Sebagai pendaki, kamu jangan sampai berpuas diri dengan pengetahuan pendakian yang sekarang kamu miliki. Kamu mesti mengasah dan mengembangkan terus pengetahuan-pengetahuan itu.
Eh, tapi omong-omong memangnya apa-apa saja sih pengetahuan-pengetahuan pendakian yang harus terus diasah itu?
1. Manajemen perjalanan
Pengetahuan pendakian ini penting banget sebab pemanfaatannya dari mulai perencanaan sampai kepulangan kamu dari gunung. Kamu perlu manajemen perjalanan untuk merencanakan pendakian, mengepak logistik dalam ransel, sampai untuk berjalan bersama dalam tim saat di gunung.
Tanpa manajemen perjalanan yang bagus, pendakian kamu nggak bakal terasa seru. Tim kamu bakal lebih banyak menggerutu ketimbang ngguyu. Masalahnya, pengetahuan manajemen perjalanan nggak bisa didapat secara instan. Kamu mesti terus menggali dan mengasahnya dengan cara mempraktikkannya secara langsung.
2. Memasak
Selain manajemen perjalanan, masakan enak yang disantap di kamp adalah hal lain yang bikin sebuah pendakian jadi menyenangkan. Selain bikin lebih ceria, makanan (yang enak) tentu akan bikin perut jadi lebih gembira. Dalam satu tim perlu minimal satu orang yang emang spesialisasinya adalah memasak—makin banyak lebih baik.
Jadi, kamu juga perlu mengembangkan kemampuan memasak, jaga-jaga aja kalau ternyata suatu saat kamu nanjak bareng tim yang anggotanya pada nggak bisa masak. Buat belajar pengetahuan pendakian yang satu ini, kamu bisa melakukannya dengan cara “mengasisteni” temanmu yang jago masak. Lama-lama kamu pasti bakalan jago masak juga.
3. Tali-temali
Memang benar bahwa sebagian besar gunung yang biasa dinaiki para pendaki Indonesia bukan tipe gunung yang pendakiannya memerlukan kemampuan teknis tinggi. Dengan pengecualian beberapa, gunung-gunung stratovulkanik di Indonesia nggak perlu didaki pakai tali.
Tapi kemampuan tali-temali nggak cuma dipakai pas di trek, Sob. Pengetahuan pendakian ini juga bermanfaat banget pas kamu berkemah, misalnya buat masang terpal atau tambatan tenda. Kalau sewaktu-waktu kamu harus menolong orang, kamu juga perlu kemampuan tali-temali buat bikin, misalnya, tandu darurat.
4. Medis dasar (P3K)
Pengetahuan pendakian yang satu ini wajib banget untuk terus dipelajari. Namanya nasib, kita nggak bisa nebak. Siapa tahu entah kapan ada rekan sependakian kamu yang kesehatannya bermasalah dan memerlukan tindakan. Kalau dalam tim itu nggak ada yang punya kemampuan medis dasar, ‘kan repot juga nanti.
Nggak perlu sampai detail banget. Minimal kamu bisa mendiagnosis penyakit-penyakit khas ketinggian dan melakukan penanganan sederhana, sekurang-kurangnya kamu tahu harus membawa obat apa saja dan bagaimana cara untuk menangani luka.
5. Navigasi
Kalau sekarang kamu baru bisa membaca aplikasi penerima sinyal GPS di ponsel, kamu mesti menambah pengetahuan pendakianmu soal navigasi, misalnya kemampuan membaca peta kontur dan menggunakan kompas (Ilmu Medan, Peta, dan Kompas/IMPK).
Sekarang memang banyak banget aplikasi GPS di ponsel. Tapi, kamu nggak pernah tahu apa yang bakal terjadi sama gawai-gawai canggih itu pas dalam kondisi ekstrem seperti di gunung. Seandainya gawai-gawai itu rusak, ilmu IMPK yang kamu punya bakalan jadi penyelamatmu.
6. Memimpin
Sebuah tim tentu bakalan kehilangan arah kalau nggak ada sesosok pemimpin di dalamnya. Seorang pemimpin diperlukan banget buat mengambil keputusan dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul selama pendakian.
Nah, setiap pendaki perlu mengasah kemampuan dalam memimpin. Nggak perlu langsung memimpin tim besar; mulai saja dari memimpin diri sendiri—belajar bagaimana mengambil keputusan yang sama-sama menguntungkan (win-win solution), belajar bagaimana mengambil hati orang lain, belajar bagaimana mengendalikan emosi, dll.
Selamat mengasah enam pengetahuan pendakian di atas, Sob!
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.
Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.