Itinerary

“Dos and “Don’ts” dalam Fotografi Drone

Menerbangkan drone barangkali memang seru. Tapi di balik segala keseruannya, seorang penerbang drone pasti juga deg-degan setiap kali terbang; ini adalah hobi mahal. Kesalahan sedikit saja dalam bermanuver di udara barangkali akan berakibat fatal. Jika sebelumnya TelusuRI memberikan “5 Tips Biar Main Drone Makin Asyik,” sekarang coba simak Dos and Dont’s dalam fotografi drone yang juga TelusuRI dapat dari Rendy Cipta Muliawan.

1. Selalu perhatikan performa perangkat fotografi drone

Penting untuk secara rutin memeriksa keseluruhan bagian drone, dari yang kecil-kecil seperti baut hingga propeller alias baling-baling. Perhatikan detail, misalnya jika ada bagian yang longgar, sebab seringkali permasalahan muncul justru dari hal-hal kecil seperti itu. Selain itu, hindari juga untuk memaksa drone terbang secara maraton. Berikan jeda waktu sesaat supaya suhu komponen-komponen drone menjadi dingin kembali. Agar terhindar dari gangguan sinyal akibat interferensi dari luar, rutinlah mengkalibrasi dronemu.

Bukit Campuhan Ubud/Syukron

2. Pahami regulasi tentang drone dari pemerintah ataupun lokal

Penggunaan drone mulai dianggap serius oleh beberapa negara—ingat kejadian seorang napi di Penjara Dartmoor yang menyelundupkan barang ke penjara dengan drone? Jangan nekat, deh, menerbangkan drone di daerah-daerah terlarang seperti di kawasan kenegaraan, zona militer, atau bandara. Supaya lebih aman, cari tahu wilayah-wilayah di mana kamu bisa melakukan fotografi drone dan diperbolehkan terbang. Fly Safe!

3. Keselamatan adalah hal mutlak

Salah satu hal yang bisa menyelamatkanmu ketika dihadapkan pada situasi yang tidak terduga adalah sikap disiplin. Biasakanlah untuk memiliki alur kerja yang teratur, sebab selain alasan keselamatan, disiplin adalah sebuah kualitas penting untuk dimiliki oleh seseorang. Hindari terbang di atas kerumunan orang dan jalan raya. Perhatikan lingkungan sekitar dan lakukan observasi lapangan sebelum melakukan pengambilan gambar. Pastikan tidak ada benda yang menghalangi pandangan terhadap drone seperti gedung, pohon, serta kabel listrik.

4. Tanggap dan tenang

Karena semua benda yang terbang melawan hukum gravitasi, akan selalu ada kemungkinan bagi drone untuk mengalami kecelakaan. Namun jangan jadikan itu sebagai alasan untuk tidak waspada dan berpuas diri. Semakin tinggi jam terbangmu, akan semakin mahir pula kamu menerbangkan drone, dan semakin jago pula kamu mengantisipasi atau menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang mungkin muncul saat dronemu melayang-layang di udara—kamu jadi semakin tanggap. Salah satu hal yang akan memperburuk keadaan saat masalah menerjang adalah rasa panik. Tapi tenang saja, semakin sering kamu menerbangkan drone, semakin banyak jam terbangmu, rasa panik itu lama-kelamaan akan hilang.

fotografi drone di Kilometer Nol Yogyakarta

Kilometer Nol Yogyakarta/Syukron

5. Jalin relasi dengan sesama pengguna drone

Salah satu caranya adalah bergabung dengan komunitas drone. Semakin banyak kamu berinteraksi dengan sesama penerbang drone, semakin banyak pula cerita-cerita yang kamu dapat dari pengalaman-pengalaman orang lain menerbangkan drone. Maka akan semakin kaya pula ilmu drone kamu. Suatu saat mungkin saja pengalaman mereka akan bisa kamu pakai dalam menyelesaikan permasalahan yang kamu hadapi. Selain itu, kalau sewaktu-waktu kamu berada dalam keadaan darurat, akan semakin mudah pula bagimu untuk mendapatkan bantuan kapan pun dan di mana pun.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *