backup stok foto dan video. Karena kalau satu rusak, saya masih bisa punya stok lain. Kalau gue gak punya backup dan ternyata hardisk gue rusak, mungkin gue mau buka usaha warung aja,” jelas Barry sambil tertawa.

sekolah telusuri malang
Suasana #ClassWithLumix Malang/TelusuRI

Pernyataan Barry ini menjelaskan pertanyaan dari Pandu, salah satu peserta Sekolah TelusuRI Malang yang menanyakan berapa jumlah hardisk yang harus kita miliki. Mengingat untuk sekali memotret tentu akan menghasilkan banyak sekali space di hardisk kita. Apalagi jika job memotret sangat padat.

Pertanyaan lain muncul dari Ano, “Foto yang gimana sih, yang laku buat dijual?”

“Video timelapse adalah salah satu contoh konten yang paling laku. Jadi beberapa foto digabung jadi 10 detik, tergantung sama kebutuhan. Gak susah juga bikinnya. Tinggal pake tripod, masang kamera, ditinggal udah jadi.” jawab Barry.

Menjelang akhir sesi, para murid diminta untuk memotret makanan yang telah disediakan panitia untuk mengikuti lomba foto. Sebagian menggunakan kamera pribadi yang telah mereka bawa dari rumah. Sebagian lain beruntung menjajal kecanggihan fitur dari kamera Lumix yang dipinjamkan oleh panitia.  Dalam lomba foto ini, murid-murid Sekolah TelusuRI Malang bersaing untuk mendapatkan hadiah utama berupa kamera underwater dari Lumix.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *