Kalau kamu baru mulai hobi naik gunung, mungkin kamu masih belum bisa mikirin hal lain selain tenaga dan keringat yang habis waktu kamu lagi nanjak.

Tapi, lama-lama, kalau kamu tetap menekuni hobi naik gunung, kamu bakalan terbiasa dengan rasa capek itu, punya kesempatan buat merenung dan menyadari bahwa:

quotes pendakian
Senja di gunung via unsplash.com/Aneta Ivanova

1. Puncak bukanlah tujuan

Pertama-tama, kamu mungkin bakalan mikir: “Buat apa naik gunung kalau nggak muncak? Udah jauh-jauh juga ke sini.” Kamu pasti ngebela-belain banget buat bangun pagi buta demi muncak, melepaskan diri dari kehangatan “sleeping bag” dan tenda.

Seiring berjalanannya waktu, makin banyak puncak yang kamu datangi, makin banyak pula pengalaman kamu, kamu pasti bakal sadar bahwa puncak bukanlah tujuan; intinya pendakian itu ada di proses dan perjalanannya.

sebelum mendaki gunung lawu
Pesona pendakian Gunung Lawu via Cetho adalah sabana yang luas/Fuji Adriza

2. Naik gunung bukanlah kompetisi

Di masa-masa awal menekuni hobi naik gunung, biasanya para pendaki memperlakukan naik gunung seperti kompetisi. Semua seolah pada berlomba-lomba mengatakan pada dunia: “Aku sudah ke 40 gunung,” “Perjalananku lebih seru dari kamu,” “Aku bisa ke puncak gunung itu dalam waktu cuma beberapa jam,” dll.

Tapi lama-lama kamu pasti sadar kalau pendakian gunung bukanlah sebuah kompetisi. Naik gunung adalah sebuah kesempatan berharga yang ngasih kita waktu untuk merenung.

hal yang harus dihindari saat turun gunung
Menuruni trek licin Gunung Ciremai/Fuji Adriza

3. “Menaklukkan” bukanlah istilah yang pas

Coba deh kamu hitung sendiri berapa postingan blog atau Instagram tentang pendakian gunung yang ada kata “menaklukkan” di judulnya.

Nah, semakin sering kamu naik gunung, kata “menaklukkan” itu bakalan terasa makin absurd di telinga kamu? Manusia kalau dibandingkan sama gunung itu nggak ada apa-apanya; nggak mungkin gunung bisa takluk.

naik gunung siang atau malam
Pelangi di puncak Gunung Ciremai/Fuji Adriza

4. Gunung nggak bisa dibanding-bandingkan

Lama-kelamaan kamu pasti sadar sendiri kalau gunung nggak bisa dibanding-bandingkan. Setiap gunung punya karakternya sendiri-sendiri, entah dari sisi pemandangan atau tingkat kesulitan treknya.

Karena itulah pendaki-pendaki yang sudah lama menekuni hobi naik gunung biasanya nggak nganggap enteng sebuah gunung cuma karena gunung itu nggak terlalu tinggi. Mereka tetap melakukan persiapan sebaik mungkin sebelum pendakian.

Jadi, di antara keempat hal di atas mana yang sudah kepikiran sama kamu, Sob?

Tinggalkan Komentar