Bicara soal Dataran Tinggi Dieng, mungkin banyak orang yang sudah tidak asing lagi dengan kawasan wisata yang satu ini. Udaranya yang sejuk dan pemandangan alamnya membuat siapa pun yang mengunjunginya menjadi amat terpukau.
Secara administratif Dieng berada di Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Ada cukup banyak pilihan destinasi wisata, mulai dari deretan lembah, gunung, bukit, candi, hingga acara tahunan seperti Dieng Culture Festival. Oleh karenanya, untuk menelusuri seluruh kawasan ini butuh waktu yang tak sebentar.
Nah, kali ini aku akan merekomendasikan kepada kamu beberapa tempat wisata yang bisa kamu kunjungi saat ke sana.
1. Desa Sembungan
Nama desa ini sudah banyak terdengar dan familiar di telinga para pejalan, baik dari yang suka wisata untuk semata-mata melepas penat dari hiruk pikuk kota dan padatnya pekerjaan, sekadar iseng-iseng cari tempat baru, atau bahkan buat yang suka memacu adrenalin. Apalagi, desa ini didapuk sebagai desa tertinggi di Pulau Jawa yang tepatnya berada di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.
Dari beberapa penduduk yang pernah berbincang denganku, ada fakta menarik bahwa sebenarnya di Desa Sembungan masyarakat masih menggunakan bahasa Jawa medok yang biasa dituturkan oleh orang Jawa sekitar Joglo (Jogjakarta-Solo). Tetapi tidak jarang juga saat berkomunikasi masyarakat akan menggunakan bahasa Jawa ngapak.
Hal ini biasanya disesuaikan dengan lawan bicaranya. Terlebih lagi karena Wonosobo berbatasan langsung dengan Banjarnegara yang masyarakatnya menuturkan bahasa ngapak hingga membuat masyarakat Desa Sembungan memiliki kepiawaian tersendiri dalam berbahasa Jawa. Jadi kalau dikatakan medok ya nggak medok-medok amat tapi kalau ngapak ya enggak juga, pokoknya unik deh.
Keunikan ini sebenarnya juga bisa ditemui di sekitar Pegunungan Dieng selain di Desa Sembungan. Para pelawat bisa menemuinya di sekitar Rangkaian Gunung Dieng yang tidak lain berada di garis batas antara Wonosobo dan Banjarnegara.
Selain keunikannya lantaran berada di ketinggian, warga Desa Sembungan juga memiliki sistem pengelolaan pariwisata yang dirasa sudah begitu sadar akan pentingnya wisata. Masyarakat di sini telah memperdulikan pariwisata karena memang pada dasarnya sebagai sektor tumpuan dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Los-los setiap tempat berdagang hanya diperuntukkan oleh warga sekitar dengan harga sewa yang tergolong sangat rendah. Sehingga para pedagang yang berada di tempat wisata sudah dapat dipastikan adalah warga lokal. Hal ini membuat dagangan yang dijual di sekitar Desa Sembungan tidak terlalu mahal, bahkan sesuai standar harga lokal.
Di samping menjadi pedagang, masyarakat juga dapat bekerja seperti sebagai penjaga parkir, penginapan, usaha toilet yang cukup menggiurkan. Meski hanya sebagai tukang parkir atau penjaga toilet umum penghasilan yang dapat diperoleh masyarakat bisa untuk menyekolahkan anak hingga di perguruan tinggi. Oh ya, di desa ini juga banyak berbagai tempat wisata yang dapat didatangi.
2. Bukit Sikunir
Masih berada di Desa Sembungan, bukit ini memiliki kekhasannya tersendiri dibandingkan dengan bukit lainnya. Karena berada di negeri di atas awan jadinya kalau awan masih begitu tebal, bukit sering kali tidak terlihat walau hanya berjarak pandang 5 meter.
Sebaiknya pengunjung mendatangi bukit yang satu ini saat masuk subuh, di mana matahari sedang mempersiapkan diri untuk terbit. Apabila cuaca sedang mendukung dengan curah hujan yang ringan, sekitar bukit akan terlihat sangat indah. Akan tetapi, saat musim penghujan datang biasanya akan lebih sulit menemukan momen matahari terbit maupun tenggelam. Namun, tentu hal itu bukan penghalang karena sekalipun dinikmati saat siang hari Bukit Sikunir masih begitu indah.
3. Telaga Cebong
Telaga Cebong berada tak jauh dari Bukit Sikunir, lokasinya masih berada di Desa Sembungan. Jaraknya tak terlalu jauh, Telaga Cebong berada di balik Bukit Sikunir atau tepatnya di sebelah barat dari bukit tersebut. Dengan parkir kendaraan di Bukit Sikunir para wisatawan bisa menuju Telaga Cebong hanya dengan berjalan kaki. Namun, harus tetap berhati-hati saat melintas karena lokasi ini berada di Gunung-gemunung Dieng yang mempunyai curah hujan tinggi. Salah-salah, malah bisa terpeleset.
Menurut warga sekitar, mengunjungi kawasan wisata Dieng termasuk Telaga Cebong memang lebih baik di musim kemarau meski udaranya akan jauh lebih dingin yang bahkan bisa sampai bertemu embun upas.
4. Dieng Plateau Theater
Untuk para penikmat sejarah, tempat ini menjadi spot yang cocok untuk menambah Wawasan. Seperti namanya, Dieng Plateau Theater memang merupakan kawasan wisata yang menyuguhkan dokumentasi sejarah Dieng. Di sini para pengunjung akan memahami kalau Dieng sendiri berasal dari kata di (gunung) dan Hyang (leluhur/dewa) yang artinya tempat bersemayamnya para dewa. Karena memang menjadi tempat yang dirasa masih suci, maka para pejalan jangan sampai berbuat aneh-aneh yang melanggar norma dan moralitas. Jadi mengunjungi Dieng bukan hanya menelusuri alam saja, melainkan pengunjung juga dapat belajar mengenai sejarah Dieng.
Selain itu tepat di samping gedung ada arena permainan yang memacu adrenalin seperti flying fox, tapi kalau tidak berani bisa saja hanya berswafoto di sana.
5. Bukit Batu Pandang Ratapan Angin
Dengan berjalan kaki dari Dieng Plateau Theater pengunjung dapat langsung mendaki bukit dengan membayar Rp10.000. Kalau sedang hujan dan lupa tidak bawa jas hujan, para pejalan masih bisa tenang karena dapat menyewanya di sini.
Oh ya meski di sekitar bukit banyak bunga warna-warni yang bermekaran, para pelancong tidak diperkenankan untuk memetik apalagi merusak tanaman. Diterapkannya aturan ini dikarenakan agar tetap terjaganya kawasan saat mengunjungi bukit yang berada di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, ini pelawat juga dapat melintasi jembatan merah putih, berswafoto dengan burung hantu, melihat-lihat tanaman carica yang termasyhur di Pegunungan Dieng.
6. Telaga Warna
Saat mendaki di Puncak Bukit Batu Pandang Ratapan Angin, pengunjung juga dapat melihat telaga dengan warna yang dapat berubah saat terik matahari mengalami transformasi. Kalau siang hari telaga dapat berwarna biru, namun beberapa saat akan berubah warna kuning atau dengan siluet yang apik.
Jadi kalau mau melihat perubahan warna selayaknya warna pelangi di permukaan telaga harus lebih sabar lagi karena peralihan warna di telaga ini bergantung pada cuaca dan sinar mentari.
7. Kawah Sikidang
Kawah yang berada di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara ini menjadi tempat yang paling direkomendasikan saat ke Dieng lantaran ketenaran dan keelokannya yang begitu memanjakan diri, bukan cuma mata, perut, atau lainnya.
Kalau musim hujan, pengunjung bisa pinjam payung para pedagang dengan cuma-cuma, alias gratis. Berdasarkan pengalaman sewaktu ke Kawah Sikidang saat musim hujan dan hujan sedang turun, pernah mendapat tawaran untuk memakai payung salah seorang pedagang bahkan sebelum memohon izin untuk meminjamnya.
Kalau di kawah ini wisatawan juga bisa membeli kentang, carica, gendot (cabai khas Dieng), atau bahkan purwoceng untuk menghangatkan badan yang tentunya dengan tidak membanting harga dan masih sesuai standar harga lokal.
8. D’Quiano Hot Spring Waterpark
D’Quiano Hot Spring Waterpark ini merupakan taman air yang ada di Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Untuk mengunjunginya, aku sarankan teman-teman datang saat sore hari. Waktu yang pas untuk sekalian mandi sore. Apalagi setelah seharian lelah mengunjungi Dieng dengan energi yang mungkin banyak berkurang.
Dengan air panasnya, D’Quiano Hot Spring Waterpark dapat menghangatkan tubuh diantara dinginnya udara Dieng. Sebelum menemui malam dan menikmati santap malam, lebih baik terlebih dulu menyegarkan badan yang sudah seharian jalan keliling Dieng ke arena permainan air ini. Jadi kalau sinar matahari sudah angslep badan sudah jauh lebih segar dan semakin lahap saat bertemu sajian makan malam.
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu!