Semakin ke sini semakin banyak saja peralatan mendaki lucu yang beredar di Indonesia. Perlengkapan-perlengkapan itu memang nggak terlalu vital, tapi mereka bakal bikin pendakianmu lebih nyaman sekaligus menyenangkan. Nah, apa saja peralatan mendaki lucu yang harus kamu miliki? Simak, nih:
1. Jas hujan ponco yang bisa jadi “flysheet”
Jas hujan dan flysheet (terpal) adalah dua peralatan mendaki yang lumayan makan tempat. Kalau saja keduanya bisa diperkecil, ranselmu pasti bakal lebih lega.
Nah, kabar baiknya sekarang sudah beredar jas hujan ponco yang bisa sekalian jadi terpal. Pas hujan, kamu tinggal pasang seperti mantel biasa. Kalau mau rehat, ponco itu bisa berubah jadi bivak. Praktis, ‘kan?
2. Meja dan kursi lipat
Ini sih bener-bener buat lucu-lucuan aja. Meja lipat bisa kamu bawa buat santai-santai sore hari sambil menyeruput kopi di gunung.
Ditambah kursi lipat, pendakianmu bakal terasa “berkelas.” Kamu bakal merasa seperti seorang pendaki Everest yang sedang duduk-duduk santai di Everest Base Camp menunggu waktu terbaik buat muncak. Meskipun sebenarnya di gunung lebih nyaman buat duduk menghampar berlasakan matras atau batu besar.
3. Sarung tangan polar anti-slip
Hari gini siapa sih yang nggak foto-foto waktu naik gunung? Sebagian besar di antara kita tentulah motret pakai kamera smartphone. Nah, nggak ada yang lebih menjengkelkan dibanding harus melepas sarung tangan waktu mau motret di gunung.
Tapi tenang saja. Sekarang sudah ada yang menjual sarung tangan polar anti-slip. Kamu nggak perlu lagi ngelepasin sarung tangan waktu mau motret saat perjalanan menuju puncak.
4. Panggangan mini atau “portable grill”
Bosan sama makanan-makanan yang biasa kamu bawa pas nanjak? Coba aja menu lain seperti steak. “Ngaco, lu. Mau dipanggang pakai korek?”
Weits! Jangan ketinggalan zaman gitu, dong? Sekarang ada yang namanya panggangan mini atau ”portable grill.” Ringkas banget, pokoknya. Pas nge-camp, kamu bisa duduk-duduk santai sambil memanggang apa saja yang bisa kamu panggang. Menyenangkan!
5. “Jerrycan” lipat
Jerrycan atau jeriken diperlukan banget kalau kamu naik gunung berhari-hari dan jarak antarmata-airnya jauh. Tapi kadang-kadang pasti kamu suka kesel juga sama jeriken: boros tempat di ransel. Mau digantung di luar, penampilanmu jadi nggak OK.
Nah, buat mengatasi persoalan itulah jeriken lipat (foldable jerrycan) hadir di bumi. Kalau lagi nggak perlu air, kamu bisa melipat jeriken yang bisa nyempil itu.
6. Lentera gas
Nggak masalah juga sih gelap-gelapan di gunung. Nggak perlu takut juga. Kata Tasya dan Kak Duta, “Karena gelap melindungi diri kita.” Tapi, kalau bisa terang-terangan, kenapa enggak?
Sekarang ada lentera kecil yang bisa hidup menggunakan bahan bakar gas. Cahayanya nggak kalah dari lampu Storm King (strongkeng) yang biasa dipakai di gerobak sate. Malam-malammu akan lebih ceria karena kamu terbebas dari kegelapan.
7. “Egg holder”
Menu selama di gunung bakal terasa lebih sedap kalau dilengkapi dengan telur. Tapi kadang kamu ragu buat bawa telur karena cangkangnya rapuh. Kena guncangan sedikit saja pasti bakal pecah. Mau masukin telur di beras atau pakai trik lain, males.
Maka nggak ada salahnya kamu punya egg holder alias tempat telur yang akan menjamin telur-telur bawaanmu selamat sampai wajan. Bisa pilih tergantung keperluan: kapasitas besar, sedang, atau kecil.
8. Sedotan penyaring air “LifeStraw”
Naik gunung nggak seperti nonton konser musik di mana kita bisa leluasa berteriak “Air! Air! Air!” dan petugas pemadam kebakaran bakal menyemprotkan air ke kita. Memang terkadang kita ke gunung yang suplai airnya melimpah, tapi lebih sering lagi kita mendaki gunung yang nggak ada sumber air sepanjang pendakian. Ada pun cuma kubangan penuh nyamuk. Pasti kamu ragu buat minum air dari genangan itu.
Kalau kamu punya sedotan penyaring air “LifeStraw,” kamu bisa leluasa minum air dari kubangan karena teknologi sedotan ini bisa nyaring air kotor jadi air bersih siap minum.
Gimana? Nggak pengen punya salah satu dari 8 peralatan mendaki lucu di atas? Atau kamu sudah punya semua?
Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.