Berawal dari keinginan hati yang rindu suasana alam. Sebab, hidup di ibu kota negara sangat minim pemandangan alam, penuh dengan pemandangan gedung tinggi dan rumah-rumah. Namun, keinginan untuk menikmati suasana alam sedikit terobati dengan berkunjung ke Tebet Eco Park, salah satu taman publik di daerah Jakarta Selatan. Walaupun berbeda dengan suasana pemandangan indah seperti di atas pegunungan atau bukit, tapi setidaknya sedikit terobati.
Tebet Eco Park (TEP) mengusung konsep harmoni dengan alam, ekologi, sosial, dan edukasi. Sebagai anak rantau di Jakarta, aku penasaran dengan suasana alam di taman ini. Akhirnya, tanpa pertimbangan apa pun aku berkunjung ke sini.

Transportasi dan Akses ke TEP
Akses menuju tempat ini ramai sekali. Aku berangkat dari Lebak Bulus naik busway D21 Lebak Bulus–UI (Universitas Indonesia) dengan tarif cukup murah, hanya Rp3.500 saja. Sampai di Stasiun Tanjung Barat berganti transportasi menggunakan KRL (Kereta Rel Listrik) dengan tujuan Stasiun Cawang.
Agar lebih dekat ke TEP, sebaiknya keluar dari Exit B. Waktu tempuh dari stasiun menuju TEP sekitar 13 menit dengan jalan kaki. Opsi lainnya bisa juga naik angkutan kota (angkot) Jaklingko JAK43B menuju TEP lalu berhenti di bus stop depan pintu masuk TEP. Tarif Jaklingko nol rupiah alias gratis, cukup tap kartu e-money saja. Salah satu yang bisa disyukuri di Jakarta adanya fasilitas angkot gratis ini.
Walaupun akses pintu masuk tersedia dari berbagai sisi, tetapi tidak semua pintu masuk dibuka. Ketika aku berkunjung hanya dua pintu masuk yang terbuka, yaitu pintu timur dan barat saja. Berkunjung ke TEP tidak dipungut biaya sama sekali, sehingga pengunjung bisa langsung datang saja.
Lokasi Menarik di TEP
Taman TEP terbagi beberapa lokasi menarik untuk bisa dikunjungi. Ada delapan area yang bisa menjadi tempat bersantai bersama keluarga, sahabat, komunitas ataupun sekadar sendiri. Area menarik menurutku ada Forest Buffer, Community Lawn, Plaza, dan Infinity Link Bridge.
1. Forest Buffer


Area Forest Buffer yang terintegrasi dengan playground menggambarkan kehangatan dari anak-anak yang sedang bermain/Riris Ismidiyati
Di tengah polusi udara sekitar kota, di tempat ini aku bisa sedikit menghirup udara dari pohon-pohon di sekitar area Forest Buffer. Bayang-bayang daun yang bergoyang perlahan di atas kepala, suara air yang mengalir dari sungai, cukup membuat aku lebih tenang walaupun masih banyak kendaraan berlalu-lalang di luar taman.
Sebelum melanjutkan jalan-jalan ke titik lain, aku berhenti sejenak hanya untuk sekadar menikmati replika suasana hutan, karena tempat ini berdekatan dengan community garden sehingga suasananya lebih hangat, santai, dan edukatif. Aku juga menemukan tempat bermain anak-anak di dekat Forest Buffer sehingga menambah suasana lebih ceria dari suara canda dan tawa anak-anak yang sedang bermain.
2. Community Lawn

Saat aku melangkahkan kaki menuju Community Lawn, terlihat ada yang duduk melingkar bersama komunitasnya. Di sisi lain seorang ibu yang sedang mengawasi anaknya bermain sendiri di balik gundukan tanah. Keunikan tempat ini adalah gundukan-gundukan tanah besar dan kecil yang tersebar di sekeliling area taman. Orang-orang yang berkunjung pun banyak yang duduk di atas gundukan tersebut.
Desain dari taman ini seolah memahami kebutuhan manusia agar punya ruang tersendiri di tengah ruang publik. Community Lawn bukan sekadar rumput dan bunga saja, melainkan juga tentang bagaimana lanskap bisa berbicara lembut kepada manusia, menawarkan ruang-ruang kecil untuk berhenti sejenak, sekadar duduk-duduk bersama keluarga, atau mengobrol produktif bersama komunitas.
3. Infinity Link Bridge

Mungkin sependek penglihatanku, salah satu lokasi yang paling unik dari TEP adalah jembatan existing, Infinity Link Bridge. Jembatan yang dirancang untuk menyambungkan taman utara dan selatan ini dipisahkan oleh Jalan Tebet Timur. Gaya penataan dan tone warna dari jembatan ini terinspirasi dari pohon leda (Eucalyptus deglupta Blume).
Kebetulan aku berkunjung saat siang hari, udara panas di atas jembatan kentara terasa panas sekali. Berbeda saat berada di Forest Buffer yang cukup sejuk karena begitu rapat vegetasi pohonnya. Namun, menariknya, walaupun panas masih bisa menikmati suasana orang-orang mengobrol, baik dengan keluarga maupun teman-temannya dari atas jembatan.
Aku sempat berhenti sejenak di tempat yang sedikit lebih teduh memperhatikan orang-orang yang berswafoto di atas jembatan, dengan latar belakang pemandangan langit cerah biru. Saat melangkahkan kaki di jembatan, aku melihat imbauan “Dilarang Berlari” di atas jembatan dan juga tetap memperhatikan langkah kaki yang aman. Sebab, ada lubang-lubang yang bisa menyebabkan kita terjatuh jika tidak berhati-hati.
4. Plaza


Kawasan Plaza, area paling ramai di Tebet Eco Park/Riris Ismidiyati
Jika berkunjung ke titik ini akan menemukan banyak jajanan. Orang berkumpul paling ramai di sini karena tempatnya yang ikonis sebagai landmark Tebet Eco Park. Di sini tersedia ruang publik untuk duduk yang lebih teratur dan rapi. Aku duduk sembari minum di area Plaza sangat lama karena kerongkongan yang mulai terasa kering, sambil menikmati pemandangan pohon-pohon rindang.
Tempatnya memang sangat ramai karena ada beberapa stan-stan yang menjual makanan. Namun, aku tidak sempat eksplorasi cita rasa makanannya saking terlalu menikmati suasana area ini. Mungkin pada kunjungan berikutnya aku akan mencoba kulineran di Plaza.
Akhir Perjalanan di TEP
Setelah mengunjungi semua area yang ada di TEP, aku bersiap-siap untuk segera pulang karena awan menuju sore sudah terlihat mendung. Ketika perjalanan pulang, di luar area taman banyak kafe dan jajanan yang dijajakan di luar taman. Namun, sayang sekali aku belum sempat mencoba rasanya seperti apa, karena awan mendung mulai menghitam dan mengharuskan aku segera pulang.
Tebet Eco Park mungkin bisa jadi salah satu opsi tempat yang cocok untuk refreshing sejenak dari rutinitas perkotaan yang terkadang menimbulkan jenuh. Taman ini bukan hanya sekadar area untuk duduk santai saja, tetapi juga banyak aktivitas yang bisa dilakukan, seperti joging, kumpul komunitas, acara gathering, dan edukasi mengenali tumbuhan bagi anak-anak.
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.