Itinerary

5 Hal yang Bakal Dirasakan Pendaki Tua

Sekarang, waktu kamu masih remaja atau berusia awal 20-an, kamu mungkin sering banget naik gunung. Tiap akhir pekan kamu angkat ransel terus melanglang ke gunung-gunung dan balik lagi minggu sore.

Kamu bakalan ngeluarin banyak keringat, bercanda bareng kawan-kawan, pokoknya bersenang-senang. Tapi, kamu mesti tahu bahwa seiring bertambahnya usia, kamu bakalan masuk dalam fase baru dan ngalamin, misalnya, 5 hal berikut:

Istirahat sebentar sebelum lanjut mendaki/Fuji Adriza

1. Perut nggak lagi berpihak

Perutmu nggak bakal selamanya rata, Sob. Kesibukan bakalan bikin perutmu makin lama makin “artistik.” Konsekuensinya, kamu bakalan lebih ngos-ngosan pas naik gunung.

Tapi kamu jangan khawatir. Selama masih ada tekad, bentuk perut nggak bakalan jadi hambatan buatmu. Makanya nikmatin aja saat-saat perut kamu dalam keadaan prima.

naik gunung ramai-ramai
Istirahat sambil bergurau/Fuji Adriza

2. Stamina menurun

Biasanya semakin bertambah umur seseorang semakin jarang pula dia olahraga. Wajar aja, sih, ‘kan sibuk kerja untuk menyambung hidup. Selain itu, seiring dengan bertambahnya pendapatan, pola makan juga bakalan berubah.

Nah, dua hal itu berpengaruh banget sama stamina. Kalau sudah jadi pendaki tua, kamu bakalan lebih cepat capek. Dulu kamu mungkin bisa nanjak 50 meter dalam satu tarikan napas. Tapi, umur 25 tahun ke atas atau 30-an kamu perlu napas yang lebih banyak buat menempuh 50 meter itu. Tapi, dipikir-pikir lagi, buat apa juga tergesa-gesa?

Sering Lupa Dibawa pas Naik Gunung
Sepatu trekking plus kaos kaki via pexels.com/Pixabay

3. Proses pemulihan pascapendakian lebih lama

Sekarang kamu perlu waktu berapa lama untuk memulihkan diri sepulang mendaki? Dua hari? Tiga hari? Dibanding yang bakal kamu alami di masa depan, itu masih singkat, Sob!

Nanti kamu bakalan perlu waktu seminggu sampai dua minggu buat memulihkan pegal-pegal di paha depan dan betis. Kamu bakalan lebih lama jadi “aki-aki.” Maklum saja, namanya juga pendaki tua.

sebelum mendaki gunung lawu
Rumpun-rumpun cantigi di Jalur Cetho/Fuji Adriza

4. Frekuensi mendaki gunung menurun

Berapa kali dalam sebulan kamu naik gunung sekarang ini? Sekali? Dua kali? Mungkin ada yang sekali seminggu naik gunung?

Nikmatin itu, Sob. Nanti pas kamu sudah makin berumur dan makin sibuk, bisa naik gunung sekali atau dua kali dalam setahun saja bakalan jadi kemewahan buatmu.

hal yang harus dihindari saat turun gunung
Foto bareng kawan-kawan/Fuji Adriza

5. Kawan-kawan sependakian banyak yang “mengundurkan diri” dari hobi naik gunung

Dulu waktu pertama-tama naik gunung kamu mungkin nanjaknya rame-rame. Tapi, makin ke sini coba deh kamu amati; kawan-kawanmu makin berkurang.

Ini nggak berhenti sampai di sini, Sob. Makin lama kamu bakalan makin susah cari temen buat naik gunung. Bukan nggak mungkin suatu saat kamu terpaksa naik sendirian karena kawan-kawanmu sudah banyak yang “mengundurkan diri” dari hobi naik gunung.

Makanya, nikmati aja hobimu selagi masih seru. Mumpung belum jadi pendaki tua!

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *