Waktu libur panjang, aku dan teman-temanku liburan bersama ke Pulau Lengkuas, Kabupaten Belitung. Karena Pulau Lengkuas hanya bisa diakses lewat laut, kami ke sana naik kapal dari Pantai Tanjung Kelayang.
Sinar mentari pagi mulai memantulkan cahayanya ke bebatuan saat kapal kayu yang kami tumpangi bergerak menuju Pulau Lengkuas. Cuaca yang sangat cerah membuat kapal melaju dengan tenangnya membelah lautan, melewati pulau-pulau kecil tak berpenghuni antara Tanjung Kelayang dan Pulau Lengkuas.
Sebelum tiba di Pulau Lengkuas, kapal kami berhenti sejenak di Pulau Pasir. Pulau Pasir ini hanya bisa dikunjungi saat laut sedang surut. Di sana banyak bintang laut yang bentuknya serupa tokoh Patrick Star dalam kartun Spongebob Squarepants. Setelah lelah bermain dan berfoto bersama, kami pun melanjutkan perjalanan.
Dari kejauhan, mercusuar kokoh yang menjulang di tengah Pulau Lengkuas mulai kelihatan. Pulau Lengkuas memang tak terlalu jauh dari pulau utama. Dikurangi waktu bermain di Pulau Pasir, waktu tempuh antara Tanjung Kelayang dan pulau itu barangkali hanya sekitar tiga puluh menit.
Begitu kapal tiba di tujuan, aku dan teman-teman langsung turun lalu mencari tempat untuk beristirahat dan bersantai.
Sembari bersantai, aku mengagumi keindahan Pulau Lengkuas, dengan pasirnya yang putih, airnya yang biru jernih, dan pesisirnya yang penuh bongkahan granit. Kemudian saat jam makan siang tiba kami mengeluarkan bekal yang memang sengaja dibawa untuk disantap bersama.
Bongkah granit, mercusuar, dan hal-hal menarik lain di Pulau Lengkuas
Habis makan, kami masuk ke dalam mercusuar. Menara setinggi tujuh puluh meter itu adalah suar peninggalan Belanda yang sekarang menjadi ikon pariwisata Belitung. Kami meniti tangga sampai ke tingkat paling atas. (Sekarang kabarnya pengunjung hanya bisa naik sampai jendela ketiga mercusuar.)
Dari puncak menara, dari ketinggian, lanskap tampak begitu mengagumkan. Tak hanya pesisir Pulau Lengkuas yang kelihatan, namun juga perairan berwarna biru dan pulau-pulau kecil yang mengambang di sekitarnya.
Setelah itu kami kembali ke bawah dan mandi-mandi di Kolam Bidadari. Kolam Bidadari adalah kolam air-laut alami yang dipagari bongkah-bongkah granit. Airnya tak hanya segar tapi juga jernih. Aku bisa dengan mudah melihat ikan dari permukaan. Salah seorang temanku bahkan mencoba menangkap seekor ikan. Sayang sekali ia gagal sebab ikan yang ia incar bergerak terlalu cepat.
Sebagaimana rupa permukaannya, rupa bawah laut Pulau Lengkuas konon juga tak kalah menakjubkan. Perairan pulau ini disebut-sebut sebagai salah satu lokasi snorkeling terbaik di Belitung. Hari itu aku membuktikannya dengan mata kepala sendiri.
Begitu melongokkan kepala ke dalam air yang biru jernih itu, aku terpana melihat terumbu karang yang menghiasi dasar laut, juga ikan-ikan yang berkeliaran entah melakukan apa di sekitarnya.
Tak terasa hari sudah semakin sore. Dengan berat hati kami segera bersiap untuk pulang. Jika terlalu sore, gelombang akan semakin tinggi sehingga perjalanan jadi kurang nyaman.
Rasa lelah mulai menghampiri kami. Meskipun demikian kami sangat senang karena diberi kesempatan untuk bersama-sama melihat keindahan alam dan mengabadikan momen di lanskap yang tiada duanya itu. Memori di Pulau Lengkuas itu sangat membekas dalam ingatanku, membuatku ingin mengulang kembali momen mengesankan itu.
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.