
Desa Wonokitri adalah satu dari empat pintu masuk resmi menuju Gunung Bromo. Secara geografis desa ini terletak di Kabupaten Pasuruan dan merupakan desa terakhir sekaligus paling dekat dengan Penanjakan 1 Gunung Bromo—salah satu sunrise point terbaik di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Hal tersebutlah yang membuat nama Wonokitri tidak akan bisa lepas ketika membicarakan Gunung Bromo. Bagi sebagian wisatawan maupun tour agent, tentu saja sudah tidak asing lagi mendengar Wonokitri. Sebab, jika berkunjung ke Bromo via Pasuruan, pastilah melewati desa ini. Bahkan tak jarang dari mereka memilih bermalam atau sekadar rehat sejenak sebelum naik menikmati momen matahari terbit Bromo yang terkenal itu.
Namun, di balik ramainya wisatawan yang singgah di sini, ternyata Wonokitri juga menawarkan aktivitas wisata lain yang bisa dinikmati. Tingginya wisatawan yang berkunjung kemudian membawa respons sebagian masyarakat Wonokitri untuk mengembangkan pariwisata di desanya. Di antaranya pengembangan beberapa paket wisata yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat, pelestarian alam dan budaya mereka. Hal inilah yang menjadikan lahirnya alternatif kegiatan wisata yang bisa dilakukan di Wonokitri, selain hanya transit sebelum menuju Bromo.
Belajar Edelweis di Taman Edelweiss Wonokitri
Kehidupan masyarakat Tengger yang mendiami Desa Wonokitri sangat erat dengan edelweis atau lebih dikenal dengan bunga abadi. Nilai filosofis yang dipercaya terkandung dalam bunga tersebut, menjadikan edelweiss kerap muncul dalam upacara adat mereka. Di sisi lain, minat wisatawan terhadap bunga ini juga cukup tinggi.
Kedua fenomena itu kemudian disadari masyarakat Wonokitri, bahwa kebutuhan akan bunga edelweis ini cukup tinggi. Lewat kesadaran itulah mereka berusaha mengkonservasi edelweis secara ex-situ, yang kemudian berkembang menjadi sebuah daya tarik wisata berupa Taman Edelweiss sejak 2018. Hingga saat ini, Wonokitri menjadi satu-satunya desa yang memegang izin tangkar edelweis di Indonesia.
Melalui Taman Edelweiss, kalian bisa belajar bagaimana bunga abadi ini dirawat mulai dari pembibitan hingga proses memanen bunga. Tentu saja kalian juga dapat belajar arti mendalam edelweis bagi masyarakat Tengger, khususnya Wonokitri.
Sebenarnya, program edukasi edelweis tidak lahir baru-baru ini. Berdasarkan beberapa diskusi dengan para pengelola Taman Edelweiss, terungkap bahwa program ini sudah ada sejak Taman Edelweiss berdiri.
Dengan biaya sekitar 170.000—400.000 rupiah per orang (tergantung jumlah rombongan) untuk wisatawan Nusantara, kalian dapat menikmati program ini. Besaran biaya tersebut sudah termasuk biaya pemandu ekowisata, makan satu kali, bibit bunga edelweis beserta alat praktik penanamannya dan suvenir.
Kegiatan ini tidak hanya sebagai alternatif nilai tambah ekonomi dari konservasi yang diadakan. Program ini juga ditujukan sebagai pengenalan fungsi edelweis dalam ekosistem, serta pengenalan budaya Tengger hingga membentuk regenerasi yang peduli akan Edelweis, alam maupun budaya mereka.
Menikmati Lanskap Bromo dari Sisi Lain
Tentu sudah banyak yang mengetahui bahwa kawasan TNBTS memiliki lanskap yang menakjubkan. Kombinasi antara alam yang masih asri, udara sejuk, serta perkebunan sayur dan aktivitasnya membentuk pemandangan yang selaras. Akan tetapi, kombinasi tersebut sering kali hilang begitu saja, terutama saat terpaksa menghadapi kemacetan akibat antrean jip wisata yang berbondong-bondong menuju Bromo.
Melihat fenomena tersebut, pengelola pariwisata Desa Wonokitri mencoba menawarkan alternatif baru untuk menikmati Bromo dengan cara yang lain. Jika kebanyakan orang berkunjung ke Bromo untuk menikmati sunrise dan menaiki jip untuk ke sana, di Wonokitri kalian akan diajak menikmati sunset dengan cara jalan kaki ringan (trekking) menuju ke sunset point lewat jalur yang tidak biasa dilewati jip.
Meski program ini masih lebih baru dibandingkan dengan edukasi edelweis, tetapi jangan diragukan lagi pengalaman dan perjalanan yang akan kalian nikmati. Sepanjang perjalanan, kalian dapat melihat lebih dekat bagaimana para petani kentang beraktivitas, beberapa tumbuhan liar yang disakralkan masyarakat, bahkan ada juga yang masih tumbuh liar, disediakan oleh alam. Puncaknya adalah menikmati matahari terbenam dengan pemandangan Gunung Arjuno–Welirang.
Biaya menikmati paket wisata ini mulai dari Rp575.000 hingga Rp1.450.000 per orang, tergantung jumlah wisatawan. Harga tersebut berlaku untuk wisatawan domestik. Dengan biaya tersebut, kalian sudah bisa menikmati paket trekking ini dengan fasilitas mencakup pemandu ekowisata, tiket masuk TNBTS, makan satu kali, makanan ringan (snack) sebanyak dua kali, ojek wisata, serta transportasi shuttle untuk turun lagi ke desa.



Tur Keliling Desa Wonokitri
Terinspirasi dari salah satu upacara adat Wonokitri, Semeninga, program keliling kampung ini lahir menjadi salah satu paket wisata yang ditawarkan pengelola pariwisata Desa Wonokitri. Upacara Semeninga adalah sebuah ritual wajib sebelum kegiatan adat maupun keagamaan dilaksanakan. Pada pelaksanaannya, upacara ini dilakukan dengan berkeliling desa menuju tempat-tempat sakral untuk tujuan pemberitahuan kepada leluhur mereka, bahwa akan diadakan sebuah kegiatan.
Meski terdengar cukup sederhana atau hanya berkeliling kampung, tetapi program ini menawarkan kesan berbeda. Melalui paket wisata walking village ini, kalian akan diajak melihat bagaimana masyarakat Wonokitri hidup berdampingan dan menghormati leluhurnya. Selain itu, sepanjang perjalanan kalian dapat melihat beberapa titik penting yang disakralkan oleh masyarakat Tengger Wonokitri, seperti Keramatan yang dipercaya sebagai petilasan Mbah Teja Sari (sosok yang membuka Desa Wonokitri). Kalian juga bisa melihat langsung aktivitas di perkampungan dengan berbagai macam keunikannya.
Program keliling kampung ini bisa kalian nikmati dengan harga berkisar Rp115.000–350.000 (tergantung jumlah rombongan), dan masih untuk wisatawan Nusantara. Harga paket tersebut sudah termasuk biaya pemandu ekowisata, sekali snack, suvenir dan tiket masuk Taman Edelweiss.


Sejumlah aktivitas tur desa/Achmad Wildan Achyar
Cara Menikmati Paket Wisata di Wonokitri
Sebagai informasi tambahan, paket-paket tersebut sepenuhnya dikelola oleh masyarakat lokal Wonokitri, khususnya melalui unit bisnis di bawah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Program ini merupakan bentuk pengembangan dari Taman Edelweiss yang terlebih dulu ada, serta telah menjadi daya tarik wisata di bawah pengelolaan masyarakat lokal yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan (KTH) Hulun Hyang.
Untuk kalian yang tertarik berlibur ke Desa Wonokitri dengan salah satu paket yang ada, kalian dapat mendapatkan segala informasinya detailnya melalui akun Instagram Desa Edelweiss Wonokitri. Atau melalui nomor Whatsapp administrator Desa Wisata Edelweiss Wonokitri: 0822-2983-3757. Dan bagi kalian yang sudah berada di Desa Wonokitri, bisa langsung menuju ke Taman Edelweiss di Jl. Sekar Sari, Wonokitri, Kabupaten Pasuruan.
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.