Itinerary

8 Destinasi Wisata di Lampung Ini Bakal Menyegarkan Kembali Pikiran Kamu

Tulisan ini kolaborasi antara SkyGrapher dan TelusuRI


Lampung bisa jadi pelarian kalau kamu lagi butek banget sama kerjaan. Letaknya yang nggak jauh-jauh amat dari Jakarta—apalagi lewat udara—nggak bakal bikin kamu repot. Setiba di tujuan, kamu bisa rileks dan melupakan segala permasalahan.

“Masa iya bisa rileks di Lampung? Bukannya isinya cuma kebun sawit doang?” Eh, jangan salah, Lampung punya banyak destinasi wisata yang keren-keren. Kalau nggak percaya, nih TelusuRI kompilasi destinasi wisata di Lampung buat kamu:

1. Kepulauan Pahawang

destinasi wisata di lampung

Snorkeling di Pahawang via SkyGrapher.id/ikhsan dwi

“Kok kepulauan? Bukannya Pahawang ini pulau?” Ada beberapa pulau di areal Pahawang, guys. Yang namanya Pahawang aja ada dua: Pahawang Besar dan Pahawang Kecil. Destinasi wisata di Lampung yang satu ini baru beberapa tahun yang lalu mulai masuk radar pejalan. Atraksi utamanya adalah keindahan dunia bawah laut. Kamu nggak perlu scuba diving buat melihat terumbu karang dan kawanan ikan, cukup snorkeling saja.

Untuk ke sana, dari Pelabuhan Bakauheni atau Bandara Radin Inten kamu mesti ke Dermaga Ketapang. Dari sana kamu tinggal naik kapal kayu berkapasitas 20-25 orang selama sekitar 2 jam. Kalau mau nginap, ada homestay di sana.

2. Pulau Sebesi

destinasi wisata di lampung

Awan sedang menyelimuti puncak Pulau Sebesi via SkyGrapher.id/Rivaldi Hananto

Ini pulau jadi saksi bisu kedahsyatan letusan Krakatau akhir abad ke-19 lalu. Konon, hampir semua satwa yang ada di Pulau Sebesi musnah akibat letusan itu, begitu juga permukiman-permukiman di sana. Makanya sampai sekarang kadang-kadang penduduk yang nggak sengaja nemu harta karun, yakni sisa-sisa peradaban yang tertimbun material letusan.

Meskipun Pulau Sebesi keren, soal pariwisata namanya masih dibayang-bayangi Gunung Anak Krakatau. Alih-alih destinasi wisata, pulau yang terletak di Kabupaten Lampung Selatan ini lebih dikenal sebagai gerbang menuju “keturunan” Gunung Krakatau.

3. Gunung Anak Krakatau

destinasi wisata di lampung

Anak Krakatau via SkyGrapher.id/Rivaldi Hananto

Gunung Krakatau emang sudah lama meletus dan hancur lebur. Tapi dia meninggalkan junior, yakni Gunung Anak Krakatau. Sebagaimana pendahulunya, gunung ini juga kecil-kecil cabe rawit. Meskipun nggak terlalu tinggi, ia selalu ngebul mengeluarkan solfatara—itulah yang bikin Gunung Anak Krakatau mempesona.

Kamu bisa mulai perjalanan ke Anak Krakatau dari Bakauheni. Kemudian, kamu mesti menempuh jalur darat ke Pelabuhan Canti, Kalianda. Dari sana ada kapal penumpang yang berangkat ke Pulau Sebesi (jam 1 siang). Dari Sebesi, kamu tinggal nyewa kapal motor buat ke Anak Krakatau.

4. Pulau Kubur

destinasi wisata di lampung

Kamu bisa kemping di Pulau Kubur via SkyGrapher.id/Rivaldi Hananto

Pulau di Teluk Lampung ini kecil banget. Kalau dihitung paling cuma sekitar 5 hektare. Makanya pulau ini nggak dihuni oleh manusia. (Rempong banget pasti tinggal di sana.) Tapi, kalau buat kemping-kemping lucu sambil mancing ikan, pulau ini OK banget.

Untuk ke sana, kamu mesti nyeberang sekitar 10 menit dari Pantai Puri Gading. Supaya seru, mending kamu nyeberangnya sore-sore menjelang matahari terbenam. Selain pemandangannya jadi tambah oke, saat itu air laut juga surut dan gelombangnya tenang.

5. Pantai Sari Ringgung

destinasi wisata di lampung

Masjid terapung di lepas pantai kawasan Sari Ringgung via SkyGrapher.id/Ainul Fikri

Pasir halus dan air laut yang tenang adalah daya tarik utama Pantai Sari Ringgung. Bersantai di sana, kamu bakal merasa bahwa waktu sedang berhenti. Kalau bawa buku, kamu bisa santai-santai di salah satu gazebo yang disediakan di pantai. Pergi ke sana sama pasangan, kamu bisa romantis-romantisan sambil main ayunan.

Pantai Sari Ringgung ini letaknya di Kabupaten Pesawaran. Dari Bandar Lampung, perlu waktu sekitar 1 jam buat ke sana naik kendaraan pribadi. Kalau kamu dari Bakauheni, butuh waktu sekitar 2,5 jam buat ke Pantai Sari Ringgung.

6. Lembah Batu Brak

destinasi wisata di lampung

Pemandangan di Lembah Batu Brak via SkyGrapher.id/Rivaldi Hananto

Dilihat sekilas, destinasi wisata di Lampung yang satu ini mirip Ngarai Sianok di Sumatera Barat. Di sana kamu bakal melihat tebing yang jadi latar belakang dari persawahan yang hijau. Kamu bisa nyoba sensasi jalan-jalan meniti pematang sawah yang licin. Tapi hati-hati, jangan sampai kecebur!

Lembah ini berada di Kabupaten Lampung Barat, di Kecamatan Batu Brak (karena itulah namanya Lembah Batu Brak). Dari Liwa, Ibukota Kabupaten Lampung Barat, Lembah Batu Brak terpaut sekitar 10 kilometer saja.

7. Danau Ranau

destinasi wisata di lampung

Sawah yang menguning di tepi Danau Ranau via SkyGrapher.id/Rivaldi Hananto

Karena terletak di dataran tinggi, hawa di sekitar danau ini sejuk sekali. Nelayan lalu-lalang di Danau Ranau buat nyari ikan-ikan seperti mujair, kepor, kepiat, harongan, dan lain-lain.

Uniknya, seperti Danau Toba dan Pulau Samosir, Sumatera Utara, di tengah-tengah Danau Ranau juga ada pulau, yakni Pulau Marisa. Posisi danau terbesar kedua di Sumatera ini di perbatasan antara Provinsi Lampung (Kabupaten Lampung Barat) dan Sumatera Selatan (Ogan Komering Ulu).

8. Teluk Kiluan

destinasi wisata di lampung

Pulau Kelapa di Teluk Kiluan via SkyGrapher.id/Ricky Lauwando

Melihat lumba-lumba langsung di habitatnya, kamu pasti tersenyum-senyum sendiri. Mereka lincah banget dan suka ngajak manusia bermain. Mereka paling senang meloncat-loncat melawan ombak yang diciptakan perahu yang sedang melaju kencang.

Di Teluk Kiluan, Kabupaten Tanggamus, Lampung, kamu bisa lihat lumba-lumba. Buat ke sana, kamu mesti menempuh jalur darat sekitar 70-80 kilometer, sekitar 2-3 jam. Kalau ke Kiluan, jangan lupa juga main ke Pantai Gigi Hiu.

Gimana? Destinasi wisata di Lampung ternyata keren-keren, ‘kan?


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *