Interval

Sawah Abadi dan Pengembangan Wisata Agro

Keberadaan sawah abadi selain berfungsi untuk menopang ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan, juga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan wisata agro.

Sebagai negara yang makanan pokok penduduknya adalah nasi, padi menjadi tanaman penting bagi masyarakat Indonesia. Itu artinya, keberadaan sawah menjadi penting bagi masyarakat negeri kepulauan terbesar di dunia ini. 

Artinya pula, menciutnya lahan sawah bisa menjadi sebuah ancaman serius bagi ketahanan pangan sebagian besar rakyat negeri ini. Meski demikian, dari waktu ke waktu, menciutnya lahan sawah akibat alih fungsi lahan toh ternyata semakin sulit dihindari sekarang ini.

Data dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional menyebut alih fungsi lahan sawah menjadi non sawah mencapai 150.000-200.000 hektar setiap tahunnya.

Budaya lokal

Bila dicermati lebih jauh, alih fungsi sawah menjadi lahan non-pertanian sebenarnya bukan hanya bisa mengancam aspek ketahanan pangan, tetapi juga dapat mengancam kesehatan lingkungan dan kelestarian budaya lokal. Mengapa demikian? Karena selain sebagai lahan pemasok beras, sawah memiliki multi fungsi terkait dengan kesehatan alam lingkungan sekitar dan budaya masyarakat lokal. 

Ada paling tidak tujuh peran penting sawah dalam konteks ini.

Pertama, sawah membantu mengendalikan banjir lantaran sawah menampung dan menyerap air hujan. Diperkirakan satu hektar sawah dapat menampung sekitar 3.000 kubik meter air. Dengan demikian, sawah menjadi salah satu lahan potensial pengendali banjir. Berkurangnya lahan sawah berarti berkurangnya daerah penampung air hujan. Ini pada gilirannya akan mempermudah terjadinya banjir.

Kedua, sawah ikut menjaga kelestarian sumber air. Rata-rata, sawah digenangi air dengan ketinggian antara 100-150 mm. Air yang menggenang di sawah ini sebagian masuk ke dalam tanah dan kemudian menjadi cadangan air tanah. Sebagian lagi mengalir ke sungai dan saluran air lainnya sebagai sumber air permukaan.

Ketiga, sawah membantu mengendalikan erosi tanah. Erosi tanah bukan hanya menghilangkan kesuburan tanah dan menurunkan produksi pertanian, namun juga mengakibatkan terjadinya sedimentasi yang melahirkan pendangkalan pada aliran sungai. Sawah dengan struktur permukaan tanahnya yang khas dan petak-petaknya terbukti bisa mengatasi dampak turunnya hujan pada tanah sekaligus mengendalikan erosi tanah. Ini membuktikan bahwa lahan sawah memiliki kapasitas untuk melindungi terjadinya erosi tanah.

Keempat, sawah membantu membersihkan udara. Tanaman padi di sawah menyerap karbondioksida serta melepaskan oksigen yang dibutuhkan manusia ke udara. Semakin luas lahan sawah maka semakin besar jumlah karbondioksida yang diserap serta semakin besar pula pasokan oksigen ke udara.

Kelima, sawah berfungsi sebagai penyejuk udara. Air yang menguap dari sawah menyebabkan suhu di atas lahan sawah biasanya jauh lebih rendah dibandingkan suhu kawasan di sekitarnya. Ini bisa menjadi penyeimbang suhu secara keseluruhan. Berkurangnya lahan sawah akan menyebabkan terjadinya kenaikan suhu sekitar.

 Keenam, sawah sebagai lahan pelestarian keanekaragaman hayati. Berbagai flora serta fauna hidup di lingkungan sawah. Masing-masing membentuk sebuah ekosistem yang saling bergantung dan saling mendukung. Menghilangnya lahan sawah melenyapkan pula berbagai flora dan fauna yang pada gilirannya merusak keanekaragaman hayati.

Ketujuh, dari sisi budaya masyarakat, keberadaan sawah telah melahirkan berbagai seni-budaya tradisi di dalam masyarakat kita. Berbagai seni-budaya tradisi ini biasa dipraktikkan pada saat sebelum dan sesudah masa panen. Kini, seiring makin menciutnya lahan-lahan sawah, berbagai seni-budaya tradisi khas itu pun kian terpinggirkan dan dikhawatirkan lambat laun bakal punah.

Wisata agro

Menyadari betapa pentingnya peran sawah dalam konteks pelestarian lingkungan dan pelestarian seni tradisi, jelas, alih fungsi sawah seharusnya makin dibatasi.

Program sawah abadi seperti yang telah dijalankan oleh sejumlah pemerintah daerah bisa menjadi salah satu pilihan dalam upaya melestarikan keberadaan sawah dengan aneka manfaatnya sebagaimana dipaparkan di muka. 

Tentu saja, keberadaan kawasan sawah abadi ini sampai kapan pun tidak boleh diganggu-gugat dengan alasan apa pun. Selain bertujuan untuk menghasilkan beras, keberadaan sawah abadi ini juga bisa diarahkan untuk pelestarian keanekaragaman flora dan fauna kawasan sawah beserta ekosistemnya yang berfungsi sebagai wilayah penyangga kehidupan.

Di samping itu, kawasan sawah abadi ini dapat juga diperuntukkan untuk keperluan riset pengetahuan dan pendidikan serta keperluan wisata agro. Sejumlah paket wisata yang bisa ditawarkan dalam wisata persawahan ini di antaranya saja adalah belajar menanam dan memanen padi, memandikan kerbau, membajak sawah, mengail belut, menangkap tutut (siput sawah) dan menjala wader (ikan kecil dalam famili Cyprinidae). 

Paket lainnya yang dapat ditawarkan dalam wisata persawahan adalah kuliner persawahan serta pertunjukan seni dan budaya yang biasa digelar masyarakat lokal saat hendak menanam padi ataupun saat hendak memanen padi.

Apabila dikelola dan dipasarkan dengan baik, saya yakin wisata persawahan ini dapat menjadi paket wisata yang sangat menarik serta unik, baik bagi wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

Khusus untuk kalangan anak-anak sekolah, selain menjadi wahana rekreasi, wisata persawahan dapat menjadi sarana pendidikan dan pengenalan terhadap berbagai aspek lingkungan hidup maupun tradisi budaya leluhur kita di sektor pertanian berikut aneka kearifan lokalnya.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Penulis lepas dan blogger yang gemar bersepeda.

Penulis lepas dan blogger yang gemar bersepeda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *