Baru beberapa hari yang lalu di Yogyakarta diadakan acara bagi-bagi kopi gratis buat memperingati Hari Kopi Internasional. Ribuan orang rela antre lama-lama buat bisa menyeruput secangkir kopi hitam yang diracik sama ratusan barista.
Soal kopi, Indonesia bukanlah anak bawang. Usaha buat menanam kopi secara sistematis pertama kali dilakukan di wilayah Indonesia, yang dulu bernama Hindia-Belanda sekitar paruh pertama abad ke-18. Ketenaran Indonesia sebagai produsen kopi—dulu—barangkali cuma bisa dikalahkan sama Yaman… dan Ethiopia yang disebut-sebut sebagai kampung halaman kopi. Sejak itu, kopi ditanam di banyak tempat di Indonesia.
Nah, ini 11 destinasi tempat kamu bisa menemukan perkebunan kopi:
1. Gayo
Gayo bukanlah kota atau kabupaten, melainkan sebuah dataran tinggi di punggung Bukit Barisan yang terletak di Aceh. Dataran Tinggi Gayo lumayan luas, mencakup tiga kabupaten, yaitu Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues.
Wilayah ini dikenal sebagai salah satu produsen kopi arabika terbesar di Indonesia. Kalau main ke sini, jangan lupa buat mampir ke perkebunan kopi pertama di Tanoh Gayo, yakni Beleng Gele yang letaknya nggak seberapa jauh dari Kota Takengon. Kamu bisa pergi ke sini via Banda Aceh atau Medan.
2. Mandailing
Pernah memesan kopi mandheling? Terus kamu coba cari di google maps: “Mandheling”—nggak ketemu. Mungkin kamu keliru memasukkan kata kunci. Mandheling itu adalah ejaan orang Eropa bagi Mandailing, sebuah wilayah di Sumatera Utara yang juga dihuni oleh kelompok subetnis Batak bernama Mandailing.
Kopi arabika mandailing ditanam di wilayah Mandailing (yang sebagian di antaranya sekarang masuk ke dalam Kabupaten Mandailing Natal). Kalau mau ke sini, kamu bisa naik bis, entah dari Medan atau Padang.
3. Lintong Nihuta
Kopi lintong ternyata bukan nama varietas kopi, tapi merk dagang dari kopi-kopi yang ditanam di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Biji-biji kopi lintong berasal dari Kecamatan Lintong Nihuta, Dolok Sanggul, Paranginan, Pollung, dan Onan Ganjang.
Kabupaten Humbang Hasundutan ini berada di pinggir Danau Toba. (Jadi, kalau ke sini, kamu bisa sekalian main-main ke danau terbesar di Indonesia itu!) Bisa ditebak kalau hawanya lumayan dingin. Kecamatan-kecamatan itu berada di ketinggian antara 1000-1600 mdpl—cocok sekali buat menanam kopi arabika.
4. Solok
Sebelum dimekarkan pada dekade 70-an dulu, hanya ada Kabupaten Solok. Setelah pemekaran, Solok terbagi dua, yakni Kabupaten Solok dan Kota Solok. Seperti halnya Toraja, Solok juga adalah kota dingin yang terletak di lembah Bukit Barisan. Danau Singkarak—kalau kamu pernah dengar namanya—terletak sekitar 15-30 menit perjalanan dari Kota Solok.
Solok bisa dicapai lewat jalur darat dari Ibukota Provinsi Sumatera Barat, yaitu Padang. Kalau kamu biasa mabuk perjalanan, siapkan obat anti-mabuk sebab dari Padang kamu akan lewat jalan yang lumayan ekstrem, naik-turun bukit melewati jurang-jurang Sitinjau Lauik yang legendaris.
5. Pagaralam
Cuma setengah hari perjalanan dari Palembang, kamu akan tiba di Kota Pagaralam. Kota ini sejuk dan asri. Banyak kebun teh. Dari sana kamu juga bisa menikmati keindahan Gunung Dempo yang menjulang. Konon, dulu kota ini adalah salah satu lokasi favorit orang Belanda Zaman Kolonial untuk plesir.
Hawa Pagaralam juga cocok buat kopi. Dan sekarang kopi pagaralam juga sudah banyak dipajang di kafe-kafe kekinian di kota-kota besar.
6. Banyuwangi
Kabupaten paling timur di Pulau Jawa ini juga adalah salah satu destinasi kopi. Coba deh kamu lihat-lihat toples-toples kopi di kafe. Cari tulisan “Kopi Ijen.” Nah, kopi ijen ini adalah salah satu kopi single origin dari Banyuwangi.
Tiap tahun, di Banyuwangi diadakan Festival Kopi Sepuluh Ewu di Desa Kemiren, Banyuwangi. Di sana kamu bisa—tentu saja—menikmati kopi, melihat eksebisi pengolahan kopi ala suku Osing (suku bangsa yang mendiami Banyuwangi), sekaligus mencicipi jajanan-jajanan tradisional yang khas. Biasanya, festival ini diadakan bulan November.
7. Kintamani
Kopi Kintamani juga banyak beredar di warung kopi. Buat kamu yang belum tahu, Kintamani adalah sebuah kecamatan indah di Kabupaten Bangli yang tersohor karena tiga hal: Danau Batur (disebut juga Danau Kintamani), Gunung Batur, dan ras anjing lucu yaitu kintamani (seperti dalam lagu Shaggy Dog).
Kamu harus cobain ngopi di pagi hari di salah satu dari banyak kafe atau restoran di pematang Danau Batur. Tentu saja sambil menikmati panorama Kintamani yang nggak ada duanya. Nah, perkebunan kopi tersebar di mana-mana di lereng pematang Danau Batur itu. Kintamani cuma terpaut sekitar 2 jam perjalanan dari Denpasar (kalau ditempuh pakai kendaraan pribadi).
8. Toraja
Iklim Toraja memang pas buat kopi. Anginnya tidak terlalu kencang, hawanya sejuk. Nah, sebelum kopi-kopi single origin lain dari Indonesia mulai mendunia, kopi toraja sudah jauh lebih dulu dikenal. Aroma kopi toraja seolah menjadi standar dari aroma kopi kelas premium.
Toraja bisa kamu capai dalam perjalanan semalam dari Makassar, Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Meskipun perjalanannya lumayan panjang, kamu pasti nggak bakal kecapekan sebab bis menuju Toraja rata-rata super eksekutif, seperti bis-bis dari Medan ke Banda Aceh.
9. Manggarai
Wilayah Manggarai mencakup areal yang luas di Pulau Flores. Semula cuma ada satu Manggarai di Flores. Tapi setelah pemekaran, jadi ada tiga Manggarai, yakni Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Barat, dan Kabupaten Manggarai Timur.
Salah satu kopi single origin Manggarai yang terkenal adalah kopi ruteng, yang ditanam di sekitar Ruteng, Ibukota Kabupaten Manggarai. Makanya, nggak usah heran kalau dalam perjalanan dari Labuan Bajo (Manggarai Barat) ke Ruteng kamu bakal melihat banyak petani yang sedang menjemur kopinya secara sederhana di pinggir jalan (kalau kamu datang di musim yang pas).
10. Bajawa
Kopi bajawa yang lumayan pahit juga sudah banyak beredar di warung atau kedai kopi di kota-kota besar. Bajawa, kota kecil di Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, berada kira-kira setengah hari perjalanan dari Labuan Bajo. Kota ini cuma bisa dicapai lewat jalur darat.
Terletak di ketinggian, kotanya dingin dan dihiasi banyak pohon cemara. Karena Bajawa minim polusi cahaya, jam 7 malam saja kamu sudah bakal bisa menyaksikan jutaan bintang di langit.
11. Wamena
Satu hal yang kamu perlu tahu sebelum jalan-jalan ke Wamena: jangan lupa bawa jaket. Kota terbesar di jantung Pegunungan Tengah Papua ini berada pada ketinggian 1800 mdpl. Jadi, tinggalkan saja kaos kutang bertuliskan “Bintang” dalam lemari. Dari Bandara Sentani Jayapura, kamu harus lanjut naik pesawat selama 45 menit naik pesawat kecil. (Berasa jadi Tintin!)
Ibukota Kabupaten Jayawijaya ini terkenal sebagai penghasil kopi arabika. Dari tahun 2008, kopi wamena sudah diekspor secara rutin ke Amerika Serikat. Karena terletak di lingkungan yang begitu mendukung untuk pertumbuhan tanaman kopi, Coffea arabica wamena ditanam secara alami alias organik!
Sebenarnya, selain tempat-tempat di atas, masih banyak lagi destinasi kopi di Indonesia. Mudah-mudahan 11 tempat itu bisa jadi pintu gerbang kamu buat menelusuri lebih banyak lagi destinasi kopi.
Jadi, mau ke destinasi kopi yang mana dulu, nih?
1 comment
[…] seni ukiran kayu tentu sudah tak asing lagi dengan suku Asmat. Mereka bermukim di Kabupaten Asmat, Papua, yang daerahnya penuh rawa. Sehari-hari, masyarakat Asmat berburu binatang dan meramu sagu. Tapi, […]