Dikontraskan dengan langit biru, sabana musim kemarau yang berwarna kuning kecokelatan bakal jadi lebih spektakuler. Makanya wajar aja kalau musim kering kayak begini orang-orang—termasuk kamu barangkali—berduyun-duyun ke sana.
Tapi, sebelum ke sabana pas musim kemarau, ada baiknya kalau kamu baca dulu beberapa hal berikut:
1. Jangan sekali-sekali melakukan hal-hal yang bisa menyulut api
Rumput-rumput di sabana meranggas pas musim kemarau. Saking keringnya, sedikit gesekan saja mungkin bisa menyulut api. Akibatnya, padang rumput yang indah itu bisa habis seketika dilalap si jago merah. Contohnya udah banyak, Sob. Dari tahun ke tahun pasti ada saja berita soal sabana yang terbakar.
Makanya, buat menghindari kebakaran, jangan sekali-sekali melakukan hal-hal yang bisa menyulut api pas kamu main ke sabana musim kemarau, misalnya membuang puntung rokok sembarangan, bikin api unggun, dll.
2. Setelah “sunrise” dan sebelum “sunset” adalah momen-momen paling dramatis
Jauh-jauh main ke sabana, pastilah yang kamu cari pemadangannya. Nah, supaya kamu bisa melihat pemandangan maksimal, datanglah ke sana pas golden hours setelah sunrise atau sebelum sunset.
Di waktu-waktu itu, sabana bakal kelihatan dramatis banget. Kenapa? Soalnya rumput-rumput yang bergoyang itu akan disinari cahaya matahari berwarna keemasan. Syadu banget deh pokoknya.
3. Bisa motret “milky way”
Jangan buru-buru pulang dari sabana begitu matahari hilang di balik cakrawala. Soalnya, nggak lama setelah matahari tenggelam, bintang-bintang bakalan bermunculan di langit yang bersih minta ampun. Nah, kalau suka motret milky way, inilah saatnya buatmu untuk memasang tripod, ngutak-atik setting kamera, dan mengarahkanya ke langit.
Supaya enak, jangan lupa siapkan bekal makanan dan minuman ringan dari rumah. Kalau nggak mau kedinginan—karena di musim kemarau malam bakal terasa jauh lebih dingin—jangan lupa membungkus dirimu dengan pakaian penghangat, minimal pakai kemeja lengan panjang.
Jadi, selamat melancong ke Sabana, Sob!
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.
Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.