INTERVAL

Semoga Juliana Marins yang Terakhir

Mendaki gunung dengan aman dan nyaman. Pulang selamat sampai di rumah. Mengenang kembali perjalanan dalam foto. Ini rangkaian keceriaan semua petualang.

Namun, adakala penjelajahan di alam terbuka tak sesuai harapan. Musibah bisa menimpa siapa saja. Penyebabnya macam-macam: faktor alam yang ekstrem, pendaki yang ceroboh, pengunjung tidak taat aturan hingga kelalaian pengelola.

Salah satu destinasi wisata petualangan di Indonesia yang populer hingga mancanegara adalah Gunung Rinjani. Ada di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, Rinjani merupakan magnet pendaki dunia. Titik 3.726 mdpl-nya merupakan yang tertinggi ketiga setelah Carstensz Pyramid (4.884 mdpl) dan Kerinci (3.805 mdpl).

Turis asing tertarik menapaki Rinjani karena keindahan alamnya luar biasa. Pesona jalur pendakiannya nomor wahid di Nusantara. Padang sabana hijau membentang, tanjakan terjal “Tujuh Bukit Penyesalan”, jalur pasir berbatu menuju puncak, mengundang penasaran para pencinta alam.

Itu belum menyebut Segara Anak dan Gunung Barujari, sensasi berendam di kolam air panas alami, panorama tebing jalur Torean dan Sungai Kokok Putih, atau menembus kelebatan hutan tropis Senaru nan sunyi. 

Semoga Juliana Marins yang Terakhir
Gunung aktif Barujari di tengah Segara Anak/Mochamad Rona Anggie

Pendaki Asing Membludak 

Jangan heran kalau kalian naik Rinjani bakal dikelilingi bule dan turis Asia. Tingkat kunjungan pendaki global sangat tinggi di Rinjani. Data Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) tahun 2024, pendaki mancanegara mencapai 47.716 (50,87%) dan domestik 46.080 (49,13%).

Bulan Juni 2024—ketika saya naik lewat Sembalun turun Torean—jumlah pendaki 11.377. Bulan depannya (Juli), meningkat 12.915. Lantas melesat di Agustus 14.054 pendaki. Ini merupakan angka tertinggi selama 2024. 

“Selama Agustus tahun lalu, pendaki asing memimpin hingga 7.556. Sementara warga negara Indonesia 6.498,” kata Kepala Balai TNGR Yarman via sambungan telepon, Senin (14/7/25).

Sementara April–Mei 2025, jumlah pendaki luar negeri 11.967 (50,97%) dan pendaki Nusantara 11.512 (49,03%). Dominasi pengembara dari benua lain di Rinjani, menunjukkan gunung berapi aktif ini memiliki daya pikat bintang lima.

Jika destinasi yang hendak dikunjungi biasa saja, ngapain bule-bule dan pelancong Asia mau jauh-jauh datang ke Lombok. Jadi memang, Rinjani adalah anugerah Tuhan yang tak ternilai bagi bangsa Indonesia. Pelayanan terbaik dan manajemen jempolan, mutlak dilakukan demi menjaga wajah negeri di mata dunia.

Semoga Juliana Marins yang Terakhir
Pendaki asing di area puncak sebelah barat/Mochamad Rona Anggie

Tak Ingin Ada Korban Lagi

Yarman yang ketika dihubungi baru saja pulang kantor, bercerita sore itu dia diskusi dengan Federasi Mountaineering Indonesia (FMI). Membahas secara spesifik tentang penerapan level (grade) gunung-gunung di Indonesia.

Tujuannya, kata Yarman, mengurangi risiko kecelakaan, akibat calon pendaki minim pengetahuan tentang gunung yang akan didaki. Misal, Rinjani ada di level empat, pendaki yang belum pernah naik gunung level tiga, dilarang ke Rinjani. “Agar persiapannya lebih mantap,” tegasnya.

Setelah Juliana Marins berpulang, apakah ada evaluasi khusus terkait pendakian Rinjani? Yarman mengungkapkan sejauh ini standar operasional prosedur (SOP) masih sama. Hanya saja ada peningkatan pengawasan. Petugas TNGR siaga di Plawangan Sembalun dan area Segara Anak.

“Komunikasi dengan relawan, pemandu dan porter diintensifkan pula,” ujarnya. 

Sampai saat ini, lanjut Yarman, pihaknya tak mengendurkan aturan pendakian. Pengecekan dilakukan di Pos 2 Sembalun, menjaring pengunjung ilegal atau pemandu yang tidak sesuai SOP. “Regulasi kami ketat dan tegas,” katanya seraya berharap jangan ada korban lagi. “Cukup Juliana yang terakhir,” imbuhnya.

Semoga Juliana Marins yang Terakhir
Tempat terakhir pemberhentian ojek untuk menuju Pos 2 Sembalun/Mochamad Rona Anggie

Pesan dari Pemandu dan Sesama Pendaki

Jangan sembarangan mendaki Rinjani. Pendaki pemula wajib didampingi pemandu, terlebih yang pertama kali menjejak Rinjani. Pesan ini disampaikan Lalu Irwan Taufikkurahman (33), seorang guide berpengalaman yang menjalankan bisnis Trekking Organizer (TO).

Senin lalu (14/7/25), Irwan baru saja turun gunung mendampingi sembilan pendaki Thailand menyusuri rute Sembalun–Senaru. Total empat hari tiga malam, ayah dua anak itu membersamai wisatawan asal negeri Gajah Putih. 

Sejauh ini, kata dia, pelancong Asia yang mengagumi Gunung Rinjani mayoritas dari Malaysia, Thailand, Singapura dan Cina.  Warga Desa Senaru itu mengaku kini kembali aktif menyertai tamu, setelah agak lama di belakang “layar”—mengorganisasi Irwan Trekker yang didirikannya sejak 2016.

“Saya kasih job di lapangan untuk teman-teman. Tapi sekarang mulai (memandu) lagi,” ujarnya.

Kalau orderan sedang ramai, Irwan bisa muncak Rinjani sebulan delapan kali. Rata-rata sepekan dua kali naik-turun gunung yang memiliki nama purba Samalas. Namun, jika jumlah tamu “sedang” saja, dalam sebulan Irwan hanya empat sampai enam kali menapaki Rinjani.       

Dia mengungkapkan karakteristik Rinjani berbeda dengan pegunungan di Jawa. Mendaki Rinjani, tak bisa sekali jalan langsung ke puncak. Apalagi kalau mau ke Segara Anak, mesti lintas jalur dengan durasi empat hari tiga malam. “Pastikan stamina prima kalau mau naik Rinjani,” nasihatnya. 

Soal seberapa bahaya trek berpasir menuju puncak, Irwan menyebutkan jalur selebar dua meter itu masih aman dilalui. Hanya saja kondisi tiap pendaki tak bisa disamakan. Fisik kuat dan semangat oke, turut melancarkan summit attack. “Jangan lengah. Perhatikan arahan pemandu,” ucapnya.  

Irwan membenarkan keterangan Yarman perihal aturan ketat pendakian Rinjani. Menurutnya, pascakejadian Juliana Marins kemungkinan SOP pendampingan tamu akan berubah. Tadinya satu guide dan tiga porter menyertai enam pendaki, menjadi lima. Agar pengawasan lebih maksimal.

Sedangkan private group bakal dikawal dua pendamping dan enam porter. “Sekali lagi saya tekankan, Rinjani bukan untuk pemula. Perlu pemandu untuk menjelajahinya,” tegasnya.

Semoga Juliana Marins yang Terakhir
Para pendaki rehat usai menuruni jalur “letter E”/Mochamad Rona Anggie

Tantangan “Letter E” 

Salah seorang rekan pendaki wanita yang naik bareng saya (1–4 Juni 2024), Sarah Ghalibah mengungkapkan, jalur pendakian Rinjani yang panjang memerlukan persiapan matang. Walau bergabung dalam sebuah perjalanan bersama (open trip) yang sebagian perlengkapan diangkut porter, jangan meremehkan kondisi tubuh sendiri.

“Rinjani bukan wisata alam biasa. Medan pendakiannya menguras tenaga. Banyak tanjakan terjal dan jurang dalam,” katanya ketika dihubungi Rabu (16/7/25).

Ketika ke Rinjani, Sarah berangkat dari Kuala Lumpur bareng tiga teman lelakinya. Dua WNI: Hilal dan Nuga, satu asli Malaysia: Chong. Mereka sohib sekampus di negeri jiran. 

Chong yang keturunan Tionghoa, perdana mendaki gunung. Sedangkan Sarah, Hilal dan Nuga pernah menjajal Kinabalu (4.095 mdpl). Menurut Sarah, Rinjani lebih menantang ketimbang gunung di Pulau Kalimantan itu. Tanjakan “letter E” jelang puncak Dewi Anjani, begitu memforsir energi. “Kalau menyerah, selesai. Puncak tak tergapai,” kata gadis 27 tahun.

Sarah menyebut kekompakan dia dan rekannya menjadi kunci keberhasilan menjejak atap Nusa Tenggara Barat. “Kami saling menguatkan. ‘Ayo sedikit lagi! Terus melangkah!’” kenangnya, terngiang teriakan saat melintasi sirkuit E.        

Terkait kecelakaan Juliana Marins, Sarah mengingatkan musibah bisa terjadi di mana pun. Dia berpesan jangan pernah menganggap enteng petualangan di alam terbuka. “Perencanaan yang serius akan berdampak baik,” pungkasnya.


Foto sampul: Pemandangan Danau Segara Anak dari puncak Gunung Rinjani (Mochamad Rona Anggie)


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Mochamad Rona Anggie

Mochamad Rona Anggie tinggal di Kota Cirebon. Mendaki gunung sejak 2001. Tak bosan memanggul carrier. Ayah anak kembar dan tiga adiknya.

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Worth reading...
    Mendaki Gunung Ciremai, Persembahan untuk Sahabat yang Berpulang