Wisata religi memang menjadi salah satu genre wisata minat khusus. Umumnya wisata ini cukup lekat dengan kegiatan menyejukkan batin maupun rohani dan tidak terlalu memfokuskan kepada urusan duniawi semata. Meski demikian, wisata religi tetap mendapatkan tempat sebagai pilihan wisata. Di Surabaya, Komplek Wisata Religi Sunan Ampel menjadi salah satu destinasi wisata religi para peziarah.
Warga asli Surabaya mengenalnya sebagai Komplek Masjid Ampel karena memang terdapat masjid besar yang berusia cukup tua dan memiliki rekam sejarah panjang di dalamnya. Jika kamu pernah melakukan wisata religi khususnya untuk napak tilas perjalanan Wali Songo di tanah Jawa, pastinya tidak asing dengan tempat ini. Namun ternyata, tidak hanya keberadaan Sunan Ampel—salah satu anggota Wali Songo—saja yang menjadi daya tarik tempat ini.
Bangunan Masjid Megah Berusia Tua
Di area komplek Wisata Religi Sunan Ampel terdapat sebuah masjid tua yang dikenal dengan nama Masjid Ampel. Masjid yang tergolong cukup besar ini menjadi salah satu masjid tertua di Kota Surabaya, bahkan menjadi salah satu masjid tertua di Provinsi Jawa Timur. Menurut penuturan beberapa orang, konon Masjid Ampel dibangun sejak abad ke-13 oleh Raden Rachmat, nama asli Sunan Ampel.
Sunan Ampel membangun masjid bersama para sahabat dan murid-muridnya kala itu dengan mengambil corak perpaduan arsitektur Jawa kuno dan meletakkan sentuhan gaya Timur Tengah di beberapa sudut bangunan masjid. Selain itu di beberapa bagian masjid terdapat tiang-tiang dari kayu jati, menambahkan kesan kuno pada bangunan masjid.
Setiap harinya masjid selalu ramai oleh para pengunjung baik mereka yang beribadah maupun para pengunjung yang sekedar ingin menikmati arsitektur klasik dari bangunan Masjid Ampel tersebut.
Makam Sunan dan Keluarga
Lazimnya tempat ziarah, area Komplek Wisata Religi Sunan Ampel memiliki beragam tempat ziarah yang tersebar di sekitar area Masjid Ampel. Lokasi ziarah utama yakni adalah tempat pemakaman Sunan Ampel beserta para keluarga dan muridnya. Lokasi makam ini berada tepat di belakang bangunan Masjid Ampel.
Sunan Ampel sendiri dikisahkan lahir di negeri Champa yang kini masuk wilayah antara negara Vietnam dan Laos. Beliau lahir pada tahun 1401 dan wafat pada tahun 1481, dimakamkan di area barat Masjid Ampel. Beliau dikenal sebagai salah satu Wali Songo yang turut andil dalam penyebaran islam di Nusantara khususnya di Pulau Jawa.
Selain makam Sunan Ampel, di sini juga terdapat beberapa makam lain dan makam pahlawan nasional. Salah satu pahlawan nasional yang dimakamkan di area Masjid Ampel adalah KH. Mas Mansyur. Beliau merupakan salah satu tokoh pergerakan nasional yang cukup aktif dalam dunia politik khususnya perpolitikan umat muslim kala itu. Makam beliau menjadi satu dengan makam dari Keluarga Gipo yang juga merupakan tokoh masyarakat dalam pergerakan umat Islam di Kota Surabaya.
Tidak jauh dari lokasi makam ini terdapat sebuah makam yang terbilang cukup unik, yakni sebuah makam dari seorang murid sekaligus marbot Masjid Ampel, Mbah Soleh. Fakta menariknya, Mbah Soleh dikisahkan meninggal sembilan kali. Hal inilah yang membuat makam beliau terdapat sembilan pusara di lokasi yang sama.
Sebuah makam dengan nama Mbah Sonhaji atau lebih dikenal dengan nama Mbah Bolong berdiri di samping kanan area makam Sunan Ampel. Semasa hidupnya, beliau dipercaya memiliki sebuah “karomah” atau kelebihan yang tidak bisa dinalar logika. Kelebihan beliau yakni mampu melihat Ka’bah di Kota Mekkah langsung dari Surabaya. Padahal pada masa itu hampir mustahil melihat langsung Ka’bah yang berjarak ribuan kilometer dari Kota Surabaya dengan mata telanjang.
Kisah ini diyakini juga menjadi salah satu penentu arah lokasi kiblat saat pembangunan Masjid Ampel. Sebenarnya, kemampuan Mbah Sonhaji dirasa cukup masuk akal karena beliau juga dikenal sebagai seorang nahkoda kapal yang sangat menguasai ilmu perbintangan.
Area Pasar yang Selalu Ramai
Di area komplek Wisata Religi Sunan Ampel juga terdapat dua pasar yang menjual beragam pernak-pernik ziarah dan kebutuhan umat islam. Mulai dari baju koko dan busana muslim, kitab-kitab dan Al-Qur’an. Ada juga beragam aksesoris khas Timur Tengah.
Tak hanya itu, beberapa pedagang menjual beragam makanan khas Surabaya seperti rujak cingur, lontong balap hingga kuliner khas dari Timur Tengah seperti nasi kebuli, kopi rempah, gule maryam, dan beragam kuliner lainnya.
Kapan-kapan, kamu tertarik berkunjung?
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan TikTok kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.