Dalam sebuah dinamika sosial kultural masyarakat urban, ada sudut-sudut yang jarang terlihat. Terkadang dalam sebuah rutinitas pagi ada hal-hal yang perlu kita sadari lebih jauh. Berbagai hal kecil di sekitar kita bisa membantu kita menjadi lebih besar di kemudian hari.
Oleh: Zhafran Ryan Gibran
Terang menyapa pun harapan harus segera dicipta, mencari rupiah walau terkadang lelah sudah dirasa. Semua itu demi kenyamanan diri, keluarga, serta kerabat di hari esok.
Langkah harap bermula dari rumah. Manusia merawat waktu dengan hati yang ditunjukkan oleh ruang-ruang yang tetap membawa identitas para pendahulu. Pada kehidupan selanjutnya, usaha itu akan berbuah manis.
Terang mentari pagi menyapa siapa saja. Hati yang mau berusaha akan sampai pada hati lainnya; sama-sama merangkai harapan untuk kehidupan-kehidupan yang lebih baik di masa depan.
Melalui nalurinya, manusia akan membawa alam sekitar pada benda-benda yang mereka buat dan gunakan. Mengisi perut di pagi hari dihiasi dengan merahnya ayam dan hijaunya rumput, terlihat bagaimana zaman yang berkembang berarti berkembang pula representasi kehidupan yang ditemuinya.
Menggapai asa pada setiap langkah. Para penggawa sejarah mewartakan ilmunya ke manusia lainnya, agar nilai dan rasa tetap terjaga meski waktu sudah berubah.
Setelah pagi yang panjang, harapan yang didapat harus tetap dibawa pulang. Sejatinya manusia berada pada tatanan sosial dan “rumah”-lah yang akan menjaganya tetap berakal.
Setiap manusia membawa harapan dan caranya sendiri-sendiri; tampak berbeda bahkan bertingkat. Namun, semua itu diusahakan sebaik-baiknya.
Cerita foto ini merupakan hasil karya peserta lokakarya dan tur fotografi “Mengasah Jelinya Mata dan Pekanya Rasa dalam Bercerita” bersama Anggertimur (Creative Storyteller) dalam rangkaian Pameran Ekspedisi Arah Singgah: Makan Key Almig di Kota Yogyakarta, 8 November 2025.
Namaku Zhafran seorang Mahasiswa Antropologi Budaya yang memiliki minat pada bidang audio visual seperti fotografi dan videografi, dan menekuni ilmu-ilmu humaniora.
Namaku Zhafran seorang Mahasiswa Antropologi Budaya yang memiliki minat pada bidang audio visual seperti fotografi dan videografi, dan menekuni ilmu-ilmu humaniora.