Bosan naik gunung Sabtu-Minggu terus pengen nyobain naik gunung-gunung yang treknya lebih panjang? Silakan. Tapi kamu mesti tahu beberapa hal dulu sebelum mulai menelusuri trek pendakian selama berhari-hari:
1. Persiapan harus lebih matang
Dibanding pendakian-pendakian yang cuma berlangsung dua hari satu malam, tentu saja pendakian berhari-hari perlu persiapan yang lebih matang. Kenapa? Soalnya kamu bakalan lebih lama berada di hutan.
Persiapan fisik bisa kamu lakukan dengan jogging setiap hari minimal selama dua minggu sebelum pendakian. Sementara persiapan yang bersifat logistik, termasuk informasi yang kamu perlukan buat ke sana, juga bisa kamun lakukan jauh-jauh hari sebelum keberangkatan.
2. Jangan sembarangan mengajak orang
Zaman sekarang mudah banget kayaknya cari kawan buat naik gunung. Tinggal main ke media sosial aja, atau ke forum-forum, kamu bisa dapat rekan sehobi yang bakal jadi partnermu dalam mencapai puncak selanjutnya.
Tapi kalau yang kamu daki adalah gunung-gunung yang treknya panjang, sebaiknya hindari mencari kawan lewat dunia maya. Lebih baik kamu mengajak kawan-kawan yang sudah kamu kenal, yang kamu yakin bakalan rela membantu kalau kamu kesulitan di gunung.
Sudah banyak ceritanya pendaki yang ditinggal sama kawan-kawan sependakian yang baru dikenal lewat media sosial. Kamu nggak mau jadi yang selanjutnya, ‘kan?
3. Lebih baik mengajak kawan yang sudah pernah ke sana
Biasanya gunung yang treknya panjang bakal lebih sepi ketimbang yang jalurnya pendek (kecuali yang populer banget kayak Rinjani).
Karena sepi, jarang didaki, kadang jalurnya suka ketutup ilalang atau pohon-pohon yang baru saja tumbang pas musim hujan kemarin. Nah, ketimbang nyasar, akan lebih baik kalau kamu mengajak (minimal) seorang kawan yang sudah pernah ke sana buat jadi pemandu.
4. Harus siap dengan segala konsekuensinya
Intinya, kamu bakalan merasakan pengalaman yang sangat berbeda pas nanjak ke gunung-gunung yang treknya panjang.
Dibilang seru, pasti seru. Tapi kamu juga mesti siap menerima konsekuensi dari keseruan itu: perjalanan panjang dari pagi sampai matahari terbenam (terus besoknya ulang lagi, dan lagi), tiap hari tidur di kamp yang berbeda, muka jadi belang karena terpapar matahari langsung selama berhari-hari, dll.
Gimana? Masih minat buat coba naik gunung treknya panjang?
Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.