Lebaran sebentar lagi tiba. Momen sakral penuh tradisi dan menjadi penantian banyak orang di Indonesia.

Salah satunya adalah mudik. Jalanan akan berisi lalu-lalang manusia yang pulang ke kampung halaman. Melintas antarkota, antarprovinsi, bahkan antarpulau. Mobilitas pemudik tersebut tentu berpotensi menghasilkan sampah, baik organik maupun organik.

Oleh karena itu, meskipun tersedia sarana-prasarana penampung sampah di tempat umum, lebih baik dan bijak jika mengurangi potensi sampah yang kita hasilkan sendiri. TelusuRI punya kiat-kiat agar perjalanan mudik nyaman dan minim sampah, berlaku untuk pengguna kendaraan pribadi atau transportasi umum: 

Tumbler ramah lingkungan
Membawa tempat minum sendiri saat mudikmengurangi penggunaan botol air mineral kemasan via unsplash.com/Bluewater Sweden

1. Membawa alat makan dan minum

Daripada harus beli makanan dan minuman kemasan, lebih baik membawa peralatan makan dan minum sendiri. Saat perjalanan bisa mampir ke warung makan lokal dan makan di tempat.

Kalaupun buru-buru, kita dapat membungkusnya dalam kotak makan dan botol minum. Menjadi bekal selama perjalanan tanpa pusing memikirkan sampah.

2. Membawa kantung belanja

Kebanyakan minimarket kini sudah menyediakan kantung belanja berbahan katun atau nilon. Meskipun sedikit lebih mahal daripada kantung plastik atau kertas, tetapi lebih awet dan bisa menggunakannya berulang kali.

Kantung plastik memang murah dan praktis. Namun, sangat sulit terurai di alam dan pasti merusak lingkungan.

3. Menyiapkan bekal camilan sendiri

Bagi yang hobi masak di rumah, atau anggota keluarga lain senang memasak, lebih baik meluangkan waktu menyiapkan bekal makanan sendiri untuk perjalanan. Daripada harus jajan sembarangan, kita bisa menyiapkan menu yang bikin kenyang dan bergizi.

Beberapa rekomendasi menu camilan untuk bekal, antara lain pisang dan singkong rebus atau goreng, kacang rebus, buah-buahan segar, roti, keripik, dan lain-lain sesuai selera.

Bekal manakan pribadi
Membawa bekal makanan hasil buatan sendiri lebih sehat dan ramah lingkungan via unsplash.com/Spencer Davis

4. Membawa peralatan mandi pribadi

Kadang saat mudik lupa membawa alat mandi sendiri. Lalu ketika ingin mandi di toilet umum terpaksa beli di warung. Seringnya sabun atau sampo kemasan yang sudah terpakai tidak dibawa pulang. Ditinggal begitu saja.

Untuk itu penting membiasakan diri membawa peralatan mandi pribadi ke mana pun. Selain lebih higienis, kita tidak menghasilkan sampah kemasan di tempat umum.

5. Memilah dan menyiapkan tempat sampah

Jika membawa mobil pribadi, alangkah baiknya menyiapkan tempat sampah sendiri. Setidaknya untuk dua jenis tempat sampah, yaitu organik dan anorganik.

Dilarang keras buang sampah sembarangan. Jika memang terpaksa, buanglah sampah di tempat yang tersedia dan pastikan sesuai kategori timbulan sampahnya. Lebih baik memilahnya terlebih dahulu sebelum membuang ke tempat sampah.

Memilah sampah organik dan anorganik
Mandiri untuk memilah sampah yang dihasilkan via unsplash.com/Nareeta Martin

6. Hindari penggunaan tisu berlebihan

Sampah tisu (kering dan basah) adalah salah satu limbah terbesar selain plastik. Selain sulit terurai, juga mengotori lingkungan. 

Mari mulai membiasakan diri agar jangan terlalu gampang memakai tisu. Ketika mudik bisa membawa lap atau tisu berbahan kain yang bisa dicuci dan dipakai ulang. 

7. Utamakan jalan kaki atau bersepeda

Saat berada di kampung halaman, utamakan jalan kaki atau bersepeda jika ingin berkeliling dan berbelanja di sekitar rumah. Jangan malas untuk menggerakkan tubuh lebih aktif. Banyak bergerak justru bikin sehat dan membantu mengurangi jejak karbon dari kendaraan bermesin.

Siapa tahu saat jalan kaki dan bersepeda, kita bisa menemui hal-hal tak terduga. Menjadi bahan cerita baru yang bisa dibagikan lewat tulisan perjalanan maupun media sosial.

 8. Memaksimalkan perangkat digital

Sekarang sudah masanya serba digital. Segala informasi sudah menjadi “satu pintu” di dalam aplikasi pada gawai masing-masing. Termasuk ketika perjalanan mudik dengan moda transportasi apa pun.

Kalaupun tetap harus mencetak kertas tiket bus, kereta, pesawat atau struk belanja parkir, tol, hingga nota pembelian BBM, usahakan menyimpannya terlebih dahulu di tas maupun dompet. Tak masalah jika menjadikannya sebagai kenang-kenangan, ‘kan?

Komitmen minim sampah
Berkomitmen minim sampah sedari rumah via unsplash.com/Mert Guller

Selama mudik nanti dan setelahnya, mungkin sampah akan tetap bertambah. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memperkirakan akan ada potensi sampah sebanyak 49.520 ton dari sekitar 123,8 juta pemudik. Sumber sampah umumnya berasal dari sisa makanan, kemasan makanan dan minuman yang bisa tersebar di setiap titik pemberhentian atau sepanjang jalur mudik.

Belum lagi penggunaan tisu sekali pakai yang berlebihan hingga puntung rokok. Banyaknya sampah yang membuat mudik tidak nyaman dan merusak lingkungan. 

Kini tergantung kepada kita. Memastikan diri bahwa tidak menjadi bagian penyumbang sampah terbesar di antara puluhan ribu ton tersebut.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan TikTok kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Tinggalkan Komentar