Ilustrasi nggak hanya melulu soal keindahan atau estetika. Bagus atau enggaknya ilustrasimu juga ditentukan sama seberapa kuat karyamu itu mewakili sesuatu yang pengen kamu—atau klienmu—sampaikan.
Makanya seorang ilustrator perlu banget punya kemampuan menerjemahkan narasi atau cerita ke dalam bentuk-bentuk visual. Nggak gampang memang. Kamu perlu membiasakan diri lewat proses yang panjang, penuh trial and error, buat mengasah skill itu.
Kalau kamu sabar, lama-lama kamu bakal menemukan caramu sendiri, yang unik, dan yang akan bikin kamu beda dari ilustrator-ilustrator lain.
Masalahnya, nggak semua orang bisa melewati proses itu sendirian. Sebagian perlu mentor buat membimbing mereka belajar menerjemahkan narasi menjadi ilustrasi. Nah, kalau kamu merasa masuk kelompok yang kedua itu, Kelas Kreavi “Editorial Illustration” cocok banget buat kamu.
Belajar menerjemahkan narasi menjadi ilustrasi di Kelas Kreavi
Dalam Kelas Kreavi edisi Editorial Illustration, kamu berkesempatan buat menggali ilmu dari dua ilustrator keren, yakni Yorris Handoko (vector illustrator) dan Sendi Siswadi (digital painting illustrator).
Mereka bakal blak-blakan ngebahas proses penerjemahan cerita, narasi, ataupun brief proyek ke dalam ilustrasi—termasuk tips dan trik yang berguna. Kamu bisa ngintip prosesnya dari hulu hingga hilir, dari ide sampai jadi karya yang layak buat dipajang di mana-mana.
Jadi, selain buat ilustrator yang udah punya portofolio, workshop ini juga cocok buat kamu yang pengen memulai karir sebagai ilustrator. Ini bakal jadi pengalaman berharga banget buat kamu. Jarang-jarang lho ada ilustrator profesional yang mau buka-bukaan soal proses kreatifnya.
Kelas Kreavi edisi Editorial Illustration ini bakal diadakan hari Minggu, 26 Agustus 2018, pukul 13.00-17.00 WIB. Lokasinya di ruang & tempo, Gedung Tempo Lantai 8, Jl. Palmerah Barat No. 8, Jakarta. Biaya pendaftarannya Rp 300 ribu.
Karena jumlah pesertanya terbatas, cuma 20 orang, kalau kamu berminat buat ikut langsung saja daftar sekarang di bit.ly/kelasilustrasi.
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.
Header: pexels.com/Lum3n.com
Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.