Bandung merupakan kota yang dikenal karena panorama alam dan pusat fashion dengan gelar “Paris Van Java”, sehingga menjadi kiblat gaya hidup anak muda. Tak hanya itu, gaya arsitektur ibu kota Provinsi Jawa Barat tersebut juga masih kental dengan perpaduan sejarah dan nuansa modern. Berbagai gedung, rumah, dan pertokoan lama masih bertahan sampai sekarang.

Selain Museum Konferensi Asia Afrika atau Gedung Sate, Braga juga menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan di jantung Kota Bandung. Pada masa lalu, kawasan sarat sejarah ini merupakan pusat berbagai kegiatan publik, serta lokasi favorit untuk berbelanja dan bersantai. Hingga kini, perasaan nostalgia itu masih kental melalui suguhan arsitektur bernuansa retro dan art deco yang menghiasi sebagian besar bangunan di sepanjang jalan ini.

Grey Art Gallery: Bervakansi lewat Pameran Karya Seni di Jantung Kota Bandung
Suasana salah satu sudut Jalan Braga, Bandung/Yayang Nanda Budiman

Di tengah keramaian aktivitas kota, Grey Art Gallery hadir sebagai oase etalase seni yang menawarkan pengalaman alternatif bagi para wisatawan. Tak hanya berfungsi sebagai ruang pameran, galeri ini juga menjadi jendela untuk menerjemahkan Kota Bandung melalui kanvas dan eksplorasi warna. Beragam pameran konsisten digelar di sini dengan narasi budaya dan tema yang beragam.

Grey Art Gallery merupakan media bagi seniman lokal maupun internasional untuk memperkenalkan karya besar mereka. Terletak tepat di Braga, galeri ini menyediakan ruang untuk pameran seni visual, workshop, diskusi, hingga pertunjukan seni. Sejak diresmikan pada Februari 2023 lalu, Grey Art Gallery tak hanya berfokus pada pemeran, tetapi juga aktif menyelenggarakan beragam program alternatif menarik, seperti bedah buku dan diskusi terbuka agar pengunjung mengapresiasi seni lebih mendalam.

Grey Art Gallery: Bervakansi lewat Pameran Karya Seni di Jantung Kota Bandung
Lukisan-lukisan menarik di Grey Art Gallery/Yayang Nanda Budiman

Menceritakan Bandung dalam Dimensi Visual

Salah satu karakter khas dari Grey Art Gallery adalah komitmennya untuk mengeksplorasi potensi seni kontemporer yang dapat memvisualkan keanekaragaman kota Bandung. Setiap pameran tidak hanya menawarkan pengalaman estetika, tetapi juga peluang bagi para pengunjung untuk menyelami cerita yang termuat di dalamnya. Dengan pendekatan seni yang plural—lukisan, instalasi, fotografi, hingga seni media baru—sejumlah pameran tersebut mengangkat esensi kota Bandung dalam beragam dimensi visual. 

Galeri ini kerap mengusung tema sejarah dan budaya lokal Bandung yang sering kali termarjinalkan. Melalui karya yang penuh imajinasi, mereka mengajak para pengunjung untuk merefleksikan pentingnya melestarikan warisan budaya lokal yang mulai terabaikan. 

Misalnya, beberapa bulan lalu Grey Art Gallery bersama Holy Zpace mempersembahkan pameran dengan tajuk Bandung Painting Today. Pameran tersebut menyajikan berbagai kecenderungan dan praktik seni lukis Bandung saat ini, serta menggambarkan pluralisme seni lukis yang berkembang lintas generasi. Desain pameran dirancang sebagai ruang terbuka, yang memberi peluang bagi perkembangan dan pembacaan yang lebih luas tentang seni lukis Bandung. Pameran yang melibatkan 66 seniman lintas generasi itu dikuratori oleh Asmujo Jono Irianto dan Jajang Supriyadi. 

Bandung Painting Today mempunyai peta jalan yang jelas. Dimulai dengan memfokuskan perhatian pada para seniman dan praktik seni lukis Bandung. Mereka berencana melibatkan lebih banyak seniman dari Indonesia, Asia Tenggara, bahkan internasional di masa yang akan datang. Harapannya, kelak Bandung Painting Today bisa menjadi pameran yang diperhitungkan, memberi kontribusi pada pasar seni dan dunia seni rupa kontemporer yang lebih luas. 

Kurator Asmujo Jono Irianto, dalam konferensi pers di Grey Art Gallery pada 27 April 2024, menyatakan pameran ini berusaha menampilkan seni lukis kontemporer Bandung dalam arti yang lebih luas. Ia juga menyoroti fenomena di mana pameran seni lukis di Bandung acap kali sepi pengunjung, berbeda dengan suasana di Yogyakarta yang lebih hidup. Ia juga menambahkan, atmosfer Bandung sangat berbeda. Ia mengkritisi kurangnya perhatian dari Pemerintah Kota Bandung terhadap keberadaan galeri seni. 

Ruang Kolaborasi di Grey Art Gallery

Di lain pameran, Grey Art Gallery menampilkan perspektif aktual tentang Kota Bandung melalui karya-karya fotografi. Para seniman yang berpartisipasi menangkap momen-momen autentik warga Bandung, baik itu di jalanan, pasar, maupun ruang publik lainnya. Hasilnya, galeri ini tak hanya menampilkan wajah lain kota Bandung, tetapi juga mendefinisikan dinamika urban, budaya, dan interaksi antara manusia dan ruang kota. Para pengunjung dapat menyaksikan bagaimana sebuah kota dengan segala dinamikanya dapat dibingkai dalam tangkapan kamera, cat, kuas, dan kanvas dengan cara yang penuh makna dan multi-interpretasi. 

Grey Art Gallery tak jarang menjadi ruang kolaborasi antara seniman dengan komunitas kreatif di Bandung. Kolaborasi seperti itu membentuk sinergi yang kuat, menghasilkan karya-karya yang lebih holistik dan mencerminkan beragam perspektif dalam melihat Bandung.

Bagi yang belum tahu, Grey Art Gallery mempunyai berbagai cara untuk menghadirkan karya seni para senimannya. Selain melalui open call—mengundang para seniman ternama yang karya dan tema seninya relevan dengan visi Grey Art Gallery—ada juga jalur kurasi, yang mana para seniman bebas mengirimkan karya mereka untuk dinilai. Jika lolos seleksi, mereka akan dihubungi dan kerja sama pun terjalin antara seniman dan galeri.

Selain itu, galeri juga menjadi sarana berkumpulnya berbagai kalangan, mulai dari seniman, kolektor seni, hingga masyarakat. Tak jarang, pameran di Grey Art Gallery dihadiri oleh berbagai komunitas seni dan budaya di Bandung yang secara aktif berdiskusi dan bertukar pandangan. Hal ini memperlihatkan Grey Art Gallery juga berfungsi sebagai sebuah pusat lalu lintas pertukaran ide yang memperkaya kehidupan seni di Bandung.

Grey Art Gallery sering menyelenggarakan sejumlah pameran interaktif. Pameran ini memungkinkan pengunjung untuk ikut andil dalam pameran tersebut, sehingga terbuka ruang ekspresi diri pengunjung dan membangun rasa personal terhadap karya seni yang tengah dipamerkan.

Grey Art Gallery: Bervakansi lewat Pameran Karya Seni di Jantung Kota Bandung
Sudut lorong penuh lukisan karya banyak seniman/Yayang Nanda Budiman

Grey Art Gallery sebagai Alternatif Bervakansi

Lokasi yang sangat strategis di Braga menjadi daya tarik utama Grey Art Gallery. Para pengunjung dapat menikmati karya seni sambil merasakan suasana khas di sekitarnya, seperti sejumlah kafe klasik, butik, kuliner, hingga toko-toko seni.

Pengunjung juga bisa mengeksplorasi dan merenungkan Bandung sebagai kota dengan segala kompleksitas sosial dan budayanya. Beragam pameran menghadirkan sejumlah kisah dan cerita yang tak hanya terekam dalam sejarah, tetapi juga terefleksikan dalam kehidupan aktual di masyarakat urban Bandung. 

Bagi para penikmat seni atau wisatawan umum yang ingin merasakan perspektif lain dari Bandung, mengunjungi Grey Art Gallery adalah pengalaman yang tak boleh dilewatkan. Tidak perlu khawatir jika pameran berakhir. Sebab, hampir setiap beberapa bulan sekali Grey Art Gallery menghadirkan tema yang berbeda dan beragam. 

Pengunjung hanya membayar tiket masuk sebesar Rp20.000–25.000. Setelah itu dapat menikmati sajian karya seni tanpa batas waktu selama mematuhi peraturan galeri yang sudah ditetapkan.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Tinggalkan Komentar