1. Ada banyak pulau di gugusan Nusa Tenggara
Nusa Tenggara yang juga bagian dari kepulauan Sunda Kecil membentang dari mulai Lombok sampai Timor di ujung sana. Selain pulau-pulau besar, juga banyak pulau-pulau kecil yang namanya mungkin jarang sekali kamu dengar, seperti Pulau Adonara dan Lembata.
2. Siap-siap untuk melakukan perjalanan laut
Karena terdiri dari banyak pulau, penggunaan moda transportasi laut tidak bisa dihindarkan. Jadi kalau kamu memang tertarik menjelajah Nusa Tenggara, siap-siap untuk melakukan perjalanan-perjalanan laut, entah menyeberang selat besar atau selat kecil. Penyeberangan ke pulau-pulau besar biasanya menggunakan ferry yang juga lumayan besar. Namun untuk ke pulau-pulau kecil kadang-kadang kamu harus naik perahu-perahu kecil seperti yang biasa dirental orang di Karimunjawa. Misalnya perjalanan dari Labuan Bajo ke Pulau Komodo.
3. Soal transportasi di Nusa Tenggara: yang pasti hanyalah ketidakpastian
Transportasi publik di Nusa Tenggara sudah lumayan, namun jelas belum selancar transportasi publik di Pulau Jawa. Tak ada yang bisa menebak jadwal elf atau oto selanjutnya yang berangkat ke destinasi yang akan kamu tuju. Moda transportasi laut sama saja, bahkan lebih parah. Waktu keberangkatan bisa molor sampai satu-dua hari, terlebih ketika musim sedang tidak bersahabat. Pokoknya kalau naik kapal, lebih baik kamu terlalu cepat sampai di pelabuhan daripada terlambat sedikit—bisa-bisa kamu menunggu satu minggu sampai kapal berikutnya tiba.
4. Transportasi darat di Nusa Tenggara lumayan, meskipun jelas tidak selancar di Pulau Jawa
Travel yang agak “mewah” ada. Namun trayeknya tidak mencapai semua kota. Angkutan darat yang terjangkau dan layak adalah Damri. Di Nusa Tenggara Barat Damri lumayan bisa diandalkan, misalnya ketika kamu mau pergi dari Pulau Lombok ke Sumbawa. Tapi semakin ke timur, Damri semakin jarang. Di Flores, Damri lewat satu atau dua kali sehari. Selain travel dan Damri yang bisa kamu tumpangi adalah elf, bison, atau oto.
Meskipun bisa diandalkan, transportasi darat di sini tidak beroperasi selama 24 jam. Soalnya memang wilayah ini masih sepi. Ritmenya tidak secepat di Jawa. Jadi tak ada gunanya juga buat para supir untuk lalu lalang tanpa henti. Jadi siap-siap saja kalau kamu harus bermalam di kota yang terletak satu-dua jam perjalanan berkendara dari tujuanmu kalau kamu memulai perjalanan hari itu terlalu siang atau terlalu sore.
5. “Browsing” penginapan murah terlebih dahulu
Lebih banyak pelancong asing yang bertandang ke Nusa Tenggara dibanding pejalan domestik. Turis asing barangkali masih bisa menanggung biaya hotel yang lumayan mahal. Jadi penginapan murah tidak terlalu banyak di Nusa Tenggara, kecuali di lokasi-lokasi turistik, seperti Senggigi, Labuan Bajo, atau Moni. Tapi jangan khawatir, kalau mau meluangkan waktu sebentar untuk mencari, kamu akan menemukan penginapan-penginapan berbujet murah.
6. Jangan segan-segan untuk mengobrol dengan orang
Kamu tidak bisa menduga ke mana obrolan di warung kopi bisa membawamu. Kamu bisa mendapatkan teman perjalanan baru. (Menemukan teman perjalanan, khususnya sesama orang Indonesia, di Nusa Tenggara lumayan susah. Apalagi yang jalan sendirian.) Bisa juga kamu memperoleh tumpangan murah atau gratis menuju sebuah pulau. Orang Nusa Tenggara ramah-ramah, kok. Tapi kamu juga harus hati-hati di bebeberapa terminal di Nusa Tenggara, seperti di Terminal Mandalika atau Bertais di Mataram, soalnya banyak calo!
7. Jangan langsung percaya dengan apa yang kamu lihat di internet
Tidak semua yang kamu lihat di internet itu benar. Kalau kamu baca di salah satu website bahwa untuk menuju Pulau X kamu harus sewa kapal seharga ratusan ribu sampai jutaan rupiah—dan banyak blog juga berkata demikian—belum tentu itu benar. Kroscek dulu. Jangan-jangan orang-orang itu membayar mahal karena mereka pergi dalam rombongan atau memang mereka tidak mencari alternatif lain yang lebih terjangkau.
8. Nasi padang lumayan mahal
Kalau perutmu tidak bisa berkompromi dengan makanan-makanan lokal, tentu nasi padang adalah pilihan yang paling pas. Takut pedas, kamu juga tinggal minta agar tidak diberi kuah dan cabe. Tapi di Nusa Tenggara, terlebih Nusa Tenggara Timur (NTT), nasi padang lumayan mahal. Dan, untuk jaga-jaga, pastikan untuk selalu bertanya terlebih dahulu soal harganya.
9. Kuda dan pohon lontar ada di mana-mana
Bentang alam Nusa Tenggara agak berbeda dibanding rumahmu di Pulau Jawa atau Sumatera. Di NTB dan sebagian NTT banyak padang rumput, jadi jangan heran kalau di Sumbawa dan Sumba kamu banyak menemukan kuda, bahkan di jalan raya sekalipun. (Siapa yang tak kenal kuda sumbawa dan kuda sandel dari Sumba?) Di Nusa Tenggara Timur kamu akan melihat jutaan pohon lontar yang bentuknya unik—tinggi, lurus, dan daunnya cuma ada di bagian atas seperti halnya keluarga palem yang lain. Kalau kamu seorang “anthropodrinker” yang suka mencicipi minuman khas daerah, cobalah satu-dua teguk moke, minuman keras yang disuling dari buah dan bunga pohon lontar.
10. Kamu akan melintasi jalur kopi
Sebelum jalan ke Nusa Tenggara, coba ke kafe yang menyediakan kopi-kopi origin. Catat nama-namanya. Saat melintasi Nusa Tenggara kamu pasti akan melewati wilayah-wilayah penghasil kopi-kopi origin yang sekarang banyak dijual di kafe. Dari mulai Lombok, Tambora, Manggarai, Ruteng, Bajawa, sampai Maumere di ujung Flores sana. Tapi jangan menyangka kamu akan bertemu banyak warung kopi cozy di sana. Jadi, sudah siap menjelajah Nusa Tenggara?
Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.
2 Comments