Riuh tepuk tangan seketika bergemuruh ketika Pak Roland, selaku PIC, menutup sambutannya dengan tagline PMM “Bertukar sementara, bermakna selamanya”. Sebuah sambutan hangat yang bisa dimengerti sebagai ungkapan rasa senang keluarga besar PMM 2 Undana atas dibukanya kegiatan Modul Nusantara tahun ini. 

Modul Nusantara sendiri merupakan salah satu kegiatan Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) yang ditujukan untuk memberikan pemahaman komprehensif tentang kebhinekaan, wawasan kebangsaan, dan cinta tanah air. Pelaksanaan kegiatan ini nantinya akan diwujudkan melalui empat jenis kegiatan, yakni kegiatan kebhinekaan (aktivitas eksplorasi keragaman budaya, agama, dan sejarah di kawasan perguruan tinggi penerima), inspirasi (menggali inspirasi dari figur atau tokoh inspiratif di daerah), refleksi (perenungan atau refleksi atas pengalaman kebhinekaan), dan kontribusi sosial. 

PMM
Foto Bersama Keluarga Besar PMM/Oswald Kosfraedi

Dalam pelaksanaannya, teman-teman mahasiswa PMM akan dibagi dalam kelompok-kelompok dengan didampingi masing-masing oleh satu orang dosen dan dibantu liaison officer (LO). Saya sendiri berkesempatan menjadi salah satu LO di kampus saya sejak tahun lalu, dan kembali ditunjuk pada pelaksanaan Modul Nusantara tahun ini. 

Segala pengalaman, cerita, dan pelajaran-pelajaran baik yang saya dapatkan pada pelaksanaan tahun sebelumnya, membuat saya begitu antusias ketika Modul Nusantara tahun ini akhirnya dibuka secara resmi hari ini. 

Namun, pelaksanaannya tahun ini sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya. Tahun ini, semua mahasiswa Modul Nusantara mengikuti kegiatan secara luring, lain halnya dengan tahun lalu yang masih menggunakan sistem hybrid (daring-luring). Pelaksanaannya yang demikian membuat jumlah mahasiswa yang kami terima di Kupang mencapai 284 orang, sementara tahun sebelumnya hanya berjumlah 80-an orang mahasiswa. 

Sebelum dimulainya acara pembukaan, saya dan rekan-rekan LO terlebih dahulu mengurus keberangkatan teman-teman mahasiswa dari tempat penginapan mereka menuju Pantai Lasiana, tempat pelaksanaan kegiatan hari ini. Setelah semua mahasiswa tiba di Lasiana, acara pembukaan pun akhirnya dimulai sekitar pukul 10.30 WITA. 

Dalam kegiatan ini, kami semua juga berkesempatan mendengarkan pemaparan materi dari narasumber, yakni Kepala Bidang (Kabid) Destinasi Wisata Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur, Bapak Wilhelm Hermanus. Dalam pemaparannya, beliau menjelaskan tentang potensi pariwisata NTT di era metaverse

Beliau juga secara khusus mengundang partisipasi generasi muda untuk terlibat dalam upaya pengenalan wisata NTT, terutama dengan memanfaatkan media sosial. Saya yang berangkat dengan menggunakan kaos TelusuRI pemberian tim Arah Singgah beberapa waktu lalu merasa bersyukur bahwasannya TelusuRI juga menjadi wadah bagi saya untuk berkontribusi dalam memperkenalkan kekayaan wisata NTT. 

Selesai penyampaian materi dan sambutan Pak Roland, para mahasiswa pun diarahkan untuk bergabung dalam kelompok Modul Nusantara yang telah dibagi sebelumnya. Saya sendiri, sejak tahun lalu merupakan LO di kelompoknya Bapak Kristomus Boimau, atau akrab disapa Pak Thom. Tahun ini, saya dan Pak Thom masuk ke dalam kelompok 5 dengan jumlah anggota kelompok sebanyak 19 orang mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. 

Modul Nusantara
Pemaparan Materi oleh Narasumber/Oswald Kosfraedi

Acara pembukaan ini sekaligus menjadi momen pertama bagi saya dan Pak Thom bertemu dengan teman-teman yang tergabung dalam kelompok kami. Alhasil, saya pun akhirnya berkenalan dengan kesembilan belas orang mahasiswa yang akan melaksanakan kegiatan bersama kami selama kurang lebih empat bulan ke depan. 

Menariknya, topik kegiatan kelompok kami pada pertemuan pertama ini bertajuk “Kenali Asalku”. Kegiatan ini sejak awal dirancang sebagai ruang temu bagi para mahasiswa dari berbagai daerah untuk saling berbagi dan kemudian saling mengenal keberagaman yang ada di Indonesia. Jadilah siang hari itu kami saling berbagi tentang budaya dan kearifan lokal di daerah kami masing-masing. 

Teman-teman mahasiswa pun lantas berbagi cerita tentang kekayaan budaya yang ada di daerah mereka masing-masing. Adam, yang berasal dari daerah Wonosobo bercerita tentang tradisi rawutan  dalam  masyarakat mereka, juga Fiqa yang bercerita tentang tradisi keagamaan ratiban di daerah asalnya. Selain itu, ada juga cerita tentang tradisi nyadran, sedekah bumi, upacara seren taun, tradisi cingcowong, upacara sekaten, festival dugderan, kesenian ebeg, dan beberapa cerita lainnya. 

Ada banyak pengetahuan baru yang saya dapat dari cerita-cerita mereka, dan saya bersyukur untuk itu. Kesempatan menjadi bagian dari Modul Nusantara bagi saya punya manfaat positif yang tidak sedikit. Di satu sisi, saya menjadi LO yang memperkenalkan beragam hal tentang NTT ke teman-teman mahasiswa yang berasal dari daerah-daerah lain. Di sisi lain, saya juga mendapat banyak pengetahuan baru tentang ragam kebudayaan dari berbagai daerah di Indonesia.

 

  • Modul Nusantara
  • Modul Nusantara

Saya belajar untuk lebih bisa menghargai keberagaman yang ada, memahami bahwa itu semua adalah kekayaan bangsa ini, dan lantas menyikapinya dengan sikap yang pantas. Saya percaya bahwa segala hal kecil yang kita mulai hari ini dengan apa yang kita bisa, selalu punya andil besar untuk memberi manfaat baik bagi orang sekitar, bagi banyak orang, dan bagi bangsa ini. 

Acara pembukaan Modul Nusantara ini diakhiri dengan rekreasi bersama. Para dosen, LO, dan teman-teman mahasiswa berjoget ria dalam alunan lagu yang meriah. Dengan ini, perjalanan panjang selama beberapa bulan ke depan telah siap kami jalani.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan TikTok kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

1 komentar

piesus 10 Desember 2022 - 18:40

ak dinotice aw

Reply

Tinggalkan Komentar