Itinerary

4 Jejak Sumpah Pemuda di Jakarta

Sumpah Pemuda, yang kita peringati setiap 28 Oktober, penting banget buat Indonesia. Kalau nggak ada Sumpah Pemuda, barangkali sekarang yang ada di dompetmu bukan KTP Indonesia. Belum tentu juga kamu bakal bisa baca tulisan ini—yang ditulis dalam bahasa Indonesia yang kasual—sebab mungkin bahasa Indonesia nggak pernah eksis di dunia.

Mengingat pentingnya Sumpah Pemuda bagi kehidupan kita sebagai orang Indonesia, rasa-rasanya nggak ada salahnya bagimu untuk menggali cerita lebih dalam soal ikrar para pendahulu bangsa kita itu. Salah satu caranya adalah dengan main ke empat tempat bersejarah yang dulu pernah jadi venue peristiwa-peristiwa yang berujung pada Sumpah Pemuda berikut:

Kantor pusat Kimia Farma, Jakarta via TEMPO/Yosep Arkian

1. Gedung Pertemuan Vrijmetselaar (Kantor Pusat Kimia Farma)

Sumpah Pemuda diucapkan pada tanggal 28 Oktober 1928, di hari kedua Kongres Pemuda II. Nah, Kongres Pemuda II ini sebenarnya adalah “sekuel” dari Kongres Pemuda I (30 April-2 Mei 1926), kelanjutan dari pertemuan di Hotel Lux Orientis, Batavia, tanggal 15 November 1925.

Kongres Pemuda I berlangsung di Gedung Pertemuan Vrijmetselaar, Batavia. Dalam catatan kaki Cendekiawan dan Kekuasaan dalam Negara Orde Baru (2003), Daniel Dhakidae, yang merujuk Onghokham, bercerita bahwa gedung itu dipanggil “Gedung Setan,” sebab “pada saat tertentu selalu ada upacara kaum Vrijmetselaar, Freemason, dengan pembakaran lilin dengan berpakaian ‘aneh-aneh’ mirip-mirip pakaian Halloween Amerika.”

Sekarang, Gedung Pertemuan Vrijmetselaar itu sudah berubah fungsi jadi Kantor Pusat Kimia Farma. Lokasinya di Jalan Budi Utomo No. 1, Jakarta Pusat.

lokasi kongres pemuda sumpah pemuda
Seorang siswa berjalan menuju kelasnya di Sekolah Santa Ursula, Jakarta via TEMPO/Nickmatulhuda

2. Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (kawasan Santa Ursula)

Dua tahun lebih setelah Kongres Pemuda I, para pemuda bikin Kongres Pemuda II (27-28 Oktober 1928). Tempatnya masih di Batavia.

Sidang pertama Kongres Pemuda II, 27 Oktober 1928, diadakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond, Waterlooplein. Pas sidang perdana ini, Ketua Kongres, Soegondo Djojopuspito, menguraikan panjang lebar soal sejarah Pergerakan Nasional, dari mulai Budi Utomo sampai jong-jong dari penjuru wilayah Hindia-Belanda.

Kalau penasaran pengen ngintip lokasi sidang pertama itu, kamu bisa mampir ke Santa Ursula di kawasan Lapangan Banteng. Menurut Asep Kambali sang pendiri Komunitas Historia Indonesia, dilansir dari Antaranews.com, “Lokasinya ada di gedung sekolah. Bangunannya masih asli, namun ada sedikit modifikasi saja.”

Gedung Mahkamah Agung di Jalan Medan Merdeka Utara via TEMPO/Subekti

3. Oost-Java Bioscoop (Jalan Medan Merdeka Utara)

Sehari kemudian, 28 Oktober, para pemuda berkumpul di Oost-Java Bioscoop buat menjalani rapat kedua. Ny. Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, para pemateri rapat kedua, membahas soal pendidikan, khususnya (lingkungan) pendidikan anak.

Sayang sekali venue rapat kedua ini sekarang sudah nggak ada. Tapi, kalau masih pengen menelusuri jejak-jejaknya, kamu bisa jalan-jalan ke Jalan Medan Merdeka Utara, soalnya Oost-Java Bioscoop konon dulunya berada di sekitar bangunan yang sekarang jadi Istana Negara dan Mahkamah Konstitusi.

museum sumpah pemuda
Museum Sumpah Pemuda di Jalan Kramat Raya No. 106, Jakarta via TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

4. Jalan Kramat Raya No. 106 (Museum Sumpah Pemuda)

Dari Oost-Java Bioscoop, peserta bergerak ke sebuah rumah di Jalan Kramat Raya No. 106 yang jadi lokasi acara puncak Kongres Pemuda II.

Rumah yang jadi markas Indonesische Clubgebouw (IC) itu sebenarnya adalah kos-kosan milik Sie Kong Liang, tempat tokoh-tokoh pergerakan seperti A.K. Gani dan Mohammad Yamin indekos.

Di lokasi inilah Sumpah Pemuda diucapkan dan W.R. Supratman mengalunkan lagu Indonesia Raya dengan biolanya. Sekarang, rumah di Jalan Kramat Raya No. 106 itu jadi Museum Sumpah Pemuda.

Setelah main ke empat lokasi bersejarah itu, mungkin kamu bakal bisa lebih menghayati Sumpah Pemuda, Sob. Jadi, selamat menelusuri!


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

TelusuRI

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *