Itinerary

De Tjolomadoe, Pabrik Gula dari Zaman Mangkunegara IV

Museum De Tjolomadoe di Kabupaten Karanganyar ini dahulunya adalah sebuah pabrik gula yang dibangun di era Hindia Belanda, semasa Mangkunegara IV. Sebagai salah satu aset yang memberikan pemasukan besar di masanya, museum ini juga bisa dikatakan sebagai lambang kemakmuran.

Di museum ini, kamu masih bisa melihat bentuk-bentuk dasar dari sisa-sisa mesin pabrik gula. Kawasan ini terbagi dalam beberapa stasiun seturut proses pengolahan gula, yakni stasiun gilingan, stasiun pemurnian, stasiun penguapan, stasiun masakan, stasiun putaran, juga stasiun-stasiun untuk pengeringan, pendinginan, dan pengemasan.

de tjolomadoe
Fasad De Tjolomadoe/Ainun Fitriyah

Proses produksi gula di Tjolomadoe

Batang-batang tebu yang baru saja dipanen dan dipilih dibawa ke stasiun gilingan. Tebu yang sesuai kriteria dicacah dan dimasukkan ke mesin perangkap besi untuk memisahkan serpihan-serpihan besi yang mungkin ikut saat proses pemotongan. Lalu, dilakukan penggilingan sebanyak sepuluh kali menggunakan alat berupa roda besi bergerigi. Penggilingan sengaja dilakukan beberapa kali untuk mendapatkan air perasan gula atau nira [berkualitas] maksimal.

Selanjutnya cairan tebu hasil gilingan ini akan melanjutkan perjalanan menuju stasiun pemurnian. Proses pemisahan kandungan non-sugar (bukan gula) dan proses penghilangan kotoran akan dilakukan di sini.

de tjolomadoe
Bagian samping De Tjolomadoe/Ainun Fitriyah

Usai dimurnikan, nira kemudian perlu dikentalkan di stasiun penguapan, sebelum nantinya dibawa menuju stasiun kristalisasi alias stasiun pemasakan. Proses pemasakan ini akan memakan waktu yang cukup lama jika kandungan air dalam nira masih cukup tinggi.

Proses pembuatan gula belum selesai. Gula hasil kristalisasi masih perlu menempuh beberapa tahap lagi di stasiun putaran dan stasiun pengeringan-pendinginan, demi memisahkan kristal gula dengan larutan (stroop) yang masih menempel. Selanjutnya, pemanasan juga harus dilakukan untuk membunuh organisme yang masih hidup saat gula dikristalisasi. Barulah kemudian dilakukan pendinginan untuk mempertahankan kristalnya.

de tjolomadoe
Sisa-sisa peralatan di stasiun gilingan/Ainun Fitriyah

Ternyata panjang juga, ya, proses mengubah tebu menjadi kristal-kristal gula yang biasa kamu tuangkan dengan mudah ke dalam gelas teh panas di rumah?

Meskipun proses panjang itu sudah tidak bisa lagi kamu saksikan secara langsung di museum ini, kamu masih bisa membaca penjelasan-penjelasan mengenai proses dan sejarah masuknya gula ke Indonesia. Selain itu ada juga informasi soal perkembangan produksi gula Indonesia dari awal hingga sekarang.

Lebih dari sekadar museum gula

Setelah menelusuri sejarah gula, kamu bisa mampir ke Taman Wagis Wara (Taman Para Raja). Di lokasi itu kamu tak hanya bisa menikmati permainan pencahayaan (lighting), namun juga instalasi seni, lukisan-lukisan menarik, juga berkas-berkas yang berhubungan dengan pencatatan keuangan pabrik gula di masa lalu.

pekarangan de tjolomadoe
Taman di De Tjolomadoe/Ainun Fitriyah

Museum De Tjolomadoe tidak hanya soal gula. Di sini juga ada restoran, tempat belanja, dan ruang pertemuan yang super luas dan keren yang bisa dipakai untuk berbagai keperluan—gathering, konser, resepsi pernikahan, dll.

Setelah menghabiskan hari di dalam museum, kamu bisa menyaksikan pergantian siang dan malam dengan bersantai di taman depan De Tjolomadoe. Taman ini super cantik, bersih, dan rapi. Di musim kemarau, ketika hari sedang panas-panasnya, kamu akan merasa seperti di Central Park, New York.

Selain itu, di halaman depan De Tjolomadoe juga ada The Royal Besaran Resto yang dulunya adalah rumah utama sang pemilik pabrik gula. Kalau penasaran, kamu bisa mampir dan mencicipi makanan-makanan khas Jawa dan Western yang bukan hanya lezat namun juga disajikan dengan amat elok. Arsitektur dan interiornya yang masih mempertahankan gaya asli juga pasti bakal bikin kamu makin betah berlama-lama.


De Tjolomadoe
Jl. Adi Sucipto No. 165, Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah
detjolomadoe.com


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Love to travel, dive, write and sketch ?

Love to travel, dive, write and sketch ?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *