Siapa sih yang nggak pengen traveling ke Danau Tiga Warna alias Danau Kelimutu di Flores, Nusa Tenggara Timur? Barangkali kamu salah satunya? Nah, sebelum traveling ke Danau Kelimutu, mending baca ini dulu:
1. Kapan sih waktu yang paling pas buat ke Danau Kelimutu?
Tentunya pas kamu punya jatah libur—kidding. Serius, nih, serius. Karena yang paling diincar dari traveling ke Danau Kelimutu adalah sunrise-nya, sebaiknya kamu ke sana pas musim kemarau. Agustus, September, Oktober, atau November adalah bulan-bulan paling ideal.
Jangan nekat datang pas musim hujan. Kecuali profesi kamu pawang hujan. Kamu pasti bakal bete ‘kan kalau sudah jauh-jauh ke Kelimutu buat nonton sunrise tapi mataharinya ternyata ketutupan sama hujan?
2. Pilihan transportasi—darat, laut, atau udara?
Danau Kelimutu ini letaknya—relatif—di tengah Pulau Flores. Persisnya di sebuah desa bernama Moni di Kabupaten Ende. Gimana caranya menuju Moni? Banyak, Sob. Nggak usah khawatir.
Pertama, kamu bisa ke Ende lewat jalur darat dari Labuan Bajo. Kalau naik transportasi umum, kamu mesti transit sekali, entah di Ruteng atau di Bajawa. Setiba di Ende, kamu mesti lanjut sekitar setengah sampai satu jam naik oto tujuan Maumere. Minta berhenti di Moni. Dari Moni tinggal naik ojek ke parkiran Danau Kelimutu.
Kedua, kamu bisa naik Wings Air dari Bandara Komodo di Labuan Bajo ke Bandara H. Hasan Aroeboesman di Ende. Kemudian rutenya sama seperti jalur darat.
Pilihan ketiga adalah kapal laut. Kamu bisa naik kapal Pelni, KM Wilis, dari Labuan Bajo ke Ende. Tapi, kalau naik kapal, kamu mesti fleksibel sama jadwal. Kadang-kadang saat gelombang tinggi kapal bisa telat datang atau telat berangkat.
3. Soal tempat menginap—Ende atau Moni?
Mengenai tempat menginap, ada dua pilihan: Ende atau Moni. Masing-masing tentu punya kelebihan dan kekurangan. Stay di Ende, kalau pengen lihat matahari terbit di Moni kamu mesti berangkat dinihari naik mobil sewaan. Kalau kamu milih menginap di Moni, kamu tinggal naik ojek saja ke parkiran Danau Kelimutu pas subuh.
Di Ende, penginapan favorit para pejalan domestik dan mancanegara adalah Hotel Ikhlas di Jalan Ahmad Yani. Sementara di Moni kamu tinggal pilih salah satu dari banyak penginapan yang ada di sana.
4. Trekkingnya lama nggak, sih?
Kalau dibandingin, trekking menuju Danau Kelimutu itu mirip-mirip nanjak ke Puncak Sikunir di Dieng. Cuma sekitar 15 menit. Kenapa? Soalnya kamu nggak nanjak dari bawah, tapi dari parkiran.
Jadi kamu bakal melewati jalur berupa tangga yang diapit pepohonan rindang. Ntar kamu juga bakal ketemu pucuk-pucuk cantigi wungu. Jangan lupa buat menghirup napas dalam-dalam, soalnya udaranya segar banget. Nah, pas trekking ini kamu bakal mendengar suara-suara “aneh” yang mungkin belum pernah kamu dengar sebelumnya.
5. Itu suara burung atau “ringtone” HP?
Jangan mikir macam-macam dulu. Itu suara burung. “Tapi kok bunyinya aneh? Mirip-mirip suara ringtone di HP Nokia 3310?” Ya, memang begitu suaranya. Jadi, suara yang kamu dengar itu berasal dari burung garugiwa yang habitatnya di sekitar Danau Kelimutu.
Oleh masyarakat setempat, burung garugiwa ini dipercaya sebagai burung “arwah” penjaga Danau Triwarna. Nah, burung ini dikenal sebagai makhluk peniru suara ulung. Mungkin saja suara mirip nada dering HP yang kamu dengar itu ditiru garugiwa dari suara ponsel seseorang.
6. Danaunya kok cuma dua?
Akhirnya kamu tiba di danau. Tapi, melihat ke kanan (timur), “Lho! Kok danaunya cuma dua? Katanya triwarna?” Kalem. Perjalanan kamu belum berakhir. Teruskan perjalananmu dan ikuti jalur setapak dari batu itu.
Danau satu lagi bakal kamu jumpai di sebelah kiri (barat) sewaktu kamu sudah dekat puncak. Namanya Tiwu Ata Mbupu yang dipercaya sebagai tempat bersemayamnya arwah orang tua yang telah meninggal. Danau yang satu ini keren banget karena setiap pagi bakal diselimuti kabut.
7. Bener nggak sih ada monyet yang suka minta “kopmi” di Kelimutu?
Iya, benar. Kadang-kadang monyet yang tinggal di kawasan Danau Kelimutu suka nongkrong di kawasan tugu triangulasi. Kalau lagi lapar, mereka suka menyantap sisa-sisa makanan yang ditinggalkan para turis. Semuanya disikat, dari kopi sampai Pop Mie.
Jadi, supaya Danau Kelimutu tetap terjaga kebersihannya, jangan lupa buat mengurus sampah kamu, ya. Jangan ditinggalkan begitu saja.
Terus kapan nih mau ke Danau Kelimutu?
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.
Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.
Info yang menarik…
semoga ada waktu mampir ke ke danau Kalimutu.. menikmati keindahan danaunya yang luar biasa..
Makasih, ya… 🙂
Jika ke Kelimutu, via darat , dari Jakarta butuh berapa hari yah?
terima kasih infonya bosku
Kak, mau tanya dong.. dari ende ke moni naik transportasi umum ya? Naik apa dan naiknya dimana? Trus dari moni ke kelimutu kalau subuh2, cari ojeknya gimana?