Sesekali, kamu mesti coba main ke Kota Yogyakarta pada momen-momen seperti Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh.
Penuh ornamen-ornamen bernuansa budaya Tionghoa, Jalan Malioboro jadi merah menyala. Tengoklah ke atas, pasti kamu bakal terkesima menyaksikan lampion-lampion merah digantung melintang jalan, menggoda banget buat diajak selfie.
Tapi, jangan berhenti di situ. Coba jalan kaki sedikit ke arah selatan di pedestrian. Lewati saja Kepatihan. Sebelum Pasar Beringharjo, kamu bakal menjumpai sebuah gapura besar warna merah yang unik. Itu artinya kamu tiba di Kampung Ketandan.
Kampung ini memang sudah jadi lokasi bermukim etnis Tionghoa Yogyakarta sejak dulu. Nggak tanggung-tanggung, nenek moyang masyarakat Ketandan diperkirakan sudah bermukim di sana dan menjadi bagian dari harmoni Yogyakarta sejak pertengahan abad ke-18, tak lama setelah Kasultanan Yogyakarta didirikan.
Kalau pas kamu ke sana suasana sedang semarak, berarti kamu lagi beruntung. Kenapa? Sebab pasti waktu itu sedang ada acara tahunan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) buat menyambut Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh.
Setiap hari Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta bakal menyuguhkan pertunjukan berbeda
Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta sudah diadakan rutin sejak tahun 2006. Artinya, PBTY tahun 2018 ini adalah gelaran ke-13.
Semula PBTY cuma diadakan selama lima hari. Tapi, saat evaluasi PBTY 2016, Sultan Hamengku Buwono X ngasih usulan kalau acara ini dijadikan tujuh hari saja supaya masyarakat bisa lebih lama menikmati festival budaya tahunan itu. Jadilah sejak 2017 PBTY diadakan selama tujuh hari.
Memang perlu waktu agak lama supaya bisa menikmati semua yang disajikan di PBTY. Stan kulinernya saja ada ratusan dan masing-masing menjajakan makanan yang berbeda, dari mulai yang tradisional sampai kontemporer. Kalau dipaksain mencicipi semuanya dalam satu hari, perut kamu nggak bakalan cukup. Kasihan lambung dan ususmu, Sob!
Selain mencicipi kuliner, kamu juga mesti meluangkan waktu buat menikmati pertunjukan seni dan budaya di beberapa panggung yang ada.
Setiap hari PBTY bakal menyuguhkan pertunjukan-pertunjukan yang berbeda. Tapi, sebagai pengecualian, ada satu pertunjukan yang biasanya bakal diadakan setiap malam, yakni wayang potehi. Kapan lagi bisa menikmati pertunjukan wayang yang sudah hampir punah itu kalau bukan pas Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta?
“Jadi tertarik,” katamu, “terus kapan Pekan Budaya Tionghoa 2018?”
PBTY 2018 bakal diadakan dari tanggal 24 Februari sampai 2 Maret 2018. Catat tanggalnya, ya!
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.
Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.