Itinerary

Traveling ke Jogja, Coba Mampir ke 5 Museum Keren Berikut

Jogja bukan sekadar tempat yang bersejarah, melainkan juga tempat yang terus mengukir sejarah. Makanya jangan heran kalau kamu menjumpai banyak banget museum di Jogja. Kalau dihitung, jumlahnya lebih dari empat puluh.

Nah, di antara sekian banyak museum di Jogja, ada enam museum yang recommended banget buat kamu datangi:

Museum Gunung Merapi

Meskipun bangunannya instagenik, museum di Jogja yang satu ini lebih dari sekadar tempat selfie. Ini adalah tempat di mana publik bisa menambah wawasan soal gunungapi, baik manfaatnya ataupun potensi kebencanaannya.

Museum Gunung Merapi terletak sekitar lima kilometer dari Kawasan Wisata Kaliurang. Jadi, kalau kamu ada rencana mampir ke daerah Kaliurang, jangan lupa masukin museum ini ke dalam itinerary.

Mobil Mitsubishi Colt Gallant 1976 di Museum Affandi Yogyakarta via TEMPO/R. Fadjri

Museum Affandi

Suka lukisan? Kalau iya, mampir ke Museum Affandi di pinggiran Kali Gajah Wong bakal jadi salah satu pengalaman paling menarik buatmu. Di museum yang dikelola swasta ini kamu bisa melihat lukisan, patung, sampai poster-poster perjuangan karya Affandi.

Beberapa peninggalan Affandi juga tersimpan di sini, dari mulai lencana-lencana penghargaan sampai mobil Mitsubishi Colt Gallant kuning keluaran tahun 1976 yang biasa dibawa jalan-jalan oleh sang maestro untuk mencari inspirasi.

Museum Sandi

Punya cita-cita jadi kriptografer tapi masih bingung soal bagaimana cara memulainya? Mungkin kamu bisa mampir dulu ke Museum Sandi. Di museum ini, kamu bakal belajar banyak soal dunia kriptografi, dari mulai sejarahnya sampai ke teknik-teknik dasarnya.

Menariknya, bangunan yang sekarang digunakan sebagai Museum Sandi dulunya adalah kantor sandi darurat semasa Agresi Militer II (1948).

Patung di Museum Ullen Sentalu via Flickr.com (CC BY 2.0)/Riza Nugraha

Museum Ullen Sentalu

Budaya dan tradisi sebenarnya sama sekali nggak membosankan. Yang bikin kedua hal itu terasa membosankan adalah pengemasannya. Kalau nggak percaya, coba saja mampir ke Museum Ullen Sentalu di Kaliurang.

Museum di Jogja yang satu ini menyimpan banyak artefak budaya Jawa dari keraton-keraton Mataraman yang dipanjang dengan cara sedemikian rupa sehingga jadi nggak membosankan. Layout tempat juga unik dan bakal bikin kamu betah untuk berlama-lama.

Abdi dalem Keraton Yogyakarta membersihkan kereta Nyai Jimat saat prosesi jamasan kereta di depan Museum Kereta Keraton Yogyakarta via TEMPO/Pius Erlangga

Museum Kereta Keraton

Museum ini berada di sebelah barat Alun-alun Utara Jogja. Jadi, kalau kamu menginap di kawasan Sosrowijayan, Dagen, atau Prawirotaman, kamu bisa ke museum ini jalan kaki.

Usia museum ini sudah lumayan tua, lebih uzur dari usia Republik Indonesia. Menurut cerita, Museum Kereta Keraton dibangun semasa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono VII (1877-1921). Jangan lupa siapkan memori yang banyak kalau mampir ke museum ini, soalnya ada 23 kereta kuda cantik milik Keraton Yogyakarta yang bisa kamu potret.

C-40 JetStar, pesawat kepresidenan Indonesia pertama, di Museum Dirgantara Mandala/Fuji Adriza

Museum Dirgantara Mandala

Kalau kamu punya minat khusus pada dunia penerbangan, kamu pasti bakalan senang sekali mampir ke Museum Dirgantara Mandala. Museum yang berada di pinggir kawasan Lanud Adisucipto ini bakal ngasih kamu banyak wawasan baru soal dunia penerbangan Indonesia, dari mulai zaman pasca-Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sampai sekarang.

Menariknya lagi, Museum Dirgantara Mandala punya sebuah hanggar besar yang memajang aneka pesawat. Salah satu koleksi paling menarik di hanggar itu adalah pesawat kepresidenan pertama Indonesia di zaman Bung Karno dulu.

Jadi, kapan rencananya kamu bakal menjelajahi museum di Jogja?


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

TelusuRI

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *