Dibalik stigma buruknya, tato termasuk seni menghias tubuh tertua dalam kehidupan manusia. Tato biasanya dibuat dengan alasan-alasan tertentu seperti pengingat momen, ritual, ekspresi, strata, dan hal lainnya. Tato-tato Nusantara, antara lain tato Dayak, tato Mentawai, dan tato Moi diperkirakan sudah melewati masa ribuan tahun dan termasuk kedalam kebudayaan tato tertua di dunia. Kebudayaan ini seakan menjadi asing dan perlahan-lahan hilang ditelan masa, digerus oleh teknik dan desain tato yang lebih modern.

Kali ini TelusuRI berkesempatan berbincang-bincang Martison Siritoitet, pemuda Mentawai yang juga anggota tim Yayasan Pendidikan Budaya Mentawai yang berjuang untuk mengajarkan, mempromosikan, sekaligus melestarikan budaya Mentawai, termasuk diantaranya adalah tato Mentawai.

Saat ini, ia melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, jurusan Tours & Travel Management. Ia juga merupakan tim divisi media di Yayasan Pendidikan Budaya Mentawai-Suku Mentawai yang membantu pengelolaan dalam memperkenalkan program YPBM di platform sosial media seperti Facebook, Instagram, Twitter dan laman Suku Mentawai.

Martison Siritoitet
Martison Siritoitet/Istimewa

Apa aja nih pengalaman selama bergabung di Yayasan Pendidikan Budaya Mentawai?

Kurang lebih sejak saya bergabung di Yayasan Pendidikan Budaya Mentawai sampai sekarang banyak sekali pengalaman dalam menjalankan program pengembangan budaya dan pelestarian lingkungan dan kearifan lokal Suku Mentawai.

Saat ini YPBM memiliki 7 sekolah budaya yang tersebar di beberapa Desa di Pulau Siberut Selatan Mentawai. Pada 2019 YPBM telah berhasil menerbitkan kamus bahasa Mentawai dialek Sarereiket ke dalam bahasa Indonesia dan tahun ini kami sedang menyelesaikan penerjemahan kamus kedalam bahasa Inggris.

Tahun ini, kami juga sedang melanjutkan penelitian tanaman dan tumbuhan penting di Mentawai untuk dijadikan bahan ajar kepada siswa sekolah adat dalam bentuk katalog atau buku tentang biodiversitas Mentawai. 

Kami juga melakukan penelitian tentang mitologi yang mencakup cerita rakyat, tabu, mitos, legenda, nyanyian, dsb, yang akan menjadi bahan ajar siswa sekolah adat dalam bentuk buku cerita rakyat.

Dalam sekolah adat, para siswa belajar tentang budaya kearifan lokal, mencakup pembelajaran mengenai tanaman obat, kerajinan tangan, tarian daerah, lagu daerah, alat musik, cerita rakyat, bahasa, pemanfaatan sumber daya alam, teknik pertanian, peternakan, dan kesenian.

Tato tradisional yang terkenal di Nusantara, salah satunya dari Mentawai, bagaimana penggunaan Tato oleh Masyarakat Suku Mentawai itu sendiri?

Tato Mentawai disebut Titi, merupakan seni merajah tubuh dan simbol-simbol tertentu yang mengandung filosofi dan kebanggaan tersendiri. Pada zaman dahulu tato Mentawai terbuat dari bahan alami.

Tinta tato terbuat dari arang atau tungku tradisional yang dicampur dengan air tebu. Alat pengolahannya terbuat dari rakitan kayu untuk menumbuk bahan dan sari tinta dalam wadah tempurung kelapa yang nantinya akan digunakan sebagai tinta membuat tato. Selain sebagai fungsi kesenian dan kebanggaan, tato Mentawai merupakan identitas diri dari tertua adat yang disebut Sikerei.

Tato Suku Mentawai
Aman Lau Lau Banai (kanan) menyebrangi sungai setelah mengambil hasil ladang di Desa Butui via TEMPO/Ayu Ambong

Adakah makna atau simbol-simbol khusus yang menjadi khas bagi Suku Mentawai? 

Secara umum simbol tato pada bagian dada menggambarkan busur dan panah dan jaraik. Simbol ini memiliki filosofi bahwa masyarakat Suku Mentawai merupakan pekerja keras dalam mempertahankan hidup dalam hutan, suka berburu, dan bercocok tanam.

Pada bagian lengan terdapat simbol rentetan duri yang runcing. Simbol itu diambil dari filosofi Duri Rotan yang menandakan masyarakat Mentawai yang pekerja keras dalam hutan yang sudah terbiasa tercabik cabik badannya akibat dari tusukan benda tajam, duri rotan dan ancaman lainnya. 

Pada bagian punggung juga terdapat garis lintang vertikal yang menandakan keseimbangan kehidupan manusia dengan alam. Terdapat juga garis bujur horizontal yang melambangkan ketegasan dan kebijakan masyarakat Suku Mentawai terutama Sikerei dalam mengambil keputusan dan tindakan. Pada bagian paha Sikerei terdapat bilah-bilah dan garis melintang sebagai simbol teras uma yang terbuat dari kayu aren yang biasanya teras ini menjadi tempat para Sikerei melakukan ritual dan tari turuk laggai. 

Selain simbol secara umum ini sebenarnya masih banyak arti dan makna lainnya. Salah satu contohnya ketika para para Sikerei mendapatkan hasil buruan babi hutan, rusa, dan binatang lain termasuk binatang buas, mereka akan menggambarkan [tato] kepala buruan mereka di bagian dada kiri atau kanan mereka. Ini menandakan sebagai kepercayaan diri dan kebanggaan atas capaian dan prestasi mereka dalam berburu. (Ini sepengetahuan saya, masih banyak nilai dan filosofi lainnya jika berbincang langsung dengan Sikerei).

Apakah tato merupakan sebuah keharusan atau lebih pada pilihan bagi masing-masing individu? Lalu adakah perbedaan bagi tato yang diperuntukkan untuk laki-laki dan perempuan?

Pada zaman dahulu tato Mentawai menjadi sebuah keharusan ketika seseorang sudah menjadi dewasa. Tapi sekarang tato Mentawai tidak lagi menjadi keharusan namun lebih kepada kesiapan seseorang dalam melakukan tato itu sendiri.

Terkecuali Sikerei dari zaman dulu sampai sekarang merupakan sebuah keharusan untuk melakukan tato karena itu bagian dari tahapan proses menjadi seorang Sikerei (kepala suku, tetua adat, dan dukun). Secara umum perbedaan tato perempuan dan laki-laki tidak terlalu banyak hanya beberapa bagian saja. Untuk perbedaan ini saya kurang memahami. Saya juga harus belajar lagi tentang ini. Terima kasih pertanyaan ini.

Bagaimana menurut Anda perihal penggunaan tato pada era modern ini? 

Sekarang banyak komunitas tato tradisional dan para pelaku seni dari pemuda pemudi Mentawai yang mengembangkan seni tato ini. Mereka tidak hanya membuat tato dibadan mereka, tetapi juga mereka menjadi penato dan memperkenalkan makna dan nilai-nilai tato itu sendiri. Namun untuk alat dan bahan yang digunakannya sudah lebih modern karena menyesuaikan dengan SOP dan standar kesehatan medis.

Bagi saya pribadi, ini cukup memberikan dampak yang positif karena masih ada generasi muda yang mengembangkan dan memperkenalkan seni tato Mentawai walaupun dengan cara yang lebih kekinian  namun nilai dan warisan filosofi tetap terbawa. Adapun komunitas tato yang saya maksud seperti komunitas tato SITASIMATTAOI.

Apa harapan Anda untuk perkembangan tato khususnya bagi Suku Mentawai?

Saya berharap eksistensi tato Mentawai kedepan tetap dijaga dan dikembangkan. Banyak cara generasi muda mengembangkan dan memperkenalkannya seperti pengembangan merchandise dengan motif tato, souvenir dan pernak-pernik yang dikombinasikan dengan motif tato, kombinasi batik dan tato dan pameran, dan masih banyak lagi. Termasuk kebijakan dan pengakuan di ranah pemerintah yang mendukung pengembangan tato Mentawai sebagai warisan budaya Indonesia di level internasional.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu

Tinggalkan Komentar