Noken Papua yang Serbaguna

Tiap daerah di Indonesia tentu punya kekhasan sendiri-sendiri, baik dari segi adat istiadatnya, pakaiannya, bahasanya, makanannya, dll. Tak terkecuali Papua yang terletak di sisi paling timur Indonesia. Di Papua orang-orang jarang membeli tas—mereka lebih suka memakai noken.

Ada yang belum tahu apa itu noken? Orang yang suka traveling seperti kamu pasti sudah tidak asing lagi sama kata itu.

Noken adalah tas rajut khas Papua. Dipakai semua usia dan kalangan, tas rajut ini serbaguna. Ia bisa dibawa ke sekolah, ke kantor, bahkan juga bisa digunakan untuk menggendong anak. Ada juga yang memakainya untuk membawa barang.

noken khas papua

Masyarakat Papua memakai noken warna-warni/Dewie Suwiryo

Secara umum, ada dua jenis noken khas Papua: pertama, noken rajutan yang biasanya terbuat dari benang manila (mama-mama Papua menyebutnya benang manira); kedua, noken dari kulit kayu/akar kayu yang sudah dikeringkan.

Tidak seperti tas biasa yang umumnya hanya punya satu warna atau beberapa warna yang senada, noken khas Papua sangat menyolok dan warna-warni. Kombinasinya bertabrakan, misalnya merah dan hijau; oranye, merah, dan hijau; coklat dan oranye; kuning, biru dan hijau; dll. Kalau sedang di Papua, kamu akan kagum sendiri melihat orang-orang lalu-lalang menyunggi noken aneka warna.

Tapi, warna menyolok ini hanya ada pada noken rajutan saja. Noken kulit kayu biasanya mengikuti warna asli kayu asalnya.

Noken bisa dipakai untuk menggendong anak kecil

“Masa iya noken bisa untuk menggendong anak? Membawa barang-barang juga? Tas macam apa ini?”

Iya, benar. Itulah yang membedakan noken khas Papua dengan tas lain pada umumnya.

Pasti kamu bertanya-tanya, “Lho, noken ini ‘kan kelihatannya rapuh? Kok bisa dipakai untuk menggendong anak dan membawa barang?” Noken ini unik. Ia elastis tapi kuat. Rajutan talinya juga sangat padat. Itulah sebabnya tas rajut ini tahan lama, sampai bertahun-tahun.

Ukurannya tergantung peruntukannya. Noken untuk membawa barang biasanya adalah yang paling besar. Untuk menggendong anak, ukurannya sedikit lebih kecil dibanding noken barang. Yang paling kecil adalah untuk ke sekolah atau ke kantor.

noken khas papua

Menggendong anak dengan noken/Dewie Suwiryo

“Terus, bagaimana caranya menggendong anak dengan noken?” Caranya, sang anak dimasukkan ke dalam noken berukuran besar, kemudian diangkat, lalu talinya ditaruh di kepala. Tak lupa sang anak diselimuti dengan kain supaya tidak kepanasan. Kalau masih ada noken lain yang perlu diangkut, tinggal disangkutkan lagi di kepala, di atas noken untuk mengangkut anak.

Kalau yang dibawa barang atau sayuran, cara packing-nya lebih praktis lagi. Kamu cukup memasukkan semua barang yang perlu diangkut tanpa susah payah mengatur posisinya. Secara otomatis, tas rajut itu akan menyesuaikan ukurannya dengan volume barang yang dibawa. Setelah semuanya masuk, tinggal sangkutkan talinya ke kepala.

Cara membuat noken

Noken khas Papua ini dibuat secara manual oleh mama-mama sambil menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.

Dibutuhkan ketelatenan dan kesabaran untuk merajut noken. Prosesnya pun lumayan panjang. Untuk membuat noken benang manila, misalnya. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memindahkan benang dengan cara menggulungnya di kayu atau botol, kemudian mengurutkan sesuai warna yang diinginkan.

Setelah itu barulah proses merajut dimulai. Biasanya dimulai dari atas, yaitu bagian tali yang rajutannya padat dan kuat. Semakin ke bawah, rajutannya akan semakin melonggar.

noken khas papua

Memakai noken ke sekolah/Dewie Suwiryo

Proses pembuatan noken kulit kayu lain lagi. Kulit kayu yang diambil dari pohon sagu kemudian dikeringkan. Tahap selanjutnya, kulit kayu dipotong sesuai ukuran yang dikehendaki. Barulah kemudian kulit kayu itu mulai dirajut. Bentuk noken kulit kayu ini kaku, makanya biasanya hanya dipakai untuk sekolah, kerja, atau acara adat.

Bagaimana dengan noken khas Papua yang terbuat dari akar? Nah, kalau yang terakhir ini bahan bakunya diperoleh dari akar pohon yang sudah merambat ke atas. Dipilih yang kuat, dikeringkan, kemudian baru dirajut. Sama seperti yang terbuat dari kulit kayu, noken jenis ini biasanya hanya dipakai untuk sekolah dan kerja.

Waktu yg dibutuhkan untuk membuat sebuah noken khas Papua berbeda-beda tergantung ukurannya. Noken untuk sekolah dan kerja biasanya bisa selesai dalam waktu 3-5 hari. Sementara noken untuk menggendong anak dan membawa barang umumnya diselesaikan dalam waktu antara 10-30 hari.

Jadi kaka ada yang mau pu noken juga kah? Ko buat apa kah dan warna apa e?


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Tinggalkan Komentar