Persiapan berbagai pihak untuk mendalami arah perkembangan tren wisatawan untuk digarap oleh industri pariwisata Indonesia.

Semasa Corona menjadi tahun-tahun menantang untuk industri pariwisata. Dampaknya begitu signifikan, yang paling ketara yakni merosotnya jumlah kunjungan wisatawan saat pemberlakuan pembatasan sosial (PSBB dan PPKM) berlangsung.

Meneropong kembali ke masa-masa tersebut, sejak tahun lalu industri pariwisata mulai optimis untuk pulih. Wise Steps Group—wirausaha sosial yang bergerak dalam bidang pariwisata—melalui anak usahanya Wise Steps Consulting (WSC) beberapa waktu lalu menyelenggarakan Wise Tourism Forum yang ke-5 dengan tema Travel Market & Trend Update 2023.

Ajang yang terselenggara setiap tiga bulan ini berlangsung pada 16 Maret 2023 lalu ini mendatangkan para pembicara dan panelis dari berbagai latar belakang di industri pariwisata.

Dari lini pembicara, hadir Awan Aswinabawa selaku Dewan Pengawas DPP ASTINDO, Febriansyah selaku Komite ASEAN DPP ASITA, dan Fransiska Handoko selaku Chairwoman Bali Hotel Association. Sedangkan dari lini panelis, terdapat Sri Mujiyati sebagai Managing Director ViaVia Travel, Iben Yuzenho Ismarson sebagai Founder Sebumi, dan Matteo Bierschneider sebagai CEO Wise Steps Travel.

Mochamad Nalendra selaku CEO Wise Steps Consulting yang sekaligus bertindak sebagai moderator dalam sesi panelis membuka ajang yang terselenggara secara daring ini.

Masing-masing pembicara menyampaikan perkembangan tren perjalanan dari wisatawan Nusantara, wisatawan ASEAN, dan wisatawan Australia dan bagaimana industri pariwisata Indonesia dapat menangkap ceruk pasar tersebut.

Ada lebih dari 120 partisipan hadir dalam ajang ini. Mereka datang dari berbagai latar belakang di lini industri pariwisata, seperti dosen, mahasiswa, pemerintah, hotel, hingga agen perjalanan ini menyoroti aspek-aspek krusial dalam perjalanan wisata.

Perkembangan tren perjalanan wisatawan membawa partisipan kembali untuk lebih berinovasi dalam mengembangkan produk pariwisata. Perubahan yang cepat dari kondisi ekonomi, sosial, teknologi, kebijakan, politik, dan lingkungan secara global dan nasional memaksa aspek demand dan supply untuk lebih beradaptasi dengan lebih baik.

Pariwisata Indonesia yang saat ini sedikit demi sedikit memulihkan diri menuju level sebelum pandemi perlu strategi yang lebih efektif dan efisien dalam menyasar pasar wisatawan tertentu. Mengutip dari Awan Aswinabawa dalam penjelasan mengenai wisatawan domestik yang menyatakan bahwa saat ini tren perjalanan domestik menjadi tulang punggung bagi pariwisata Indonesia.

Beberapa perjalanan yang akhir-akhir ini diminati oleh wisatawan domestik yakni perjalanan untuk Instansi pemerintah dan korporat (MICE), keluarga (leisure), komunitas atau klub (sport & special Interest), serta nomadic tourist (workation, leisure). 

Sedangkan Febriansyah menjelaskan bahwa pergerakan pasar ASEAN sangat dipengaruhi oleh faktor aksesibilitas. Oleh karena itu, wisatawan Malaysia dan Singapura yang secara geografis dekat dan memiliki banyak opsi penerbangan menjadi pasar utama bagi pariwisata Indonesia. 

Selain pasar Domestik dan ASEAN, pasar Australia juga menjadi wisatawan dengan potensi besar bagi pariwisata Indonesia. Fransiska Handoko menyatakan bahwa pasar Australia memiliki spending power yang kuat dan rasa keinginan yang kuat untuk berkontribusi terhadap masyarakat lokal. Namun, sisi negatifnya adalah wisatawan Australia cenderung sangat rentan terhadap isu-isu yang yang diberitakan melalui kanal pemberitaan.

Dalam kegiatan ini, Wise Steps Consulting sebagai official partner dari GSTC (Global Sustainable Tourism Council) juga turut memperkenalkan program pelatihan GSTC Sustainable Tourism Online Course dan sertifikasi internasional yang akan dilaksanakan secara daring dalam dua batch yaitu pada 8 – 31 Mei 2023 (Batch 1) dan 28 Agustus – 22 September 2023 (Batch 2). Program tersebut akan mengajak peserta untuk mendalami Kriteria GSTC atau standar global di sektor pariwisata untuk pariwisata berkelanjutan.

Selain itu, Wise Steps Consulting juga mengumumkan tanggal 14 April 2023 sebagai perilisan white paper edisi pertama, yakni Market Insight 2023: International and Domestic Tourist Persona Toward Tourism Recovery and Sustainability. Dengan didasari oleh penelitian sekunder dari sumber-sumber kredibel, pengolahan data di WSC Market Insight juga ditambah dengan pandangan, strategi, dan pendekatan profesional pariwisata.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan TikTok kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Tinggalkan Komentar