Perempuan bukan pemain baru dalam dunia petualangan. Sejak berabad-abad lalu, kaum hawa sudah berkeliaran menjelajah dunia, entah mengarungi lautan, menelusuri daratan, mendaki gunung-gunung tertinggi, atau terbang melesat ke angkasa raya. Tujuh perempuan berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Jeanne Baret, perempuan pertama yang berlayar mengelilingi dunia

Jeanne Baret lahir di daerah Burgundy, Prancis, 27 Juli 1740. Saat berumur 20-an, ia mulai bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah seorang naturalis Prancis, Philibert Commerçon. Saat Commerçon diajak bergabung dalam ekspedisi Louis Antoine de Bougainville (yang dimulai bulan Desember 1766), sang naturalis itu membawa serta Jeanne Baret. Supaya nggak ketahuan bahwa Baret adalah perempuan, nama depannya diganti menjadi Jean.

perempuan petualang yang
Jeanne Baret via en.wikipedia.org

Penyamaran Jeanne Baret itu bisa dikatakan berhasil, setidaknya sampai ekspedisi itu tiba di Tahiti, sekitar dua tahun kemudian (April 1768). Entah bagaimana ceritanya, saat kapal sandar di pelabuhan, beberapa orang lokal Tahiti teriak-teriak menuding bahwa ia adalah seorang perempuan. Untung saja Baret bisa diselamatkan.

Sialnya, tahun 1773 Commerçon meninggal di Mauritius. Sepeninggal Commerçon, Baret menyambung hidup dengan bekerja di Port Louis, Mauritius, sampai ia akhirnya menikah dengan seorang opsir Prancis, Jean Dubernat, tanggal 17 Mei 1774. Soal kapan persisnya Baret kembali ke Prancis belum dapat dipastikan. Namun, menurut dugaan, ia kembali ke tanah kelahirannya sekitar tahun 1775.

2. Isabella Bird, penjelajah perempuan pertama yang jadi “fellow” Royal Geographical Society of London

Perjalanan jauh pertama Isabella Bird, perempuan kelahiran Yorkshire, Inggris, 15 Oktober 1831, adalah perjalanan menuju Amerika Serikat tahun 1854. Itu bukan petualangan yang lama diimpikannya, tapi perjalanan yang terpaksa ia lakukan untuk menyembuhkan dirinya yang sakit-sakitan. Akun perjalanan di Amerika Serikat itu kemudian terbit tahun 1856 dalam sebuah buku berjudul An Englishwoman in America.

perempuan pertama yang
Isabella Bird via en.wikipedia.org

Di kemudian hari, hidup Isabella Bird jadi penuh petualangan. Ia menjelajah ke penjuru dunia—Australia, Hawaii (yang dulu dikenal sebagai Sandwich Islands), Jepang, China, Korea, Vietnam, Singapura, Malaya, India, Persia, Kurdistan, Turki, Balukistan, Persia, Armenia, Maroko, dll.—dan membawa pulang “oleh-oleh” berupa catatan perjalanan. Tahun 1892, ia jadi fellow perempuan pertama Royal Geographical Society of London.

3. Nellie Bly, perempuan pertama yang keliling dunia dalam 72 hari

Nellie Bly adalah nama pena dari Elizabeth Jane Cochran, seorang wartawan investigatif yang namanya melambung setelah melaporkan praktik perawatan di sebuah rumah sakit jiwa khusus perempuan, Women’s Lunatic Asylum, Blackwell’s Island, New York. Buat bikin laporan itu (yang kemudian dikembangkan jadi sebuah buku berjudul Ten Days in a Mad-House), perempuan kelahiran 5 Mei 1864 ini bela-belain buat menyamar jadi orang yang sedang mengalami gangguan kejiwaan.

perempuan pertama yang
Nellie Bly (difoto oleh H.J. Myers) via en.wikipedia.org

Tanggal 14 November 1889, untuk “membuktikan” kesahihan “ide” Around the World in 80 Days dalam novel Jules Verne, Nellie Bly memulai perjalanan keliling dunia.

Selama bertualang, ia mampir di Inggris, Prancis (ketemu Jules Verne), Italia (Brindisi), Terusan Suez, Srilanka, Malaysia (Penang), Singapura, Hong Kong, dan Jepang. Ia akhirnya berlabuh di San Francisco, 21 Januari 1890. Dari West Coast, ia naik kereta api ke East Coast dan tiba di New Jersey tanggal 25 Januari 1890. Jika ditotal, perjalanannya itu berlangsung selama 72 hari, delapan hari lebih cepat ketimbang perjalanan fiksi dalam novel Jules Verne.

4. Bessie Coleman, pilot perempuan Afro-Amerika pertama

Nama Bessie Coleman, setidaknya di Indonesia, memang kurang populer ketimbang rekan sezamannya, yakni Amelia Earhart. Tapi, kamu sepertinya perlu tahu kalau Coleman ternyata dua tahun lebih dulu dapat lisensi pilot ketimbang Earhart. Coleman dapat lisensi pilot tahun 1921 di Prancis.

perempuan pertama yang
Bessie Coleman via en.wikipedia.org

Keinginannya buat jadi pilot muncul saat Coleman bekerja sebagai manicurist di sebuah pangkas rambut di Chicago, sekitar tahun 1916. Di salon itu, ia sering dengar cerita-cerita para pilot yang baru saja pulang dari medan Perang Dunia I. Ia pun mulai mengumpulkan uang untuk ikut pendidikan pilot.

Sayang sekali saat itu sekolah pilot di Amerika cuma menerima murid laki-laki. Tapi, Robert S. Abbot, pendiri koran Chicago Defender, menyarankan Coleman untuk belajar terbang di luar negeri. November 1920 ia pergi ke Prancis. Tanggal 15 Juni 1921, nama Coleman tercatat dalam sejarah sebagai perempuan Afro-Amerika (dan keturanan orang asli Amerika) pertama yang jadi pilot.

5. Amelia Earhart, pilot perempuan pertama yang terbang solo melintasi Samudra Atlantik

Di zaman pahit, tahun 1932, Amelia Earhart jadi perempuan pertama yang terbang solo melintasi Samudra Atlantik. Lepas landas di Newfoundland, Amerika Serikat, dan mendarat di sebuah padang rumput di Culmore, Irlandia Utara, Amelia Earhart terbang sendirian selama 14 jam 56 menit.

perempuan pertama yang
Amelia Earhart via en.wikipedia.org

Tentu saja pencapaian Amelia Earhart nggak instan. Ia sudah melewati proses yang panjang. Earhart pernah kerja di industri penerbangan sebagai sales representative. Selain itu, ia juga pernah jadi penulis rubrik penerbangan di surat kabar lokal. Namun sayang sekali, Amelia Earhart hilang di Samudra Pasifik waktu ia mencoba mengelilingi dunia dengan pesawat. Nasibnya masih jadi misteri sampai saat ini.

6. Valentina Tereshkova, kosmonot perempuan pertama yang “solo traveling” ke luar angkasa

Valentina Tereskhova lahir di Desa Maslennikovo, Uni Soviet, 6 Maret 1937. Bapaknya adalah seorang supir tank dan pahlawan perang. Sedari muda, ia sudah senang terjun payung. Ia pertama kali terjun pas umur 22 tahun. Hobi terjun payung inilah yang membuka jalannya jadi kosmonot. Tanggal 16 Februari 1962, Tereskhova jadi salah satu dari lima perempuan Uni Soviet yang lolos seleksi masuk korps kosmonot perempuan, mengalahkan lebih dari 400 orang pendaftar.

perempuan pertama yang
Valentina Tereshkova (difoto oleh V. Malyshev) via en.wikipedia.org

Tereskhova dikirim ke orbit tanggal 16 Juni 1963. Setelah melakukan tradisi mengencingi ban shuttle bus yang membawanya ke lokasi peluncuran, ia melesat ke langit naik Vostok 6 dan menjadi perempuan pertama yang melayang-layang di luar angkasa. Ia mengorbit sendirian selama hampir tiga hari (2 hari, 22 jam, 50 menit) dan mengelilingi bumi selama 48 kali!

7. Junko Tabei, perempuan pertama yang menginjakkan kaki di Seven Summits

Junko Tabei lahir di Miharu, Prefektur Fukushima, Jepang, 22 September 1939. Secara fisik, ia bukan anak yang kuat. Ia nggak olahraga. Bahkan, beberapa kali ia juga kena pneumonia. Tapi, pas kelas empat sekolah dasar, saat berumur 10 tahun, ia mendaki Gunung Nasu dan Gunung Asahi di Gugusan Pegunungan Nasu, Prefektur Tochigi, bersama guru dan teman-teman sekelasnya. Pengalaman itu mengubah hidupnya.

perempuan pertama yang
Junko Tabei via en.wikipedia.org

Pas kuliah, ia gabung dengan kelompok pencinta alam di Showa Woman’s University. Tahun 1969 ia bikin Ladies Climbing Club (LCC), klub pendakian khusus perempuan pertama di Jepang, yang slogannya “Let’s go on an overseas expedition by ourselves.” Setahun kemudian, Junko Tabei jadi perempuan pertama yang menapaki pucuk Annapurna III.

Karir Tabei jelas nggak berhenti di Annapurna III. Puncak Everest ia daki tahun 1975; Uhuru Kilimanjaro 1980; Aconcagua 1988; Elbrus setahun kemudian (1989); Vinson Massif di Antartika musim pendakian 1990-1991; dan Puncak Jaya 28 Juni 1992. Ia adalah perempuan pertama yang bertandang ke tujuh puncak tertinggi di tujuh benua (the Seven Summits).

Bagaimana? Terpesona?


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

1 komentar

felicia 23 Juni 2019 - 18:30

Indonesia punya Fransiska Dimitri dan Mathilda Dwi Lestari sbg Seven Summiteer Indonesia

Reply

Tinggalkan Komentar