Srikandi dengan sisa kekuatannya berhasil bangkit, kemudian melepaskan anak panah Hrusangkali yang menghujam jantung Resi Bisma. Srikandi, Sang Senopati perang dari Pandawa berhasil membunuh Resi Bisma dalam Perang Kurukshetra. Terbunuhnya Resi Bisma menjadi bagian akhir dari pementasan Wayang On The Street dengan lakon Sang Pinilih.
Pementasan Wayang On The Street menjadi bagian penutup dalam Festival Kota Lama yang diselenggarakan mulai tanggal 6–14 September 2025 di kawasan Kota Lama, Semarang. Selain pementasan wayang orang, Wayang On The Street juga menampilkan tari, flashmob, lomba cosplay, pembacaan puisi, dan parade wayang. Penampilan tari berasal dari penampilan Tari Anoman Obong oleh SMP Kanisius St. Yoris, Tari Jaka Tarub oleh SD Marsudirini Gedangan, dan Tari Sebuah Cerita Tentang Indonesia oleh siswa kelas tari Klub Merby.
Pukul 19.20, rangkaian pementasan Wayang On The Street dilanjutkan kembali. Molor dari jadwal acara. Mungkin saja ada beberapa hal yang masih dalam persiapan. Penonton sudah duduk lesehan dengan beralas karpet yang ada di depan panggung. Mereka tampak antusias. Di bagian belakang penonton lesehan terdapat kursi yang disediakan untuk para tamu undangan. Salah satunya adalah Wakil Wali Kota Semarang.
Malam ini pementasan Wayang On The Street memainkan lakon Sang Pinilih. Lakon ini bercerita tentang Srikandi yang dengan keberanian dan keteguhan hatinya menghadapi perang yang terjadi di Kurukshetra. Semua itu dilakukannya demi menegakkan kebenaran dan keadilan.

Wayang Orang Ngesti Pandowo
Pemain wayang orang di Wayang On The Street berasal dari Wayang Orang Ngesti Pandowo dan Tirang Community. Wayang Orang Ngesti Pandowo merupakan satu dari tiga perkumpulan kesenian tradisional wayang orang yang masih bertahan di Indonesia. Ngesti Pandowo didirikan pada 1 Juli 1937 di Madiun oleh Sastro Sabdho.
Pada tahun 1949, Ngesti Pandowo berpindah dan menetap di Kota Semarang. Salah satu tokoh yang terkenal di Ngesti Pandowo adalah Ki Sastro Sabdo dan Ki Narto Sabdo. Saat ini, Ngesti Pandowo rutin melakukan pementasan wayang orang di Gedung Ki Narto Sabdo yang berada di Komplek Taman Budaya Raden Saleh (TBRS), Semarang.
Keberadaan Wayang Orang Ngesti Pandowo bertujuan untuk melestarikan kesenian wayang orang, menanamkan rasa cinta pada seni dan budaya, serta menjadi hiburan bagi masyarakat. Ngesti Pandowo menjadi ikon dan bagian penting dalam kesenian di Kota Semarang.
Seorang pemerhati kesenian wayang orang pernah berujar padaku, bahwa pementasan wayang orang itu tidak hanya berfungsi sebagai tontonan, tetapi juga sebagai tuntunan. Menurut beliau, sebuah pementasan wayang orang selalu mengajarkan nilai-nilai yang bisa dijadikan pedoman atau tuntunan dalam kehidupan.

Wali Kota ikut Pentas
Alunan musik gamelan mulai menggema di Kota Lama, Semarang. Itu menjadi tanda sesaat lagi pementasan Wayang On The Street telah dimulai. Para pemain wayang orang telah memasuki panggung. Di bagian awal ini cerita mulai dibangun. Salah satunya menampilkan proses kelahiran Srikandi yang merupakan tokoh utama dalam lakon Sang Pinilih.
Salah satu yang spesial dalam pementasan Wayang On The Street kali ini adalah penampilan Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng yang memerankan karakter Sang Hyang Wenang. Beberapa kepala dinas juga ikut tampil dalam pementasan Wayang On The Street malam itu.
“Nyuwun sewu, Ibu. monggo ngagem bahasa Indonesia mawon untuk memudahkan dialog,” ucap pemeran Dewa Krishna kepada Ibu Agustina.
Hal ini disebabkan Ibu Agustina yang terlihat kesulitan berdialog dengan menggunakan bahasa Jawa Kromo Inggil. Pementasan wayang orang sering menggunakan bahasa Jawa Kromo Inggil, sehingga yang belum terbiasa bakal menemui kesulitan saat berdialog di atas panggung.
Sang Hyang Wenang bertugas menyampaikan wejangan atau nasihat kepada Srikandi yang saat itu masih berusia anak-anak. Selain itu, Agustina juga menyampaikan komitmen Pemkot Semarang untuk terus mendukung kesenian yang ada di Kota Semarang. Termasuk wayang orang, seni tari, dan seni pertunjukkan lainnya.
Penonton pun bertepuk tangan dan memberikan apresiasi yang tinggi kepada pemimpin Kota Lumpia atas komitmen tersebut. Mereka senang karena pemimpinnya hadir di tengah-tengah masyarakat. Penampilan wali kota merupakan penampilan spesial yang telah disiapkan oleh panitia Wayang On The Street.
Alunan musik gamelan bernuansa Bali juga hadir di panggung. Alunan musik ini mengiringi tarian yang dibawakan oleh Arnaud Kokosky. Penari kelahiran Belanda ini khusus datang ke Kota Semarang untuk ikut dalam pementasan Wayang On The Street. Malam itu Arnaud memerankan tokoh Patih Tameng Yudha. Selain itu Arnaud juga berkesempatan untuk beradu koreografi bersama Srikandi saat masih anak-anak.

Setia Menanti Goro-goro
Gerimis mulai mengguyur Kota Lama. Cukup deras dibandingkan beberapa saat yang lalu. Penonton mulai berhamburan untuk mencari tempat berteduh. Ada yang mulai memakai payung dan jas hujan. Sementara itu, tamu undangan mulai meninggalkan tempat duduk dan beranjak pulang.
Sepuluh menit kemudian, hujan pun reda dan pementasan dilanjutkan kembali. Aku dan penonton kembali ke depan panggung. Kali ini kami memilih menonton pementasan sambil berdiri. Karpet sudah basah karena hujan. Meskipun tadi hujan, banyak penonton yang masih antusias untuk menonton hingga selesai. Mungkin hujan tidak menjadi masalah serius bagi penonton yang masih bertahan.
Karakter Punakawan—Semar, Gareng, Petruk, Bagong—mulai memasuki panggung dengan diiringi musik. Ini berarti pementasan wayang sudah memasuki bagian goro-goro. Penampilan Punakawan ini selalu dinanti oleh penonton karena selalu berisi dagelan yang membuat penonton tertawa.
Semua materi dagelan berhasil mengundang gelak tawa para penonton. Kali ini Gareng menjadi objek dagelan. Semar menjadi penengah dari semua karakter. Sementara itu Petruk dan Bagong bertugas untuk melempar dagelan.
Pemeran karakter Bagong merupakan pemain Wayang Orang Sriwedari, Solo. Khusus datang ke Semarang untuk memeriahkan Wayang On The Street. Sayangnya, penampilan Punakawan hanya sebentar karena hari sudah malam. Akibat dari molor yang terjadi di awal pentas.
Singkat cerita, Srikandi telah tumbuh menjadi seorang kesatria perempuan yang tangguh, gagah, berani, dan bertanggung jawab atas keselamatan para prajuritnya. Srikandi juga diangkat sebagai senopati perang dan diberi restu oleh Dewa Krishna dan Pandawa—Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa. Selain itu, Srikandi juga menerima pusaka panah Hrusangkali yang digunakan untuk membunuh Resi Bisma.
Bagian akhir pementasan menampilkan pertempuran Srikandi dan pasukannya melawan Resi Bisma beserta pasukannya. Pertempuran berlangsung seru dan sangat menarik. Terutama koreografi yang terlihat harmoni dan selaras antarpemain. Terlihat sekali pementasan ini memang disiapkan dengan sangat baik.
Duel antara Srikandi melawan Bisma mengundang decak kagum penonton. Saling serang dan pertarungan ini terlihat berimbang hingga pada akhirnya Srikandi tersungkur karena menerima serangan dari Resi Bisma. Namun, pada akhirnya pertempuran ini dimenangkan oleh Srikandi.

Pementasan Wayang On The Street dengan lakon Sang Pinilih telah berakhir. Penonton bertepuk tangan karena pementasan berlangsung dengan sangat apik. Kemudian aku dan penonton lainnya naik ke panggung untuk bersalaman dan berfoto bersama pemeran wayang orang. Tidak lupa kami juga menyampaikan selamat dan ucapan terima kasih atas penampilan mereka di pementasan Wayang On The Street malam ini.
Aku sangat terhibur ketika menonton pementasan wayang orang. Setiap menonton pementasan wayang berarti kita juga sedang melihat penampilan seni lainnya. Mulai dari seni peran, seni musik, seni tari, seni rupa (tata rias dan busana), tata panggung, hingga seni sastra yang ditampilkan dalam bentuk dialog dan dagelan.
Aku pun ikut senang ketika Pemkot Semarang berkomitmen untuk terus mendukung kesenian yang ada di kota ini. Termasuk pertunjukkan wayang orang. Harapannya, Kota Semarang akan terus berkembang bersama kesenian.
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.
Rivai Hidayat tinggal di Semarang. Memiliki hobi traveling, fotografi dan, menulis. Berusaha mendokumentasikan setiap perjalanan yang dilakukan




