Interval

Harapan Menuju Kota Aktif dan Tanpa Mobil Pribadi di Indonesia

Selama berpuluh-puluh tahun, kota-kota di Indonesia tumbuh dan berkembang ke arah yang salah. Peruntukan ruang-ruang kota kita cenderung hanya untuk mengakomodasi kendaraan bermotor, terutama kendaraan pribadi. Mobilitas di perkotaan tersebut akhirnya selalu terhubung dengan kendaraan bermotor. Kota makin sesak, polutif, dan tidak manusiawi. 

Kian banyak kendaraan bermotor yang memadati perkotaan, maka makin besar gelontoran sumber daya agar terus lancar wara-wiri di sekitar kota. Pelebaran jalan, pendirian jalan layang, dan pembuatan kantung-kantung parkir terus menjadi upaya utama untuk mengakomodasi bertambahnya populasi kendaraan pribadi.

Harapan Menuju Kota Aktif dan Tanpa Mobil Pribadi di Indonesia
Kemacetan lalu lintas yang jamak terjadi di kota-kota besar di Indonesia/Djoko Subinarto

Namun, alih-alih lancar, lalu lintas kota justru tambah ruwet. Itulah realitasnya. Dan ini sesungguhnya tidak boleh terus kita biarkan. Sudah saatnya kota-kota kita mulai diarahkan untuk kepentingan orang banyak, bukan kendaraan bermotor. Hal ini tampaknya mulai menjadi kesadaran oleh sejumlah pengelola kota, dalam hal ini pemerintah setempat. Mereka tak ingin kota terus “terjajah” oleh kendaraan bermotor.

Maka, beberapa pengelola kota belakangan ini mulai merancang kembali kota mereka. Tujuan pokoknya agar kota lebih bersih, sehat, manusiawi, dan berkesinambungan. Caranya yaitu dengan memperbesar ruang kota untuk mobilitas orang, sementara di sisi lain ada pembatasan bahkan peniadaan lalu-lintas kendaraan bermotor. Indonesia bisa belajar banyak pada program-program serupa dari kota-kota di dunia yang sudah berjalan.

Superblok di Barcelona

Harapan Menuju Kota Aktif dan Tanpa Mobil Pribadi di Indonesia
Ruang publik yang luas sebagai bagian program superblok di Barcelona via www.barcelona.cat/Barcelona City Council

Di Barcelona, Spanyol, dewan kota setempat mulai memperkenalkan sebuah program bernama “Superilla“ atau superblok. Program ini bertujuan untuk memberi akses lebih besar kepada pejalan kaki, pesepeda, dan orang-orang yang ingin sekadar menikmati ruang terbuka.

Lewat Superblok, dewan Kota Barcelona mengubah kawasan, yang mulanya terdiri dari sembilan blok menjadi satu superblok yang tertutup dari lalu lintas kendaraan. Hanya mobil-mobil dengan kebutuhan khusus yang boleh masuk ke wilayah itu. Kecepatannya pun wajib di bawah 10 kilometer per jam.

Adapun mobil-mobil lainnya harus parkir di ruang bawah tanah. Berkat program ini, sejumlah perempatan yang sebelumnya padat dengan kendaraan kini menjadi lengang. Orang-orang lebih leluasa berlalu-lalang.

Salvador Rueda adalah orang yang mendesain superblok, yang memang sejak lama bercita-cita ingin menanggulangi persoalan polusi dan membuat ruang-ruang publik baru di kawasan kota. Sejauh ini, Barcelona sudah membangun enam superblok. Ke depan, kota yang terkenal dengan festivalnya tersebut berencana membuat lebih dari 500 kawasan superblok lainnya.

Upaya Netral Karbon di Brussels

Harapan Menuju Kota Aktif dan Tanpa Mobil Pribadi di Indonesia
Seorang kurir surat mengantarkan parsel dan surat dengan sepeda di Brussels via Brussels Times/Bpost Group

Strategi lain dilakukan oleh pengelola Kota Brussels, Belgia, yang telah memastikan pelarangan mobil berbahan bakar diesel mulai tahun 2030 dan bensin pada tahun 2035. Hal ini sebagai bagian dari upaya memenuhi tujuan netral karbon pada tahun 2050.

Larangan tersebut juga akan berlaku untuk kendaraan yang menggunakan bahan bakar lainnya, seperti gas alam terkompresi, gas alam cair, dan hibrida. Brussels menargetkan kebijakan ini berjalan mulai tahun 2035.

Di ibukota Belgia itu pemberlakuan larangan skuter diesel juga akan berlangsung mulai tahun 2025, sedangkan skuter bensin tiga tahun setelahnya. Adapun sepeda motor masih akan diizinkan hingga tahun 2035.

Berdasarkan catatan Reuters, segala jenis transportasi yang melintas di jalan bertanggung jawab atas 30% dari total emisi karbon dioksida di wilayah Brussel. Maka dengan rencana pelarangan kendaraan bermotor, otoritas di Brussel berharap dapat membantu mencegah 100 hingga 110 kematian dini per tahun akibat polusi udara. Selain itu juga diharapkan membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dari transportasi sebesar 65% hingga 75% pada tahun 2030 mendatang.

Konsep “Kota 15 Menit” di Paris

Harapan Menuju Kota Aktif dan Tanpa Mobil Pribadi di Indonesia
Paris adalah salah satu kota yang cenderung menyediakan berbagai fasilitas publik berada dalam jarak berjalan kaki via Wikipedia/David Mapletoft

Sementara itu di Prancis, yang merupakan negara tetangga Belgia, pengelola ibu kota di Paris mengupayakan untuk mewujudkan program “Kota 15 Menit”. Artinya, semua kebutuhan penduduk dapat mereka temukan dalam jangka waktu 15 menit dengan berjalan kaki atau mengayuh sepeda. Konsep ini merupakan bagian dari strategi menuju kota bebas mobil.

Guna mewujudkan hal tersebut, saat ini sebagian besar bantaran sungai Seine telah melengkapi diri dengan jalur pejalan kaki. Lalu jaringan jalur sepeda di Paris juga mengalami perluasan. Adapun area hijau maupun trotoar baru terus ditambah dengan mengubah lahan-lahan yang sebelumnya berfungsi sebagai tempat parkir.

Tak hanya itu. Saban hari Minggu pertama setiap bulan, pemerintah setempat menggelar program kawasan bebas mobil di 10 area pusat kota Paris yang padat. Salah satunya di Champs Élysées. Sejak Agustus 2021 lalu, otoritas kota Paris memperkenalkan aturan batas kecepatan kendaraan 30 kilometer/jam di sebagian besar pusat kota untuk meningkatkan kualitas udara.

Pada awal 2024 mendatang, Paris berencana melarang kendaraan pribadi dari jantung kota itu demi mengurangi polusi dan kebisingan. Perkecualian tentu saja berlaku untuk kendaraan penduduk setempat, penyandang disabilitas, angkutan umum, kendaraan logistik, dan kendaraan layanan khusus warga.

Tak ingin ketinggalan, pemerintah kota New York, Amerika Serikat, juga meluncurkan program “Inisiatif Bebas Mobil New York”. Selain membuat zona permanen khusus bagi para pejalan kaki di kawasan-kawasan paling terkenal, seperti Times Square, Herald Square, dan Madison Square Park, kota ini telah melarang mobil memasuki jalan-jalan di kawasan Central Park, yang rata-rata menerima sekitar 42 juta pengunjung setiap tahun.

Saatnya Berubah

Harapan Menuju Kota Aktif dan Tanpa Mobil Pribadi di Indonesia
Sepeda-sepeda dan penggunanya harus lebih mendapat prioritas dibandingkan kendaraan bermotor pribadi lainnya di kawasan perkotaan/Djoko Subinarto

Gebrakan-gebrakan para pengelola kota di mancanegara tersebut, yaitu dengan mengupayakan pembatasan kendaraan bermotor di kawasan perkotaan, agaknya layak menjadi bahan kajian dan pertimbangan para pemerintah kota di negara ini.

Pemerintah kota di Indonesia perlu mengarahkan masa depan kotanya menuju kota aktif, yaitu ketika mobilitas orang mendapatkan prioritas lebih ketimbang mobilitas kendaraan bermotor pribadi. Infrastruktur untuk transportasi publik, pejalan kaki, dan pesepeda wajib menjadi aspek terdepan, sementara pembatasan bahkan pelarangan kendaraan bermotor pribadi untuk rute atau kawasan tertentu, pemerintah kota setempat perlu mulai memetakan dan secara berangsur mengimplementasikan di masa depan.

Kota-kota di Indonesia perlu segera berubah. Tujuannya tidak lain agar lebih bersih, sehat, manusiawi, dan lebih berkelanjutan.

Referensi:

Hu, Winnie. 2019. Major Traffic Experiment in N.Y.C.: Cars All but Banned on Major Street.
Porter, Jon. 2022. Parisian Car Ban Now Planned for 2024.
Roberts, David. 2019. Barcelona Wants to Build 500 Superblocks. Here’s What It Learned from the First Ones.
Strauss, Marine. Brussels Region to Ban Diesel Cars by 2030, Petrol Cars by 2035.
Verkade, Thalia & Brömmelstroet, Marco te. 2022. The Big Idea: Should Cars Be Banned from Cities?


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Penulis lepas dan blogger yang gemar bersepeda.

Penulis lepas dan blogger yang gemar bersepeda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Worth reading...
Kenapa Kabut Senja Tak Lagi Jatuh di Sukarame?