Ir. Sukarno adalah proklamator kemerdekaan sekaligus presiden pertama Republik Indonesia. Pria yang akrab disapa Bung Karno ini lahir di Surabaya, 6 Juni 1901. Bung Karno wafat juga di bulan Juni, tepatnya 21 Juni 1970. Itulah sebabnya, bulan Juni identik sebagai bulannya Bung Karno. Tak sedikit para simpatisan Bung Karno yang menyelenggarakan berbagai kegiatan di sepanjang bulan Juni untuk mengenang sosok dan perjuangannya.
Pada Juni 2025 lalu, aku singgah sejenak di Kota Blitar. Selama di Blitar, aku tinggal di rumah nenekku yang berada di Jalan Sultan Agung. Rumah nenekku hanya selemparan batu dari Istana Gebang.
Istana Gebang? Ya, ada sebuah bangunan yang dikenal sebagai Istana Gebang. Lokasinya di Jalan Sultan Agung Nomor 59, Kota Blitar. Sedari kecil aku penasaran. Mengapa rumah ini dijuluki Istana Gebang? Padahal jika dilihat dari fisiknya, Istana Gebang tak ubahnya rumah-rumah lawas yang sudah berdiri semenjak zaman sebelum kemerdekaan.
Rumah Keluarga Bung Karno
Kala memasuki kompleks Istana Gebang, rumah ini mempunyai halaman yang luas. Selain halaman yang luas, Istana Gebang memiliki beberapa bangunan. Hal inilah barangkali yang membuat masyarakat menjulukinya sebagai istana. Di tengah halaman, terdapat sebuah taman dengan patung Bung Karno berdiri di tengah-tengahnya.
Keberadaan patung Bung Karno di halaman Istana Gebang, menunjukkan bahwa bangunan ini ada kaitannya dengan riwayat presiden pertama tersebut. Apalagi terdapat plang bertulisan “Istana Gebang, Rumah Masa Kecil Bung Karno”.
Aku bergerak ke bangunan utama Istana Gebang. Di sebelah pintu masuk, sebuah papan informasi dipasang oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Blitar selaku pengelola Istana Gebang. Dari papan informasi ini, pengunjung bisa mengetahui sejarah singkat dari Istana Gebang.
Istana Gebang adalah rumah yang pernah ditinggali Bung Karno. Awalnya, rumah ini dibangun dan dimiliki oleh orang Belanda yang bekerja di perusahaan kereta api. Pada 1884, kompleks rumah ini dibangun bersamaan dengan Stasiun Blitar.
Soekemi Sosrodihardjo, ayah Bung Karno, berpindah tugas dari Mojokerto ke Blitar dan turut membawa keluarganya. Di Istana Gebang inilah, keluarga Bung Karno tinggal dari tahun 1917 hingga 1919. Pada masa itu, Bung Karno masih berusia remaja.
Di sebelah pintu masuk juga terdapat sebuah prasasti, yang menjelaskan perihal pemugaran rumah yang pernah ditempati keluarga Bung Karno tersebut. Pemugaran berlangsung pada 1998, oleh Dewan Harian Daerah Angkatan ’45 Provinsi Jawa Timur.


Sebongkah Memori Bung Karno
Untuk memasuki rumah utama Istana Gebang, pengunjung harus melepas alas kaki. Pengelola sudah menyediakan tas untuk menyimpan alas kaki. Begitu memasuki rumah utama Istana Gebang, pengelola berjaga di sebelah kiri. Di sini, para pengunjung bisa mengisi buku tamu. Ada pula tersedia beberapa suvenir yang bisa dibeli, seperti peci atau pin berwarna emas bergambar Bung Karno.
Para pengunjung disambut ruangan luas, berisi dua set meja dan kursi. Tentu ini adalah ruang tamu. Pengunjung tidak diperkenankan menduduki kursi-kursi tersebut. Hal ini mengingat kondisi mebelnya yang sudah tua dan cenderung rapuh. Di dindingnya, terpajang beberapa foto Bung Karno dan keluarga. Ada pula lukisan Bung Karno berukuran besar.
Dari ruang tamu, aku menelusuri lorong. Aku sampai di sebuah kamar, yang ternyata merupakan kamar tidur Bung Karno semasa muda. Isi kamarnya cukup lengkap. Selain dipan berbahan besi, ada lemari pakaian, meja, dan wastafel. Pengunjung juga tidak diperkenankan menduduki kasur yang ada di dipan. Kamar ini digunakan Bung Karno saat beliau libur dari sekolahnya di Surabaya dan Bandung, hingga menjadi presiden sebelum ibundanya wafat.


Meja rias di kamar Ibu Soekarmini (kiri) dan lukisan Bung Karno menunggang kuda/Johar Dwiaji Putra
Selain kamar Bung Karno, aku menghampiri kamar yang pernah digunakan Ibu Soekarmini, kakak Bung Karno. Kamar ini kemudian ditempati oleh Ibu Sukartini yang merupakan putri Ibu Soekarmini, hingga wafatnya di tahun 1997.
Berikutnya, terdapat ruangan luas di tengah-tengah, yang berisi sejumlah kursi dan meja. Ada pula beberapa rak yang memajang aneka hiasan, patung, dan foto-foto dari keluarga Bung Karno. Termasuk, sebuah lukisan Bung Karno sedang menaiki kuda. Foto-foto yang mengabadikan berbagai kegiatan Bung Karno juga banyak terpajang di dinding. Misalnya foto Bung Karno dengan istri, dan fotonya bersama Presiden Amerika John F. Kennedy.
Selepas dari bangunan utama, di bagian belakang masih terdapat beberapa bilik, antara lain dapur, ruang makan, dan sumur. Aku juga menemukan garasi yang menjadi tempat penyimpanan sebuah mobil. Mobil Mercedes Benz ini keluaran tahun 1960. Mobil sedan berplat AG 390 N yang bisa disebut mewah pada zamannya, dan spesial dibuat untuk memenuhi pesanan dari Bung Karno.
Dari informasi yang kubaca, mobil Mercy itu dikirim Bung Karno ke Blitar pada tahun 1961, untuk menjemput beliau dari Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh, Malang. Mobil ini juga aktif digunakan Bung Karno selama kunjungan di Blitar dan sekitarnya.
Wisata Sejarah Istana Gebang
Bagiku, Istana Gebang bisa menjadi salah satu objek wisata unggulan Kota Blitar. Posisinya melengkapi makam Bung Karno, yang juga terletak di Kota Patria tersebut. Istana Gebang tak pelak menjadi salah satu bukti autentik tentang perjalanan seorang Bung Karno, hingga dirinya mampu mengantarkan bangsa Indonesia ke pintu kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Melihat betapa bersejarahnya Istana Gebang ini, sudah sepatutnya pemerintah menjaganya dengan saksama. Untuk masuk ke Istana Gebang, para pengunjung tidak dikenai karcis. Hal ini membuktikan bahwa Pemerintah Kota Blitar menyediakan akses yang mudah untuk semua yang ingin mempelajari sejarah. Khususnya sejarah yang berkaitan dengan Bung Karno.
Istana Gebang bisa dijadikan salah satu tujuan wisata kala pelesir ke Blitar. Tak usah khawatir soal parkir, karena Istana Gebang dilengkapi lahan parkir luas berpaving, serta sejumlah lapak yang menjual aneka makanan. Di samping bangunan utama juga terdapat Balai Kesenian, sebuah tempat yang kerap dimanfaatkan masyarakat untuk berkegiatan seni budaya.
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.
PNS yang suka bertualang.