Genangan air masih nampak di beberapa titik Jogja National Museum (JNM) usai hujan deras mengguyur Kota Yogyakarta sejak sore hari hingga waktu Magrib tiba. Malam, merupakan malam kedua dari perhelatan Sulawesi Selatan (Sulsel) Expo 2023.
Meski gerimis sisa hujan belum berlalu, tampak orang-orang mulai berdatangan ke lokasi acara demi menyaksikan berbagai pementasan yang akan ditampilkan pada malam ini. Dari berbagai dialeg daerah ataupun penggunaan bahasa yang keluar dari bibir mereka untuk berkomunikasi satu sama lain, tampak jelas bahwa mereka berasal dari Sulawesi Selatan.
Ikatan Kekeluargaan Mahasiswa Indonesia (IKAMI) Sulawesi Selatan Cabang D.I. Yogyakarta, sebuah organisasi kedaerahan yang mewadahi mahasiswa perantau asal Sulawesi Selatan yang menempuh studi di Yogyakarta yang menggelar salah satu dari berbagai rangkaian acara dari gelaran SulSel Expo 2023 di kompleks Jogja National Museum. Acara ini berlangsung sejak Kamis (16/3/2023) hingga Sabtu (18/3/2023).
Ajang ini mengusung tema Wattu Sikarannuang yang memiliki arti waktu saling melepas kerinduan. Pemilihan tema membawa harapan agar para peserta yang hadir di lokasi dan mengikuti seluruh rangkaian acara dapat mengobati kerinduannya akan suasana kampung halaman di Sulawesi Selatan yang terpisah ribuan kilometer jauhnya dari Daerah Istimewa Yogyakarta.
Rangkaian acara pada agenda SulSel Expo 2023 antara lain napak tilas, pawai budaya, diskusi kebudayaan, pameran seni rupa, penyajian makanan khas daerah, hingga pertunjukan kesenian tradisional asal Sulawesi Selatan. Napak tilas di sini yaitu menyusuri sejarah masyarakat Bugis Makassar di tanah Mataram.
Dari agenda napak tilas ini pula, diketahui asal mula pemberian nama Bugisan pada salah satu kawasan yang saat ini secara administratif masuk pada wilayah Kecamatan Wirobrajan, Yogyakarta. Selain itu, diadakan pula ziarah makam Daeng Naba, seorang tokoh asal Sulawesi Selatan yang cukup berjasa bagi Kesultanan Mataram Yogyakarta.
Sementara itu, pada agenda diskusi kebudayaan, hadir sebagai pembicara guru besar bidang ilmu filsafat Universitas Gadjah Mada, Prof. M. Mukhtasar Syamsuddin. Hadir pula ketua program studi MA Center For Religius and Cross-Cultural Studies Universitas Gadjah Mada, Dr. Samsul Maarif.
Kedua pembicara ini menjadi pemantik diskusi yang mengangkat tema “Dekonstruksi Kebudayaan”. Diskusi ini membahas tentang suatu warisan berdasarkan hasil pemikiran yang digunakan untuk memahami kontradiksi yang ada di dalam kebudayaan atau adat untuk membangun kembali makna-makna yang telah melekat dalam kebudayaan atau adat tersebut sejak dahulu.
Adapun pameran seni rupa merupakan langkah awal bagi teman-teman seniman se-Nusantara yang berkolaborasi dengan SulSel Expo 2023. Pameran ini mengemas budaya dan tradisi dengan konsep visual art dan diwarnai oleh beragam karya yang tertata rapi di Lantai 2 Ruang Paviliun JNM Bloc Yogyakarta. Karya seni berupa lukisan, patung, instalasi, hingga video animasi diracik sedemikian rupa oleh para senimannya sehingga memanjakan mata para pengunjung, penikmat, dan pengapresiasi seni.
Selain untuk mengobati kerinduan akan kampung halaman, SulSel Expo memperkenalkan berbagai kesenian, tradisi, dan budaya Sulawesi Selatan ke khalayak luas. Hal ini tidak lepas dari kemajemukan masyarakat di Yogyakarta yang berasal dari berbagai daerah sehingga mendapat julukan miniatur Nusantara. Memanfaatkan keistimewaan Yogyakarta yang plural, gelaran SulSel Expo sekaligus menjadi ajang silaturahmi dan pengenalan budaya. Baik itu antar sesame kabupaten di Sulawesi Selatan, maupun dengan daerah-daerah lain di luar Sulawesi Selatan.
Terkait malam pertunjukan, penampilan yang disajikan bukan hanya kesenian tradisional dari Sulawesi Selatan. Turut diundang dan tampil pula beberapa penampil di luar Sulawesi Selatan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dengan mewakili setiap pulau. Partisipasi aktif dari organisasi daerah lain di luar Sulawesi Selatan ini juga sebagai bukti bahwa IKAMI SUL-SEL Cabang DIY sangat terbuka dengan daerah lain dalam menjaga keharmonisan demi mewujudkan cita-cita bersama sebagai anak bangsa.
Malam semakin larut seiring dengan berakhir pula seluruh agenda pementasan pada malam itu. Satu per satu peserta beranjak meninggalkan lokasi. Beberapa pula tampak memanfaatkan momen swafoto dengan latar belakang berbagai dekorasi yang ditampilkan dengan nuansa khas Sulawesi Selatan.
Lampu kompleks JNM satu per satu dipadamkan oleh pihak keamanan yang menandakan batas waktu berkegiatan telah usai. Saatnya pulang dengan perasaan senang akan rindu telah terobati di malam ini.
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan TikTok kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.
Sedang menempuh pendidikan di Yogyakarta. Senang membaca, berdiskusi, menulis, memotret, dan berkelana mengunjungi tempat-tempat baru.
Semangat mas amar terus menulis dan berkarya