Wanagiri adalah sebuah desa di Bali utara, tepatnya di kecamatan Sukasada, kabupaten Buleleng. Karena berada di daerah pegunungan, cuaca Wanagiri lebih sejuk. Di sini, juga banyak terdapat air terjun salah satunya Air terjun Banyumala atau air terjun Kembar Banyumala (Banyumala Twin Waterfalls). Fakta menariknya adalah, Meskipun Wanagiri hanya desa kecil, namun jumlah wisatawan asing yang berkunjung lebih banyak daripada wisatawan lokal.
Jalan menuju air terjun Banyumala tidaklah sulit karena sudah teraspal rapi, mudah menjangkaunya dengan kendaraan. Namun, saya sarankan untuk tetap berhati-hati dan tidak ngebut selama berkendara, berhubung jalannya sempit dan curam.
Harga tiket masuk ke Banyumala sebetulnya sangatlah terjangkau, hanya Rp20.000 saja per orang. Tetapi, bila ingin menambah unsur petualangan yang memacu adrenalin, bermain swing (ayunan) dengan pemandangan hutan belantara dan sky bike (bersepeda di atas tali) bisa menjadi pilihan menarik dengan biaya tambahan sekitar Rp50.000.
Bahkan, kamu dapat mendekati air terjun dengan bermain flying fox selain berjalan kaki bila rela merogoh kocek Rp150.000. Terus terang saya tidak rela keluar uang ekstra. Apalagi, jangkauan flying fox sebetulnya hanya sampai di area loket untuk pembelian karcis, di mana selanjutnya saya tetap harus jalan kaki menuju air terjun. Sebagai catatan, posisi loket memang tidak langsung terlihat, baik di area parkir kendaraan maupun permainan sky bike dan ayunan.
Perjalanan menuju air terjun Banyumala
Saya memilih untuk sepenuhnya jalan kaki menyusuri jalan setapak berliku yang sudah diberi paving selama kurang lebih 30 menit untuk mencapai loket. Sesudah membayar tiket, saya menjumpai gerbang utama yang mengarah langsung ke objek utama dengan jalur yang lebih “dekat” ke alam karena masih berupa tanah.
Namun, pihak pengelola sudah membuatnya lebih mudah dan aman untuk dilalui sembari mempertahankan keindahan alam aslinya. Misalnya, permukaan tanah curam yang dibentuk tangga dengan penambahan railing dari batang pohon, jembatan bambu, dan jalan setapak yang ditanam batu atau ban bekas supaya tidak licin. Maka, Banyumala adalah pilihan tepat untuk kamu yang ingin menelusuri panorama alam dengan cara mudah.
Pemandangan penuh hijau-hijauan yang menyejukkan mata membuat saya menikmati setiap detik dari seluruh perjalanan yang ditempuh. Terlebih, kesegaran udaranya menambah energi dan semangat untuk melewati jalur-jalur menantang, mulai dari tanjakannya yang tinggi hingga yang licin.
Sesampainya di air terjun, semua yang saya lalui terbayarkan. Menyaksikan pemandangan yang asri sambil mendengarkan suara gemuruh air terjun mampu menenangkan pikiran dan mengusir kejenuhan tinggal di kota besar yang penuh hutan beton. Nggak heran kalau Banyumala diminati wisatawan, di sini kita bisa berendam dan berenang karena selain arus airnya tidak deras, kondisi air terjunnya juga bersih dari sampah.
Kegiatan lain yang nggak kalah menyenangkan adalah duduk manis di atas tikar sambil menyantap bekal perjalanan. Kalau kamu suka berswafoto, cobalah mengambil gambar di jembatan bambu dengan latar belakang air terjun.
Air terjun Banyumala punya fasilitas cukup lengkap
Menurut pengamatan saya, fasilitas di kompleks air terjun Banyumala tergolong cukup lengkap dan nyaman. Toilet umum sederhana yang cukup bersih mudah ditemukan di sepanjang perjalanan. Ruang ganti baju juga banyak. Kamu pun nggak perlu khawatir kelaparan, karena di sini banyak pedagang yang menjual makanan dengan harga terjangkau dan ragam variasi menu. Ada nasi goreng seafood, ayam goreng dan sate ayam lontong hingga makanan barat, seperti chicken cordon bleu, pizza, dan spaghetti. Bahkan, fasilitas wi-fi gratis tersedia di salah satu restoran yakni, Palm Resto Bali.
Untuk kamu yang akan berkunjung akhir tahun ini, ada hal-hal yang harus diantisipasi sebelumnya. Misalnya saja, waktu terbaik untuk kunjungan adalah pagi hari karena curah hujan di Wanagiri cukup tinggi setelah pukul 12 siang. Meski cuaca di sini cukup dingin, namun, tetap saja saya sarankan untuk menggunakan pakaian nyaman yang menyerap keringat bila beraktivitas dengan intensitas tinggi.
Gunakan pula alas kaki yang nyaman seperti sepatu olahraga atau sandal gunung supaya tidak mudah tergelincir. Jangan lupa untuk membawa jas hujan, baju renang, serta pakaian dan sandal cadangan bila ingin berenang atau berendam.
Kalau punya waktu lebih, kamu juga bisa berkunjung ke perkebunan bunga emitir—salah satu jenis bunga yang banyak digunakan untuk persembahan sesajen umat Hindu di Bali. Aksesnya tak jauh dari gerbang masuk ke Banyumala.
Kunjungan ke Banyumala menyadarkan saya bahwa Bali tidaklah selalu identik dengan cuaca panas dan barisan pantai yang indah.
Karyawan swasta merangkap travel blogger.
1 comment
Bagus artikelnya. Semoga suatu hari bisa kesana.