Akhir semester telah tiba. Libur semester kali ini aku memilih untuk tidak pulang ke kampung halaman dan tetap tinggal di kos. Beberapa teman kos juga sama, tidak pulang kampung.
Tapi, suntuk dan membosankan juga rasanya jika hanya menghabiskan waktu libur di dalam kamar kos yang cukup sempit itu. Akhirnya, aku dan lima orang temanku membuat rencana untuk ke Pacitan, Jawa Timur.
Berbekal rekomendasi tempat wisata dari salah seorang teman kami yang tinggal di Pacitan—dan Google Maps tentunya—kami berangkat dari Yogyakarta menuju Pacitan. Perjalanan kami tempuh selama dua jam dengan sepeda motor, sampai akhirnya tiba di rumah teman kami di Pacitan. Sebelum pergi ke tempat-tempat wisata, kami istirahat sejenak untuk melepas lelah perjalanan.
Setelah lelah lepas, kami berangkat ke tujuan pertama yaitu Pantai Pancer Door. Pantai itu tidak jauh dari pusat kota. Hanya sekitar 10-15 menit perjalanan menggunakan sepeda motor kami sudah sampai di Pantai Pancer Door. Pantai itu cukup bersih dan tidak begitu ramai. Kami menghabiskan waktu sore di sana dengan mengobrol, berswafoto, bermain air, dan menikmati pemandangan matahari terbenam dengan semburat cahaya indahnya.
Usai bermain air dan berfoto-foto di pantai, kami pun melanjutkan ke tempat berikutnya, yaitu Sentono Gentong. Di sana, kami mengagumi keindahan Pacitan malam hari dengan gemerlap lampu-lampunya yang berpijar. Senang sekali rasanya.
Dari Sentono Gentong, kami pulang. Tapi kami singgah sebentar di Alun-alun Kota Pacitan. Alun-alun itu cukup ramai, banyak pedagang dan ada beberapa wahana permainan untuk anak-anak.
Di alun-alun kami duduk bersantai ditemani kopi, wedang ronde, jahe hangat, dan camilan yang kami pesan di salah satu kedai. Bersantai dan bercerita tentang banyak hal ternyata membuat kami semua lupa waktu. Tak terasa sudah tengah malam. Kami pun bergegas pulang ke rumah teman untuk bermalam. Beruntungnya, rumahnya tidak jauh dari alun-alun sehingga kami cepat sampai dan bisa cepat pula beristirahat.
Malam pun berlalu dan berganti pagi. Pagi itu Pacitan diguyur hujan dan udara pun terasa cukup dingin sehingga kami tidak bisa pergi ke mana-mana. Menjelang siang hujan sudah reda. Kami bersiap berangkat ke tempat selanjutnya yaitu Pantai Watu Karung. Pantai itu cukup jauh dari pusat kota. Dibutuhkan 1,5 jam perjalanan untuk sampai ke sana.
Sesampai di pantai, kami terpana. Watu Karung begitu bersih dengan pasir berwarna putih dan batu-batu karang yang besar. Tak heran penduduk sekitar menyebut Pantai Watu Karung sebagai Raja Ampat-nya Pacitan. Seharian kami menghabiskan waktu di pantai itu untuk bermain air, berenang, dan berfoto.
Setelah lelah seharian bermain, kami beristirahat di penginapan sekitar pantai dan memutuskan untuk kembali pulang ke Yogyakarta keesokan paginya.
Malam berlalu dan berganti pagi. Kami pun bersiap untuk kembali ke Yogyakarta. Sebelum pulang, kami sempatkan untuk mampir ke Pantai Kasap dan Kali Cokel yang jaraknya tak jauh dari penginapan.
Pantai Kasap tak kalah menawan dari pantai-pantai sebelumnya. Bersih dan sangat terawat. Di pantai itu lebih banyak pepohonan. Banyak pula batu karang di pinggir laut. Menyusuri pantai dan mendaki sebuah batu karang yang besar membuat kami bisa menyaksikan pemandangan Pantai Kasap dari atas. Ternyata Pantai Kasap dan Pantai Watu Karung hanya dipisahkan oleh batu karang.
Dari Pantai Kasap kami pindah ke Kali Cokel, aliran sungai yang mengalir ke laut. Kami menyusuri Kali Cokel menggunakan perahu. Kali itu bening dan banyak pepohanan di pinggirnya. Suasana rindang sekali.
Tak terasa hari sudah semakin siang. Kami bergegas pulang ke Yogyakarta agar bisa sampai di kos saat hari masih terang.
Tiga hari dua malam di Pacitan benar-benar menyenangkan. Begitu banyak tempat menarik di sekitar Pacitan, entah pantai, sungai, bukit, atau alun-alunnya yang ramai dan mungkin belum banyak diketahui orang.
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.