Itinerary

7 Tips dan Trik Menghemat Biaya Makan saat Traveling

Pas traveling, salah satu pos bujet yang sering banget bocor adalah biaya makan. Banyak banget sebabnya. Kalau dijelasin, mungkin bisa jadi satu tulisan sendiri.

Padahal, kalau biaya makan kamu kurangi, durasi travelingmu bisa lebih lama dan makin banyak atraksi yang bisa kamu lihat. Supaya kamu bisa menghemat anggaran makan, ini TelusuRI kasih beberapa tips buat menghemat biaya makan saat traveling:

1. Cari penginapan yang punya dapur bersama

menghemat biaya makan saat traveling

“Street food”/Fuji Adriza

Buat menghemat biaya makan saat traveling, kamu bisa pilih penginapan yang punya dapur bersama (shared kitchen). Nah, kamu tinggal beli bahan makanan buat dimasak selama stay di sana.

Selain hemat, masak sendiri di dapur bersama juga lebih higienis. Jadi, selain menjaga isi dompet kamu bisa sekalian menjaga kesehatan.

2. Atau, maksimalkan fasilitas sarapan gratis di penginapan

menghemat biaya makan saat traveling

Mie ongklok khas Wonosobo/Fuji Adriza

Makan sarapan yang disediakan di penginapan juga bakal menghemat biaya makan saat traveling.

Kalau kamu nginep di hotel yang agak cozy, biasanya kamu bakal dapat makanan berat seperti nasi goreng. Tapi kalau kamu nginapnya di Inn kecil atau hotel melati, kamu mesti siap hanya menyantap panekuk (pancake).

3. Galon kecil lebih murah ketimbang air putih botol besar

menghemat biaya makan saat traveling

Fuyunghai dan capcay/Fuji Adriza

Tanpa disadari, terlalu sering beli air minum botolan pas traveling juga bakal menguras isi dompet. Tapi, ada strateginya supaya kamu bisa menghemat pos anggaran ini.

Pertama, kalau penginapanmu punya fasilitas galon, kamu bisa isi ulang wadah airmu di sana. Kedua, kalau penginapanmu nggak nyediain galon, kamu bisa beli air galon kecil yang sekarang biasa dijual di mini market. Satu galon kecil air putih bisa tahan berhari-hari.

4. Biasakan untuk survey harga sebelum ke tempat makan

menghemat biaya makan saat traveling

Seporsi ayam geprek di ACK Bali/Fuji Adriza

Bukan berarti buat menghemat biaya makan saat traveling kamu nggak bisa makan di luar. Bisa banget, malah. Caranya: manfaat teknologi.

Sebelum makan di luar, kamu bisa survey dulu harga dulu, entah dengan cara browsing di mesin pencari atau ngintip lewat aplikasi-aplikasi food delivery. (Harga yang tertera di aplikasi food delivery biasanya lebih mahal ketimbang harga sebenarnya.)

5. Sebelum pesan tanyakan dulu harga makanan

menghemat biaya makan saat traveling

Sebuah warung lokal di Ubud/Fuji Adriza

Kalau kamu nggak sempat survery harga atau warung makan yang kamu datangi belum pernah direview di website/blog mana pun, sebaiknya sebelum memesan kamu bertanya dulu soal harga.

Lupa nanya harga, bisa-bisa kamu dikerjain. Bukannya curigaan, tapi memang kenyataannya masih banyak oknum yang suka ngerjain pelanggan-pelanggan baru—apalagi yang mukanya turis.

6. Makan di mana warga setempat makan

menghemat biaya makan saat traveling

Kentuku Urap Bu Rahma, Yogyakarta via masclink_kulineran

Ada dua hal yang bisa kamu dapatkan kalau kamu makan di mana warga setempat makan. Pertama, harga makanan di sana pasti relatif murah sehingga kamu bisa menghemat biaya makan saat traveling.

Kedua, lidah warga lokal nggak bisa bohong; makanan yang dijual di sana pasti enak menurut standar lokal.

7. Hindari makan di lokasi-lokasi turistik

menghemat biaya makan saat traveling

Sarapan nasi kuning di Bali/Fuji Adriza

Sudah jadi rahasia umum kalau tempat makan di lokasi-lokasi turistik cenderung lebih mahal ketimbang rumah makan di tempat-tempat biasa. Ya, wajar saja. Soalnya ‘kan pangsa pasarnya adalah turis-turis yang—menurut mereka—kelebihan uang.

Kalau nggak mau keuanganmu bocor, mending hindari makan di lokasi-lokasi turistik. Melipir dikit aja ke tempat-tempat yang lebih sepi.

Selamat traveling, Sob!


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *