TRAVELOG

Berenang di Kiara Danu Majalengka, Menikmati Sumber Air Alami

Bisa jalan bareng sahabat masa kecil merupakan kebahagiaan. Ini yang saya lakoni bersama Rafdiansyah (39) dan Muhammad Romadhoni Yudistira (40) ketika mengunjungi objek wisata Curug Kiara Danu di Majalengka, Sabtu (19/4/25).

Sebenarnya kami mengajak seorang teman lagi, hanya saja berhalangan karena dia harus bekerja. Di masa sudah berkeluarga sekarang, agenda kumpul-kumpul memang tidak semudah saat masih bujang dulu. Ada prioritas yang tak bisa ditinggalkan. Jadi, ketika akhirnya kami bertiga bisa pergi bersama, patut disyukuri sebagai anugerah bagi kaum bapak.   

Rute menuju Curug Kiara Danu melewati jalur utama Cirebon–Majalengka. Perjalanan ditempuh sekitar 45 menit menggunakan mobil. Gapura Desa Lengkong Kulon, Kecamatan Sindangwangi, menjadi penanda memasuki kawasan wisata alam di sana.

Sebelum ke tujuan utama, Rafdi mengajak kami ke hutan pinus Telaga Pancar. Di bumi perkemahan ini saya pernah camping bareng santri pondok tahun 2019. Kami sempatkan bersantai di sekitar Telaga Pancar. Letaknya di tengah kelebatan hutan pinus. Sungai berbatu dengan air mengalir deras ada di sisi telaga. Di seberangnya bukit hutan pinus menaungi. Saya mendaki bukit ini bersama para santri hingga ke puncak, lalu turun lintas jalur ke balik bukit. Petualangan seru!   

Pemandian air alami ada di sisi sungai dan persawahan. Tampak Rafdi dan Doni berbincang di sudut kolam (foto kiri, sudut kanan bawah)/Mochamad Rona Anggie

Pilih Kolam Dekat Sungai

Curug Kiara Danu ada di bawah Telaga Pancar. Area kolam renang tersusun berundak, menyesuaikan terasering sawah di sekitarnya. Banyak komentar menyebutkan Curug Kiara Danu mirip pemandian resor-resor di Ubud, Bali. Saya menilainya juga demikian. Kehadiran pepohonan dan sungai yang mengalir di pinggir kolam renang jadi daya tarik natural. Belum lagi warna biru dasar kolam amat menggoda. 

Azan Zuhur sayup terdengar ketika kami melangkah dari parkiran ke loket tiket. Rafdi sigap mengeluarkan ponsel lantas memindai kode batang yang tertempel guna melakukan pembayaran digital. Harga karcis masuk untuk dewasa Rp15.000, anak-anak Rp10.000.

Kami melewati petugas jaga menuju anak tangga yang mengarah turun. Siang itu tidak banyak pengunjung. Kami mengincar kolam renang paling bawah dekat sungai. Gazebo di atas kolam jadi tempat bersantai menikmati bekal. Saya bawa suun dikecap dan kerupuk melarat dengan sambal kacang.

Pohon kelapa tegak di hadapan, memisahkan saung dan kolam. Obrolan kami melompat ke sana kemari. Cerita silih berganti membuka memori tentang kenangan tempo dulu. “Yang lain main bola, kita belajar merokok,” kata Doni ke Rafdi, mengungkap satu kenakalan ketika masih remaja. “Kita juga hampir dihajar orang, gegara nakutin pengguna jalan pakai kemoceng, biar disangka landak,” timpal Rafdi menoleh ke saya. Kami terpingkal-pingkal ingat keusilan itu.

Ada Lima Kolam Renang    

Air kolam nan bening dengan dasar biru memikat seolah melambai, meminta diselami. Setelah putaran suun dan kerupuk melarat sekian kali, kami bergegas ke musala untuk salat lantas berganti pakaian renang.

Tanpa banyak kata, byur! dua kawan langsung berbasah-basahan. Sementara saya mengumpulkan dokumentasi foto untuk bahan tulisan ini. Saya berkeliling tiap sudut. Keseluruhan area dilapisi batu alam. Pepohonan rindang mengitari. Angin sepoi kerap menyapa. Terasa sejuk dan menenangkan jiwa. Rasa-rasanya kalau sekali datang ke sini, dijamin ingin balik lagi.  

Saya hitung ada lima kolam renang. Kolam untuk anak ada tiga. Tersebar di dekat sungai dan lainnya agak di atas bersisian dengan air terjun (curug) buatan. Kalau kolam dewasa: satu sebelah sungai, satu lagi berukuran paling luas menawarkan panorama persawahan. Ada wahana mini waterboom, dua perosotan, ember tumpah, dan mandi busa di kolam terbesar. Kedalaman bervariasi mulai antara 50–120 cm.

Berenang di Kiara Danu Majalengka, Menikmati Sumber Air Alami
Kolam renang Kiara Danu ada di kaki bukit hutan pinus/Mochamad Rona Anggie

Air Terjun Sedap Dipandang

Dari kolam terluas, saya menaiki tangga melewati beberapa saung dan tiga kolam terapi ikan. Tampak pengunjung mencelupkan kaki ke dasar kolam, menikmati layanan gigit gratis dari ratusan ikan kecil. Kedalamannya sebetis orang dewasa. Gigitan ikan secara bersamaan ke kaki, serasa kita sedang dicubit-cubit. Lantas muncul getaran menggelikan di area kulit yang dikerubuti ikan-ikan itu. 

Titik tertinggi menjadi lokasi air terjun berada. Letaknya di bawah pintu masuk ketika pertama kali datang. Seperti saya jelaskan di awal, kolam renang Curug Kiara Danu didesain berundak ke bawah. Air terjun dibuat bertingkat dengan aliran air cukup deras dan sedap dipandang. Banyak wisatawan berswafoto atau mengabadikan momen bareng keluarga dengan latar “curug” yang bergemuruh. 

  • Berenang di Kiara Danu Majalengka, Menikmati Sumber Air Alami
  • Berenang di Kiara Danu Majalengka, Menikmati Sumber Air Alami

Ngobrolin Kesehatan

Setelah dirasa cukup, saya pun bergabung dengan kedua rekan. Menjajal kesegaran air kolam dan terus berkecipak menggerakkan kedua kaki serta tangan, dari ujung ke ujung kolam.

Rafdi dan Doni berbincang di tepi kolam. Saya puaskan berenang. Melatih otot pernapasan, meningkatkan kualitas paru-paru sekaligus memastikan kebugaran raga. Buat kami yang sudah usia 40 tahun, obrolan tentang kesehatan rupanya menjadi topik penting. Rafdi mengungkapkan sekarang dirinya tak mau olahraga terlalu lelah. “Kondisi (tubuh) beda. Cukup (renang) empat balikan saja,” kata karyawan bank itu.

Termasuk ketika turun gunung, lanjut dia, pemulihan berlangsung agak lama. “Capeknya kayak enggak hilang-hilang,” ujar sahabat pendaki yang kini bergantung kepada tukang angkut (porter) jika bertualang ke gunung.

Sementara Doni mengeluh kelebihan berat badan (overweight), dan baru aktif lagi joging setelah salah satu kawan wafat kena serangan jantung. “Kumpul sambil berenang gini bagus. Sekalian ada teman olahraga,” ucap pemilik usaha khitan itu. 

Kiranya hanya saya yang tidak bakat gendut, dan masih memanggul carrier “kulkas” ke gunung. Bahkan sejak 2022, saya berperan sebagai pelatih merangkap porter buat tiga anak lanang. Alhamdulillah, saya bersyukur atas nikmat sehat dan waktu lapang yang diberikan-Nya.

  • Berenang di Kiara Danu Majalengka, Menikmati Sumber Air Alami
  • Berenang di Kiara Danu Majalengka, Menikmati Sumber Air Alami

Luas Lima Hektare, Dirintis sejak 2019 

Hal menarik lainnya di Kiara Danu adalah pengunjung tak hanya bisa mandi di kolam renang, tapi juga main air di sungai berbatu. Air sungai mengalir deras dengan kedalaman selutut, membuat siapa saja betah basah-basahan di situ. Buat orang kota, jelas ini pengalaman luar biasa. Merasakan sensasi mandi di sungai dengan naungan pepohonan dan pemandangan sawah menghijau.

Di akhir kunjungan, saya dan rekan sempat bertemu Danu Saki Wijaya, pemilik Curug Kiara Danu. Lelaki ramah itu melepas kepulangan kami. Kebetulan Pak Danu dan mertua lelaki Rafdi pernah satu masa menjabat sebagai kuwu (kepala desa).

Sepekan kemudian saya mewawancarai Pak Danu via sambungan telepon. Salah seorang wali santri merupakan warga Desa Lengkong Kulon, tempat Pak Danu menjabat kuwu sejak 1997 selama dua periode, lantas terpilih lagi pada 2015-2021. “Begitu purnatugas saya fokus mengembangkan wisata,” kata lelaki 66 tahun itu.

Pak Danu merintis Curug Kiara Danu sejak 2019 di atas lahan lima hektare. Dia ingin mengoptimalkan potensi alam desanya. Apalagi di lahan miliknya ada sumber mata air yang terus memancar. “Saya manfaatkan air alami itu untuk membuat pemandian, kan segar berenang dengan air dari sumber mata air,” tuturnya bangga.

Berenang di Kiara Danu Majalengka, Menikmati Sumber Air Alami
Curug Kiara Danu merupakan salah satu destinasi wisata unggulan Majalengka/Mochamad Rona Anggie

Pembangunan Curug Kiara Danu sempat terhambat pandemi COVID-19, dan baru tahun 2022 resmi beroperasi. Masyarakat antusias merespons. Terbukti, kata Pak Danu, tingkat kunjungan terus melonjak. Terlebih di momen libur Lebaran, pelancong mencapai 3.000–3.500 per hari. Sedangkan di hari libur biasa (weekend), terdata 1.500 pengunjung. “Catatan Disparbud Majalengka, kami nomor satu tingkat kunjungan saat libur Idulfitri lalu,” ucapnya senang.

Selain didatangi wisatawan domestik, Curug Kiara Danu sering pula jadi tempat acara reuni dan syukuran ulang tahun. Jumlah pengunjung dipastikan berlipat bila momen itu ada di akhir pekan. Sejauh ini daya tampung area rekreasi dan tempat parkir memadai. Petugas juga siaga di pinggiran kolam, mengantisipasi hal tak diinginkan. 

Pak Danu merangkul pula warga setempat dalam pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Di area Curug Kiara Danu terdapat gerai makan-minum aneka macam. “Saya ingin warga desa juga mendapatkan berkah dan manfaatnya. Pemberdayaan UMKM lokal jangan dilupakan,” pungkas ayah tiga anak dan kakek lima cucu itu.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Mochamad Rona Anggie

Mochamad Rona Anggie tinggal di Kota Cirebon. Mendaki gunung sejak 2001. Tak bosan memanggul carrier. Ayah anak kembar dan tiga adiknya.

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Worth reading...
    Cerita Pabrik Es Saripetojo Cirebon