Di Kota Surabaya terdapat sebuah museum yang terbilang unik. Museum tersebut merupakan sebuah rumah huni yang dulunya merupakan sebuah rumah indekos. Dari sekedar rumah yang berfungsi sebagai kos tersebut, banyak melahirkan buah pemikiran yang tidak disangka-sangka akan menjadi landasan pemikiran oleh founding father negara Indonesia di masa depan. Mari menelusurinya, Museum H.O.S. Tjokroaminoto.

Museum H.O.S. Tjokroaminoto berada di kawasan Peneleh, Kota Surabaya. Kota yang dijuluki sebagai Kota Pahlawan ini memang terkenal memiliki beragam objek bersejarah dan berbagai museum yang tersebar di penjuru kota. Dahulu Presiden Republik Indonesia pertama yakni Ir. Soekarno pada masa mudanya pernah menetap di sini.

Rumah H.O.S. Tjokroaminoto dan Para Tokoh Nasional Bangsa

Museum ini dulunya merupakan rumah dari salah satu tokoh pergerakan nasional yakni Haji Oemar Said Tjokroaminoto. Beliau merupakan salah satu tokoh pergerakan yang cukup identik dengan kelompok organisasi Sarekat Islam pada masa tersebut. Rumah yang terbilang cukup sederhana ini, menjadi saksi bisu lahirnya buah-buah pemikiran dan ideologi para pendiri bangsa saat masih muda. Rumah yang berdesain klasik dengan sentuhan khas Jawa dari era abad ke-19 hingga awal abad ke-20 inilah menjadi tempat bernaung sekaligus berdiskusi para penghuninya.

Rumah HOS Cokroaminoto
Rumah HOS Cokroaminoto/Zahir

Mulai dari Ir. Soekarno, Musso, Semaoen, hingga pentolan DI/TII semacam Kartosoewirjo pernah indekos di rumah tersebut. Para penghuni rumah yang kebanyakan memang masih usia belia seringkali menimba ilmu sekaligus berdiskusi tentang berbagai hal. Dunia politik, pandangan agama serta ideologi, bisa dibilang menjadi menu rutin anak-anak kos di rumah tersebut. H.O.S. Tjokroaminoto tentunya berperan sebagai ayah asuh sekaligus mentor dalam ilmu kebangsaan dan perpolitikan bagi mereka, sehingga membentuk pola pemikirannya masing-masing.

Ruangan-ruangan di Museum H.O.S. Tjokoroaminoto

Lazimnya rumah pada umumnya, tentu kondisi ruangan dalam museum ini juga menyesuaikan bentuk asli rumah tersebut. Bagian depan rumah masih mempertahankan desain rumah khas Jawa yang dihiasi pagar kayu yang dicat berwarna hijau. Area ruangan depan atau ruang tamu banyak dihiasi koleksi asli dari empunya, mulai dari beragam pernak Pernik hiasan dinding, beberapa buah kursi lengkap dengan mejanya, dan beberapa plakat penghargaan juga terpasang di ruangan ini.

Bagian lantai rumah ini juga masih menggunakan ubin klasik yang tentunya menambah kesan vintage. Berlanjut di ruangan berikutnya yakni di sisi kiri ketika memasuki sebuah lorong akan disuguhi beragam koleksi milik H.O.S. Tjokroaminoto sewaktu aktif berorganisasi di Sarekat Islam. Mulai dari beragam buku-buku lama, arsip-arsip kuno hingga beragam surat kabar yang memuat pemberitaan mengenai Sarekat Islam kala itu terpajang di dinding-dinding lorong yang berukuran tidak terlalu luas ini. Ada pula ragam koleksi benda-benda asli milik H.O.S. Tjokroaminoto yang tersimpan rapi menjadi koleksi di ruangan tersebut. Selain itu, ada beberapa infografis yang menceritakan perjalanan hidup H.O.S. Tjokroaminoto sewaktu aktif berorganisasi. 

Menuju ke ruangan berikutnya, beberapa foto-foto penghuni dari rumah ini mulai dari Ir. Soekarno, Musso, dan beberapa tokoh lainnya menjadi suguhan. Kamar mereka berada di lantai dua di sisi kanan ruangan belakang tersebut. Di sanalah, kerap kali terjadi diskusi antara para penghuninya.

Salah satu koleksi yang bisa dibilang menjadi ikon dari rumah H.O.S. Tjokroaminoto ini adalah setelan baju yang dulunya dipergunakan oleh Soekarno sewaktu muda. Baju ini tersimpan rapi di lorong belakang dalam sebuah lemari kaca yang bersebelahan dengan lemari kuno. Selain baju milik Soekarno, juga terdapat setelan baju milik H.O.S. Tjokroaminoto.

  • Area Ruang Tengah Museum Cokroaminoto
  • Area Ruang Tamu Museum
  • Replika Baju Soekarno
  • koleksi koran kuno
  • Logo PSII

Ada pula sebuah kamar pribadi yang dulunya merupakan tempat tidur H.O.S. Tjokroaminoto bersama dengan sang istri yakni Soeharsikin. Kamar yang berukuran tidak terlalu luas ini terdapat berbagai macam perabotan asli mulai dari meja rias, lemari, bahkan ranjang asli juga berada di tempat ini. Para pengunjung diperbolehkan untuk mengambil foto namun tidak diperbolehkan untuk menyentuh apalagi duduk di ranjang tersebut. 

Rumah yang telah menjadi museum ini tidak dapat dipungkiri menjadi salah satu saksi bisu dalam perkembangan pemikiran para tokoh nasional bangsa Indonesia kala itu masih muda. Meskipun dalam perjalanannya, mereka seringkali berseberangan pendapat dan ideologi, tidak dapat dipungkiri melalui proses diskusi dan bimbingan dari H.O.S. Tjokroaminoto juga turut memberi tuntunan terhadap pola pemikiran mereka.

Museum tersebut buka setiap hari Selasa–Minggu mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB. Lokasi museum ini berada di Jl. Peneleh Gang VII No. 29-31, Kel. Peneleh, Kec. Genteng. Jika ingin mengunjungi rumah sekaligus museum H.O.S. Tjokroaminoto, kamu harus melakukan pendaftaran secara daring melalui tiketwisata.surabaya.go.id. Setelah melakukan pendaftaran, kamu cukup menunjukan barcode yang tercetak dalam tiket tersebut saat berkunjung.

Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan TikTok kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Tinggalkan Komentar