Interval

Adaptasi Kawasan Pesisir untuk Merespons Kenaikan Permukaan Laut

Skenario terburuk menghadapi kenaikan permukaan air laut—kini mencapai lebih dari dua meter—mesti dimasukkan ke dalam skema strategi adaptasi kawasan pesisir masa depan. Keputusan yang diambil sekarang terkait masalah ini akan menciptakan warisan untuk generasi mendatang.

Salah satu konsekuensi dari temperatur bumi yang terus memanas, sebagai buntut menumpuknya emisi gas rumah kaca, yaitu terus meningkatnya permukaan air laut. Bahkan, menurut para ahli, jika emisi gas rumah kaca berhenti pada esok hari sekalipun, permukaan air laut bakal terus merambat naik.

Berbagai kajian menunjukkan, sejak tahun 1880-an rata-rata permukaan air laut secara global telah naik sekitar 16–21 sentimeter. Setengah dari kenaikan tersebut terjadi selama tiga dekade terakhir.

Adaptasi Kawasan Pesisir untuk Merespons Kenaikan Permukaan Laut (Djoko Subinarto)
Warga berjalan di kawasan Pantai Rancabuaya, Garut, Jawa Barat/Djoko Subinarto

Peningkatan suhu bumi menjadi penyumbang terbesar (50 persen) kenaikan permukaan air laut sepanjang rentang tahun 1971–2018. Menyusul penyebab berikutnya adalah pencairan gletser (22 persen), pencairan lapisan es (20 persen), dan berubahnya penyimpanan air di daratan (6 persen).

Para ahli saat ini telah memiliki setidaknya dua skenario terkait meningkatnya permukaan air laut. Skenario pertama, jika peningkatan temperatur bumi di bawah 2 derajat Celcius, maka permukaan air laut dapat naik antara 36 hingga 126 senti pada tahun 2100. Adapun skenario kedua, yang merupakan skenario paling buruk, jika temperatur bumi meningkat hingga 5 derajat Celcius, maka kenaikan permukaan air laut dapat mencapai lebih dari dua meter pada 2100 mendatang.

Implikasi dari naiknya permukaan air laut tentu saja sangat mengkhawatirkan, khususnya bagi masyarakat pesisir. Jika skenario kenaikan permukaan air laut hingga mencapai lebih dari dua meter terjadi, maka bakal banyak kota pesisir dan pulau-pulau kecil yang tenggelam.

Adaptasi Kawasan Pesisir untuk Merespons Kenaikan Permukaan Laut (Djoko Subinarto)
Perubahan iklim sebabkan pula kemarau ekstrem/Djoko Subinarto

Dampak Besar untuk Segala Sektor

Selain menimbulkan ancaman eksistensial bagi kota-kota pesisir dan negara kepulauan, kenaikan permukaan laut hingga sekitar lebih dari dua meter juga akan melahirkan gelombang migrasi massal. Membawa implikasi secara ekonomi, lingkungan, dan hak asasi manusia (HAM), khususnya yang terkait dengan persoalan status migrasi. 

Terkait aktivitas wisata, kenaikan permukaan laut tentu saja akan berdampak pada sektor pariwisata pesisir. Buntut terjadinya banjir pesisir serta erosi pantai. Belum lagi gelombang panas yang akan meningkat menjadi lebih sering. Ini semua membuat banyak destinasi wisata pantai mungkin menjadi tempat yang tidak nyaman bagi wisatawan di masa depan.

Menurut Cities Climate Leadership Group (CCLG), sebagian besar migrasi terkait kenaikan permukaan air laut maupun bencana iklim akan terjadi di dalam lingkup domestik. Pergerakan di kawasan urban bakal mendominasi. Pasalnya, hampir 70–75 persen penduduk bumi di masa depan mendiami kawasan perkotaan. Jumlah yang dipastikan akan terus meningkat.

Hal tersebut sudah barang tentu harus benar-benar diantisipasi sejak sekarang. Skenario terburuk terkait kenaikan permukaan air laut mesti dimasukkan ke dalam bagian strategi adaptasi kawasan pesisir masa depan.

Bagaimanapun, kenaikan permukaan air laut lebih dari dua meter akan mengubah banyak wilayah pesisir di seluruh dunia. Sejumlah literatur menyebut, dengan kenaikan permukaan air laut lebih dari dua meter, terutama pada saat air laut pasang dan badai, akan mengakibatkan peningkatan banjir kronis dan risiko salinisasi lahan basah.  

Selain itu, kenaikan permukaan laut sebesar lebih dari dua meter akan meningkatkan erosi dan menyebabkan banjir permanen. Khususnya di daerah dataran rendah yang tidak terlindungi, yang sangat penting bagi pembangunan manusia dan ekosistem yang unik.

Adaptasi Kawasan Pesisir untuk Merespons Kenaikan Permukaan Laut (Djoko Subinarto)
Kenaikan permukaan laut mengancam aktivitas wisata maritim/Djoko Subinarto

Bagaimana harus merespons?

Lantas, bagaimana para pengelola kawasan pesisir dan pemangku kepentingan lainnya mesti merespons masalah-masalah tersebut?

Menurut Cozannet et al (2023), ada sedikitnya lima hal yang perlu dijadikan prioritas pihak-pihak tersebut sebagai upaya menghadapi skenario terburuk kenaikan permukaan air laut ekstrem di masa depan.

Pertama, menyiapkan landasan bagi upaya adaptasi. Ini meliputi meningkatkan kesadaraan dan literasi iklim masyarakat, memperkuat atau mendirikan lembaga dan mekanisme tata kelola pemerintahan, serta merangkul warga pesisir yang berisiko.

Kedua, menimbang risiko dan kerawanan dengan jalan memprioritaskan aset dan infrastruktur jangka panjang. Selain itu, memberi perhatian pada masyarakat pesisir, ekosistem, dan aktivitas warga pesisir yang paling rentan terdampak. Berikutnya yaitu mendorong terbangunnya komunikasi dua arah antara publik luas dan para pemangku kepentingan.

Ketiga, melakukan penilaian semua opsi adaptasi yang tersedia. Ini mencakup identifikasi semua opsi adaptasi secara menyeluruh, yang dibarengi dengan penilaian terkait fisibilitas, efektivitas maupun manfaat dari masing-masing opsi adaptasi berikut persepsi warga. Tak kalah pentingnya adalah melakukan antisipasi terkait migrasi ke daratan dari ekosistem pesisir.

Keempat, meningkatkan adaptasi dengan sejumlah langkah, antara lain memprioritaskan opsi-opsi yang memiliki manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan yang tinggi, yang selaras dengan nilai-nilai sosial budaya dan prioritas pembangunan, tetapi tetap membuka opsi-opsi lain. 

Kelima, memantau kemajuan adaptasi. Penting untuk terus memantau, mengkaji, dan mempelajari opsi adaptasi yang telah diimplementasikan sembari melakukan asesmen terkait tanda-tanda awal percepatan kenaikan permukaan air laut. Di saat yang sama, melakukan pemetaan kemajuan yang telah dicapai dan yang direncanakan pada jalur adaptasi untuk mengidentifikasi berbagai peluang dan hambatan.

Sementara kelima hal tersebut diupayakan, tambah Cozannet et al (2023), tindakan penting harus pula diambil saat ini, yaitu pengurangan emisi gas rumah kaca secara besar-besaran dan segera. Tujuannya untuk memperlambat kenaikan permukaan laut, membatasi amplitudo kenaikan permukaan laut dalam jangka panjang, serta memberikan lebih banyak waktu bagi kita semua untuk melakukan adaptasi.

Pada akhirnya, kita tidak mungkin mundur ke belakang. Kenaikan permukaan air laut adalah sebuah keniscayaan. Apa pun skenarionya, keputusan yang diambil sekarang akan menciptakan warisan untuk generasi mendatang, termasuk anak cucu kita.


Referensi:

Bamber, J. L., Oppenheimer, M., Kopp, R. E., and Cooke, R. M. (2019). Ice sheet contributions to future sea-level rise from structured expert judgment. PNAS. Diakses dari https://www.pnas.org/doi/full/10.1073/pnas.1817205116.
Becken, Susanne. (2016). Climate change impacts on coastal tourism. Coast Adapt. Diakses dari https://coastadapt.com.au/sites/default/files/factsheets/T312_7_Coastal_Tourism.pdf.
C40 Cities Climate Leadership Group. (2021). Cities, Climate and Migration: The role of cities at the climate-migration nexus. C40 Knowledge Hub. Diakses dari https://www.c40knowledgehub.org/s/article/Cities-Climate-and-Migration-The-role-of-cities-at-the-climate-migration-nexus?language=en_US.
Elton, Charlotte. (2023). The impact of rising sea levels is being ‘underestimated’, scientists warn. Euronews Green. Diakses dari https://www.euronews.com/green/2023/01/27/the-impact-of-rising-sea-levels-is-being-underestimated-scientists-warn.
Le Cozannet, G., Nicholls, R. J., Durand, G., Slangen, A. B. A., Lincke, D., and Chapuis, A. (2023). Adaptation to multi-meter sea-level rise should start now. IOP Science Publishing. Diakses dari https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1748-9326/acef3f/pdf#:~:text=Two%20meters%20of%20sea%2Dlevel%20rise%20will%20enhance%20erosion%20and,human%20development%20and%20unique%20ecosystems.
Vaughan, Adam. (2019). Sea level rise could hit 2 metres by 2100 – much worse than feared. New Scientist.com. Diakses dari https://www.newscientist.com/article/2203700-sea-level-rise-could-hit-2-metres-by-2100-much-worse-than-feared/.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Penulis lepas dan blogger yang gemar bersepeda.

Penulis lepas dan blogger yang gemar bersepeda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Worth reading...
Anak Gunung Sejati Pasti Tidak Akan Nyampah