“Kapan ke Jogja lagi… Kapan ke Jogja lagi….”

Sepenggal lirik lagu dari EveryDay di atas sering saya dengar ketika jauh dari Jogja. Ketika mendengarnya, yang terbayang adalah tempat-tempat bagus dan kulinernya yang enak-enak. Sayangnya, terkadang waktu liburan yang sempit bikin pejalan tak bisa menikmati semua atraksi wisata di Jogja yang jumlahnya amat banyak itu.

Tapi kamu tak usah khawatir. Kali ini saya akan berbagi itinerary liburan di Jogja yang efisien secara waktu, jarak, dan bujet (baca: bensin). Karena yang jadi patokan utama adalah efisiensi—supaya nggak loncat-loncat—saya membatasi itinerary ini dengan atraksi-atraksi di daerah Imogiri dan Parangtritis.

Pagi di Kebun Buah Mangunan/Tika Ulfianinda

Menyambut matahari di Kebun Buah Mangunan

Mulailah hari dengan dengan catching the sunrise di Kebun Buah Mangunan. Perjalanan dari Kota Jogja menuju Kebun Buah Mangunan sekitar 30-45 menit di pagi hari dengan udara yang masih dingin dan sejuk. Saya sarankan kamu untuk berangkat dari kota pukul 05.00 WIB demi menghindari keramaian.

Saat matahari terbit, Kebun Buah Mangunan ini menawarkan view awan pagi yang mengambang di rekahan sungai, di antara bukit hijau dan langit biru yang cerah. Para pengunjung akan memadati ujung tebing untuk mendapatkan spot foto terbaik. Setelah lelah berfoto dan menikmati munculnya matahari, kamu bisa jajan camilan untuk sarapan di warung-warung yang berjejer di dekat lokasi parkir kendaraan. Tiket masuk Kebun Buah Mangunan Rp5.000.

puncak becici wisata jogja
Pemandangan dari Puncak Becici/Tika Ulfianinda

Menikmati udara segar di Puncak Becici

Setelah menyambut matahari, jangan sia-siakan udara pagi yang masih segar. Lanjutkan perjalananmu ke Puncak Becici yang jaraknya hanya sekitar 10 menit perjalanan dari Kebun Buah Mangunan.

Puncak Becici adalah hutan pinus. Dari gardu pandang di sana, kamu bisa melihat keindahan bukit-bukit sekitarnya. Siapkan uang parkir Rp3.000 kalau kamu pergi naik sepeda motor dan Rp10.000 kalau kamu datang dengan mobil.

Sarapan di Bumi Langit Institute (Warung Bumi)

Agar tetap sehat waktu liburan, lanjutkan perjalanamu ke Warung Bumi untuk sarapan. Warung Bumi menyediakan makanan dan minuman organik yang bahan-bahannya diambil dari kebun mereka.

Suasana warungnya adem sekali. Bangunannya berupa joglo dengan pohon-pohon rindang di sekitar. Kamu bisa ikut tur di kebun mereka. Dengan bayar Rp15.000 kamu akan dipandu berkeliling kebun dan diberikan ilmu seputar berkebun dan beternak.

pantai depok wisata jogja
Pemandangan di Pantai Depok/Tika Ulfianinda

Makan “seafood” di Pantai Depok

Setelah sarapan, lanjutkan perjalanan ke Pantai Depok. Dari Warung Bumi ke Pantai Depok perlu waktu sekitar 30 menit. Dalam perjalanan ke sana kamu bisa mampir dulu di Gumuk Pasir untuk sandboarding, sebab kedua lokasi berdekatan.

Lanskap Pantai Depok mirip dengan Pantai Parangtritis. Pasirnya berwarna gelap dan kamu bisa bermain air di bibir pantainya. Tapi, yang jadi atraksi utama di Pantai Depok adalah seafood segar yang bisa dibeli langsung di pasar ikan dan dimasak di warung-warung di pinggir pantai. Sambil menunggu makanan dimasak, kamu bisa menikmati suasana Pantai Depok dengan foto-foto atau duduk-duduk di depan warung.

Pemandangan dari Watu Gupit/Tika Ulfianinda

Melihat matahari terbenam di Watu Gupit

Kenyang makan seafood, waktunya catching the sunset di Watu Gupit. Dari Pantai Depok, Watu Gupit hanya terpaut sekitar enam kilometer, sekitar seperempat jam perjalanan. Berada di ketinggian, jalan ke sana menanjak tajam. Tapi, jangan khawatir, jalan menuju ke Watu Gupit sudah beraspal mulus.

Tiket masuk Watu Gupit Rp5.000/orang. Parkir roda empat Rp10.000 dan roda dua Rp5.000. Dari tempat parkir, kamu mesti jalan kaki menapaki anak tangga untuk sampai ke puncak. Di kanan jalur ada warung cukup besar yang menjual makanan dan minuman dengan harga sangat terjangkau.

Kamu bisa menikmati sore di atas warung sebelum puncak, yang di sana banyak meja dan kursi untuk menikmati Pantai Parangtritis dari ketinggian. Kalau sudah mendekati jam matahari terbenam, puncak Watu Gupit akan dipadati orang-orang yang ingin menikmati sunset dengan angin sepoi-sepoi.

Seporsi sate klathak/Tika Ulfianinda

Makan malam di Sate Klathak Mak Adi

Santap Sate Klathak Mak Adi di Jalan Imogiri Timur Kilometer 10 untuk makan malam. Bagi yang belum tahu, sate klathak adalah sate kambing muda khas Imogiri. Jika sate biasa ditusuk pakai lidi atau bambu, sate klathak ditusuk dengan jeruji sepeda.

Meskipun satu porsi hanya berisi dua tusuk sate, kamu tetap akan kenyang karena dagingnya besar-besar. Selain itu, seporsi sate klathak disajikan dengan sepiring nasi dan kuah kaldu yang gurih. Selain sate klathak, di Mak Adi juga tersedia tengkleng, tongseng, dan kicik, yang juga berbahan dasar daging kambing. Porsi masing-masingnya sekitar Rp20.000.

Setelah makan malam, kalau masih punya energi dan belum lelah, kamu bisa menikmati malam di Malioboro atau bersepeda ria di Alun-alun Kidul.

Seru ‘kan? Dalam satu hari kamu memang bisa berkunjung ke banyak tempat di Jogja. Tips dari saya, pastikan cuaca cerah saat liburan supaya kamu bisa dapat pemandangan bagus saat matahari terbit dan terbenam. Selain itu, usahakan membawa uang tunai karena umumnya tiket masuk, parkir, dan warung makan belum menyediakan mesin EDC.

Selamat liburan! Enjoy Jogja!


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

1 komentar

Perjalanan Mendebarkan ke Puncak Widosari Kulonprogo 13 November 2020 - 16:22

[…] tentang pariwisata Jogja memang takkan ada habisnya. Dari tempat wisata ramai seperti Malioboro, Candi Prambanan, Taman […]

Reply

Tinggalkan Komentar