Di banyak kota, kafe sering hadir sebagai ruang alternatif untuk melepas penat dari kesibukan sehari-hari. Di Solo, kota yang kerap dikenal dengan ketenangan dan kesederhanaannya, ada satu kafe dengan konsep berbeda. Namanya Nanairo Space. Terletak di Jalan Imam Bonjol Nomor 2, kawasan Pasar Kliwon, kafe mungil ini mampu mencuri perhatian.
Jika dilihat sekilas, bangunan kafe tampak seperti rumah kecil biasa di pusat kota. Namun, begitu pintu dibuka, suasana yang muncul sama sekali lain. Ruangan kecil itu menyajikan atmosfer hangat yang seketika mengingatkan pada dunia animasi Jepang, khususnya karya-karya Studio Ghibli. Bukan ornamen megah, melainkan karena kesadaran dalam menyusun detail kecil yang memunculkan rasa akrab sekaligus imajinatif.

Kafe Kecil yang Penuh Cerita
Nanairo Space tidak dirancang seperti kafe pada umumnya. Awalnya, luasnya hanya sekitar 4×4 meter. Namun, karena semakin banyak orang ingin datang, ruang tambahan dengan ukuran serupa akhirnya dibuka. Meski demikian, kapasitas kursi tetap terbatas. Hanya ada beberapa kursi yang tersebar di dalam ruangan dan teras depan.
Ruang sekecil ini menciptakan pengalaman yang berbeda. Tidak ada hiruk pikuk berlebihan seperti di kafe besar. Justru suasana intim inilah yang menjadi daya tariknya. Setiap sudut ruangan terasa seperti memiliki cerita sendiri. Ada mesin ketik tua, fonograf lengkap dengan piringan hitam berisi musik klasik, kursi vintage putih dengan garis hijau, hingga ornamen kecil yang membuat ruangan terasa hidup.
Benda-benda itu bukan sekadar dekorasi, melainkan bagian dari narasi yang membentuk identitas kafe. Banyak pengunjung memilih duduk berlama-lama hanya untuk memerhatikan detail atau sekadar mengambil gambar untuk dibagikan ke media sosial. Bagi mereka, ruang ini tidak hanya tempat untuk minum, tetapi juga untuk merasakan pengalaman visual.
Kafe, Produk Lokal, dan Photobooth
Nanairo Space tidak berhenti pada konsep ruang minum dan makan kecil. Di dalamnya juga dipajang berbagai produk kreatif dari perajin lokal. Ada vest batik, pakaian kasual dengan sentuhan batik, juga gantungan kunci dan busana lain. Kehadiran produk lokal mampu memberi ruang bagi tradisi untuk hadir dalam wujud yang lebih dekat dengan keseharian generasi muda.
Selain itu, ada juga sudut photobooth. Photobooth ini menjadi bagian penting dari pengalaman berkunjung. Dengan latar interior yang sudah didesain menarik, pengunjung bisa mengabadikan momen dengan cara yang lebih personal. Foto yang dihasilkan tidak hanya menjadi kenangan pribadi, tetapi juga sarana untuk berbagi cerita tentang kunjungan ke Nanairo Space.
Perpaduan kafe, produk lokal, dan photobooth menciptakan ekosistem kecil yang saling mendukung. Orang bisa datang untuk menyeruput teh, lalu membawa pulang kerajinan lokal, sekaligus menyimpan memori visual. Dengan begitu, Nanairo Space bukan hanya tempat singgah, melainkan juga ruang yang memberi lebih dari satu pengalaman.

Rasa Rumahan, Harga Bersahabat
Menu yang disajikan di Nanairo Space sangat sederhana dengan rasa rumahan yang justru kesederhanaannya menjadi daya tarik tersendiri. Ada donat klasik dengan aneka topping, puding karamel, cheesecake, hingga kwetiau dengan harga mulai Rp8.000. Untuk pelepas dahaga, tersedia berbagai varian teh seharga Rp12.000, juga es pisang ijo yang bisa dinikmati di kafe mungil ini.
Pilihan menu ini memperlihatkan bagaimana Nanairo Space tidak mengejar kesan mewah, tetapi lebih mengutamakan rasa akrab. Harga yang terjangkau juga membuat kafe ini inklusif untuk pelbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, pekerja, hingga keluarga kecil.
Ruang Kecil, Interaksi Hangat
Meski ruangannya terbatas, Nanairo Space berfungsi lebih dari sekadar tempat makan atau minum. Justru keterbatasan inilah yang mendorong interaksi lebih dekat antar pengunjung. Sering kali orang yang datang sendirian akhirnya berbincang dengan pengunjung lain, atau bahkan dengan pengelola kafe.
Kapasitas yang kecil menciptakan bentuk eksklusivitas tersendiri. Siapa pun yang berhasil mendapatkan kursi merasakan seolah sedang berada di sebuah komunitas kecil, meski hanya sebentar. Pengalaman ini berbeda dengan kafe besar, di mana keramaian sering kali membuat hubungan antarorang lebih renggang.


Bacaan Ringan di Sudut Ruangan
Selain interaksi, Nanairo Space juga memberi ruang untuk kesendirian. Di salah satu sudut, terdapat beberapa buku dan novel. Koleksinya tidak banyak, tapi cukup untuk menemani pengunjung yang ingin diam. Buku-buku itu menjadi pelengkap suasana: pengunjung bisa memilih untuk berbicara dengan orang lain, atau justru beristirahat sejenak sambil membaca.
Kehadiran buku memperluas fungsi kafe ini. Nanairo Space bukan lebih dari sekadar minum teh atau makan donat, melainkan juga tentang menyediakan ruang kecil untuk berimajinasi. Dalam diam, halaman-halaman buku memberi kesempatan untuk sejenak berhenti dari rutinitas.
Antara Publik dan Privat
Nanairo Space berada di persimpangan antara ruang publik dan privat. Kapasitasnya yang kecil membuat kafe ini terasa seperti ruang tamu rumah seseorang yang dibuka untuk umum. Ada nuansa personal yang kental, tetapi tetap terbuka bagi siapa saja. Bagi sebagian orang, atmosfer ini justru menjadi alasan untuk kembali. Mereka datang bukan hanya karena menu, melainkan karena perasaan berada di ruang yang menyeimbangkan keterbukaan dengan keintiman.
Solo memiliki banyak kafe dengan berbagai konsep, tetapi Nanairo Space menempati posisi yang berbeda. Dari ukuran ruangannya yang mungil, detail interior yang penuh perhatian, hingga kehadiran produk lokal dan photobooth, semuanya membentuk pengalaman yang menyeluruh.
Penataan ruang ini menunjukkan bahwa kafe tidak selalu harus luas untuk berarti. Justru dalam keterbatasan, muncul interaksi yang lebih hangat, pilihan untuk diam atau bercakap, serta kesempatan membawa pulang sesuatu baik berupa kerajinan tangan, foto, atau sekadar ingatan.
Jika suatu hari berada di Solo, sempatkanlah datang ke Nanairo Space. Bukan untuk mencari keramaian, melainkan merasakan bagaimana ruang kecil bisa menyajikan pengalaman yang utuh.
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.