Membahas perkara sampah memang nggak ada habisnya. Dari hari ke hari bukannya semakin berkurang justru semakin bertambah. Apalagi kalau mau ditelisik ke hal-hal yang sering kita jumpai sehari-hari, dengan mudah kita bisa menemukan sampah di tempat umum. Tentunya sampah-sampah yang tidak terkontrol keberadaan dan jenisnya ini berdampak pada masalah lingkungan yang serius. Mulai dari pencemaran lingkungan, sumber kuman penyakit, hingga mengganggu kehidupan makhluk hidup lain.
Lalu, belum lagi kalau kita bicara tentang tren perjalanan yang kian meningkat dari waktu ke waktu, kecuali selama pandemi ini. Di Bali, timbunan sampah plastik mencapai 856,2 ton per hari pada 2019. Sedangkan jumlah sampah plastik yang dikumpulkan mulai dari perairan Labuan Bajo hingga kawasan Taman Nasional Komodo perharinya bisa mencapai lima sampai 10 ton. Di awal tahun ini, Pantai Kuta, Bali disambut hamparan sampah yang bikin ngelus dada. Sampah buangan yang entah dari mana datangnya.
Nggak munafik, seringkali ketika traveling masih melakukan hal-hal praktis tapi menghasilkan sampah yang lebih banyak untuk lingkungan. Misalnya aja nih, pas traveling pasti kita mampir ke minimarket untuk sekedar beli air minum kemasan atau snack. Kemasan produknya sendiri terbuat dari plastik, tas wadah snack tersebut juga dari plastik, semuanya berpotensi menjadi sampah baru.
Kadang mindset, “kan aku udah bayar, kan aku udah beli, ya gapapa dong! Toh buangnya ke tempat sampah juga, nggak buang sembarangan!” jadi senjata.
Tanpa kita sadari, dari dalih-dalih ini lah sampah kian hari kian menggunung.
Sebetulnya ada banyak langkah sederhana untuk mengurangi sampah baru yang dihasilkan selama traveling. Cara ini dikenal sebagai zero waste traveling yang memungkinkan kamu untuk menghindari segala upaya menghasilkan sampah baru.
Lalu apa saja yang bisa dilakukan dalam zero waste traveling ini?
Bawa makanan sendiri saat berangkat
Bandara, stasiun, dan terminal bukanlah tempat untuk mencari makanan yang zero waste friendly. Cara ini terbukti menyelamatkan banyak traveler untuk tidak berakhir dengan plastik, wrapper, sendok garpu plastik, atau sedotan plastik.
Kamu bisa membawa berbagai bahan makanan yang mudah dan enak untuk dibawa. Beberapa contohnya seperti cookies, sandwich, pisang, jeruk, atau bahkan energy bites sangat cocok jadi teman perjalanan kamu. Makanan tersebut ringan dan bisa dimasukkan ke dalam kotak makan. Kalau kotor tinggal dicuci, bisa dipakai lagi untuk makanan berikutnya.
Bawa tumbler atau botol minum
Saat haus di perjalanan, memang paling praktis adalah minum dari air mineral plastik yang dibeli di minimarket. Tapi, ini bisa menjadi sampah baru karena pasti botol yang sudah kosong akan langsung terbuang begitu saja.
Oleh karenanya, kamu bisa membawa tumbler atau botol minum pribadi. Ada banyak tempat yang memiliki dispenser atau water fountain, jadi nggak perlu bingung saat akan isi ulang.
Jangan lupa mengosongkan botol tersebut saat boarding, ya! Kamu nanti bisa minta tolong kepada pramugari(a) untuk mengisi ulang botolmu saat di pesawat. Begitu juga saat di kereta, restoran, hotel, bahkan warteg, dan tempat lain yang memungkinkan untuk refill air minum.
Selain hemat, cara ini juga bisa mengurangi sampah dibandingkan harus membeli air mineral dalam kemasan yang “katanya” lebih praktis.
Bawa reusable kit
Prinsip zero waste traveling bukan hanya sebagai tindakan pengurangan sampah. Namun juga sebagai mental yang perlu dibangun agar terhindar dari situasi yang memaksa untuk membuang sampah. Reusable kit ini terdiri dari small container, reusable coffee cup, utensils (sendok dan garpu), sapu tangan, dan reusable bag multifunction yang bisa dilipat kecil.
Barang-barang ini bakal sangat berguna saat dibawa perjalanan. Banyak pedagang kaki lima yang membungkuskan makanannya dengan plastik sekali pakai atau kertas. Kamu bisa meminta mereka untuk menyajikan makanan yang dibeli pada tempat makanan yang kamu bawa.
Nah, lebih lagi pas pandemi seperti sekarang ini ya. Para pejalan ‘dipaksa’ untuk membawa berbagai peralatan pribadi yang lebih bersih dan steril. Nggak kebayang ‘kan kalau misal piring dan alat makan dari tempat makan hanya dicuci pada sebuah ember?
Kotak makan yang kamu bawa juga bisa berguna untuk membungkus makanan tersisa dan layak untuk dimakan nantinya.
Bawa kantong atau tas belanja
Langkah selanjutnya yang bisa kamu lakukan untuk upaya zero waste traveling adalah membawa kantong atau tas belanja sendiri. Sebagian kota besar di Indonesia seperti Banjarmasin, Semarang, Bali, dan Balikpapan lewat peraturan walikota (Perwal atau Perwali), sudah tidak memperbolehkan menggunakan kantong plastik sekali pakai di pusat perbelanjaan atau swalayan. Jadi, ya wajib membawa tas belanja sendiri atau bisa membeli tas belanja yang mereka sediakan untuk dipakai berulang kali kalau memang belum punya.
Cara ini juga bisa kamu lakukan ketika berbelanja kebutuhan dasar atau peralatan di minimarket yang masih menyediakan kantong plastik. Kebiasaan ini bisa kamu mulai tidak hanya saat traveling tapi setiap harinya, ya!
Gunakan pouch kedap air dan pilih pakaian berbahan Dri-Fit
Plastik kresek sering diandalkan untuk membungkus pakaian kering saat musim hujan tiba. Bisa juga dipakai sebagai wadah pakaian kotor selama traveling. Namun jelas, menggunakan plastik kresek akan cepat menimbulkan sampah baru karena plastik kresek mudah rusak. Paling sekali pakai, lalu buang.
Kamu bisa mengakalinya dengan pouch kedap air agar pakaian kotor tetap bisa terpisah dengan barang lain, apalagi dengan kondisi yang basah. Harganya di online shop sekitar Rp9 ribu sampai Rp15 ribu saja, lho.
Selain itu, kamu juga bisa mengenakan jenis pakaian cepat kering atau berbahan Dri-Fit. Pakaian yang basah akibat hujan atau aktivitas lain yang kena air pastinya bisa bikin beban pulang makin berat. Belum lagi bau apek menyengatnya saat tiba di rumah. Kalau mengenakan pakaian berbahan Dri-Fit, bisa lebih kering dengan cepat dan tentu bobotnya lebih ringan.
Bawa toiletries sendiri
Biasanya hotel atau tempat penginapan menyediakan travel toiletries untuk tamu. Perlengkapan ini kadang nggak jelas terbuat dari apa, dan dikemas dalam kemasan plastik kecil-kecil. Kalau hanya menginap semalam dua malam, kerap kali toiletries nggak habis dan secara otomatis menjadi sampah baru.
Makanya, sebaiknya kamu membawa toiletries sendiri dari rumah agar tidak tergoda membuka toiletries yang sudah disediakan. Hal ini, bukan berarti mubazir lho, tapi dengan melakukan cara ini kamu sudah berkontribusi untuk meminimalkan sampah toiletries selama traveling.
Konsep zero waste traveling memang bisa kamu awali mulai dari diri sendiri. Baru kemudian mengajak orang terdekat untuk melakukan upaya yang sama dalam meminimalkan sampah saat traveling.
Bukan buat gaya-gayaan atau lebay, tapi dengan upaya sederhana itu kamu sudah bisa selangkah menyelamatkan bumi.
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.
Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.