Biasanya apa yang terbersit ketika nama Balikpapan disebut? Kalau saya tanyakan itu pada teman-teman, biasanya yang muncul adalah kata laut, hutan, multi-etnis. Dan tahukah kamu bahwa ketiga hal tersebut berpengaruh besar pada ciri kuliner di Balikpapan.
Kota Balikpapan terletak di pesisir timur Kalimantan, sehingga kita bisa melihat dan menikmati pantainya kapan saja. Saya menyebut Balikpapan itu Kota Vila alias vinggir laut. Wisata laut dan pantai memang mendominasi di sini. Karena itu pula kulinernya sangat erat kaitannya dengan hasil laut dan sentra kulinernya pun banyak yang berada di pinggir laut.
Kepiting
Siapa yang tak suka binatang bercangkang dan bercapit ini. Jenis kepiting sebenarnya bermacam-macam. Di Balikpapan yang terkenal untuk disantap adalah kepiting soka dan kepiting kenari. Tempat kulinernya ada di RM Dandito dan RM Kepiting Kenari. Olahannya juga macam-macam, tidak lagi hanya sekadar diolah dengan lada hitam dan saus istimewa. Bahkan sekarang sudah peyek kepiting yang terkenal yang menjadi khas Balikpapan. Selain yang sudah disebutkan tadi masih banyak lagi olahan kepiting lainnya yang dijamin menggoyangkan lidah.
Bandeng Tanpa Duri
Ikan yang sepanjang hidupnya pindah-pindah dari laut, tempat-tempat berair payau, dan kembali ke laut lagi kalau sudah dewasa ini jadi oleh-oleh khas Balikpapan yang sayang untuk dilewatkan. Eh, tapi bandeng tanpa duri di sini tidak sama dengan bandeng yang dimasak dengan uap air bertekanan tinggi itu. Bandeng tanpa duri adalah hasil cabut duri alias hasil mempreteli tulang ikan bandeng.
Kamu pasti tahu ‘kan kalau ikan Bandeng itu banyak banget durinya, bikin males masak. Nah, cabut duri adalah teknik mencabuti satu per satu tulang ikan bandeng dengan cara mempelajari anatomi bandeng. Huaaa, apa nggak capek tuh? Awalnya memang butuh kesabaran dan memakan waktu. Tapi, makin sering melakukannya akan melahirkan kemahiran. Tapi tenang, selaku konsumen pastinya kita tidak diminta untuk mencabut duri ikan bandeng. Cukup nikmati saja kerenyahan dan kegurihan ikan bandeng tanpa duri yang nggak pake lama kalau dipesan di RM Torani Balikpapan.
Aneka Seafood
Tidak hanya kepiting dan bandeng yang jadi ciri khas kuliner di Balikpapan. RM bertema seafood juga merajai kota ini. Duduk-duduk memandangi sunset sembari menikmati udang goreng atau ikan bawal sering jadi incaran wisatawan lokal bahkan asing. Termasuk saya, penduduk lokalnya.
Satu lagi yang seru di Balikpapan adalah keberagaman etnisnya. Di kota ini, hampir semua etnis dan ras ada. Saya malah bertanya-tanya suku apa yang belum ada di Balikpapan, ya? Karena itulah Balikpaan dikenal sebagai kota yang heterogen dan, oleh sebab itu, kuliner di Balikpapan yang menjadi khasnya pun amat sangat beragam.
Nasi Kuning
Dulu sekali, mungkin nasi kuning hanya ada saat acara tertentu atau istimewa saja. Namun sekarang di Balikpapan kita bisa makan nasi kuning setiap hari. Setiap pagi atau setiap sarapan. Tidak perlu repot-repot mendatangi RM khusus untuk menikmatinya. Setiap pagi penjual nasi kuning bertebaran di pinggir jalan. Bahkan sekarang ada nasi kuning malam, yang biasanya buka dari pukul 9 malam hingga subuh. Wah, saya pikir mungkin setelah ini ada nasi kuning 24 jam.
Soto Banjar
Tahukah kamu bahwa soto dan sop bagi orang Balikpapan itu berbeda? Soto harus memakai ketupat atau lontong, sedangkan sop pastilah memakai nasi. Keberadaan soto dan lontong ini sangat dipengaruho oleh kebudayaan Banjar karena banyak sekali orang-orang Banjar tinggal di Balikpapan. Makanan khas Banjar sendiri menjadi khas pula di Balikpapan, yaitu soto banjar. Warung soto banjar yang terkenal di Balikpapan adalah Soto Banjar Kuin. Soto banjar merupakan potongan ketupat berkuah daging ayam kampung dengan suwirannya, telur rebus, perkedel kentang, soun, taburan bawang merah, dan seledri. Saya suka sekali menikmatinya, terutama di saat cuaca dingin begini. Tapi ingat, kalau mau pesan tanpa ketupat atau mau diganti nasi saja, namanya berubah lho bukan lagi soto banjar, tapi sop banjar.
Coto Makassar
Ini dia! Soto paling istimewa se-Indonesia. Yang paling fenomenal di antara ragam soto mana pun. Kalau soto banjar maunya pakai ketupat, soto yang lain maunya pakai santan, dan ada pula yang pakai kecambah, soto ini lain. Cuma soto ini yang maunya pakai “C.” Ya, huruf C, bukan S. Dan itulah yang membuatnya jadi berbeda—coto. Bercanda.
Coto makassar, sama seperti soto banjar, sangat erat kaitannya dengan keberadaan etnis bugis di Balikpapan. Kuliner ini pun juga menjadi ciri khas Kota Balikpapan yang dinikmati tak hanya oleh wisatawan namun juga penduduk lokal seperti saya. Di Balikpapan sendiri ada singkata CM (coto makassar). Tempat-tempat menyantap coto makassar yang direkomendasikan antara lain CM Klandasan, CM H. Judding, H. Isna, dan RM Nurjaya-Miki.
Gudeg
Seantero Indonesia pasti sudah tahu gudeg berasal dari mana. Yap, benar sekali, Jogja. Bukan Balikpapan. Tapi kuliner yang satu ini laris manis di Balikpapan. Salah satunya ada Gudeg Pawon Bunda’qu. Biar kata penjualnya asli Balikpapan, rasa gudegnya semanis orang Jogja. Kuliner ini juga jadi incaran orang Balikpapan.
Bubur Ayam Samarinda
“Hah, bubur berkuah?” Begitu kata teman saya ketika pertama kali tahu bubur ayam samarinda. Dalam benaknya, bubur hanya nasi lunak yang punya cita rasa. Memang yang membedakan bubur ayam samarinda dengan bubur ayam lain adalah kuahnya yang sebenarnya hampir mirip dengan soto banjar. Bedanya, bubur ayam samarinda ditambah taburan tomat segar dan hati goreng. Kenikmatan bubur ayam samarinda bisa dirasakan di daerah Gunung Sari, Balikpapan.
Bubur Ayam Bandung
Kalau tadi audah disebutkan bahwa bubur ayam samarinda berkuah, bubur ayam yang ini tidak. Rasa buburnya sudah gurih dan ditambahi taburan kedelai goreng yang menurut saya unik dan menggugah selera. Bubur ayam bandung yang terkenal di Balikpapan antara lain Bubur Ayam Bandung Sawargi, RM Lembur Kuring Kang Rudy, Bubur Ayam Bandung Nusasari milik Kang Hudun.
Ngomongin masakan berat sudah. Gimana kalau kita lanjut ngobrolin makanan pendamping lembur. Eh, maksudnya snack dan kudapan gitu.
Amplang
Ada yang mau makan kuku macan? Jangan merinding dulu. Kuku macan yang ini nggak-pakai-seram-tapi-pakai-garam. Namanya kuku macan, karena bentuknya seperti kuku yang lebih besar dari kuku biasa. Tapi sebenarnya ini adalah amplang, kudapan renyah gurih layaknya kerupuk, dengan tekstur lebih tebal dan bercampur rasa ikan. Setahu saya ikan yang dipakai dalah tenggiri, belida/pipih, namun ada pula yang menggunakan ikan bandeng yang rasanya tetap sama nikmatnya.
Bingka
Tahu kue lumpur? Yah, kira-kira mirip seperti itulah kue bingka ini. Bingka yang terkenal di Balikpapan adalah bingka kentang.
Hamparan Tatak
Disebut juga “amparan tatak,” kue ini adalah sejenis kue basah layaknya bingka atau kue talam. Saya kira penyebutannya karena dihampar dan ditatak (dipotong) karena memang demikianlah cara menyajikannya. Kue ini campuran tepung dan pisang yang diolah sedemikian rupa hingga rasanya manis dan lembut. Konon, hanya suku Banjar yang mampu memasak amparan tatak yang enak. Makanan ini seringkali dijual bersama-sama dengan kue sari muka lakatan, sari pengantin, putri salat dan rangka susun. Semuanya disajikan dengan cara yang sama, dan sekali coba rasanya yang lembut manis itu. Susah untuk tidak mencomotnya lagi.
Pisang Gapit
Pisang gapit adalah pisang yang dijepit kemudian dibakar, lalu diberi saos gula merah dan santan kental gurih yang sudah ditaburi potongan nangka masak. Enak nian rasanya.
Nah, itu dia aneka khas kuliner di Balikpapan. Sangat amat beragam bukan? Saya tentu bersyukur tinggal di kota dengan kuliner yang beragam. Semua ini dapat kita nikmati bila di Balikpapan. Coba saja mampir dan telusuri kota ini.