Pasti biasa saja buatmu kalau lihat pria naik gunung. Tapi kalau pendaki wanita itu bukan pemandangan biasa—meskipun akhir-akhir ini mulai ramai wanita yang naik gunung. Kamu yang pernah nanjak pasti ngerti kalau naik gunung itu bikin capek. Jalan kaki soalnya. Terus kok bisa para wanita senang naik gunung? Penasaran nggak, sih, apa yang bikin para wanita tertarik buat naik gunung? Nih, coba simak 10 alasan kenapa pendaki wanita banyak yang suka :
1. Biar nggak dibilang manja
Kalau berjalan lama-lama bahkan hingga berjam-jam sambil menggendong ransel di punggung saja seorang wanita tahan, pasti nggak ada yang berani bilang dia manja. Belum lagi harus membawa air dan makanan, serta membuang feses di antara reremputan. Nggak semua orang bisa tahan menghadapi “cobaan-cobaan” pas naik gunung, tak peduli wanita ataupun pria. Tahu kamu suka naik gunung, yakin, deh, orang-orang bakal mikir seratus kali sebelum melabeli kamu “manja.”
2. Untuk mengetahui kemampuan diri
Kalau kamu sudah pernah merasakan mendaki gunung pastinya kamu akan mengangguk kalau ada yang bilang, “Mendaki gunung itu susah.” Tapi, positifnya, dengan mendaki gunung kamu bisa mengukur kemampuan dirimu sendiri, mulai dari kecepatan berjalanmu, seberapa jauh kamu kuat melangkah, berapa lama waktu yang kamu perlu untuk istirahat, dan berapa besar tekadmu untuk terus melangkah untuk sampai di destinasi terakhir.
Bukan hanya kemampuan diri, kamu juga bisa menakar kemampuan teman-temanmu. Nanti kalau suatu saat mendaki lagi kamu sudah tahu harus jalan bareng siapa, lalu beristirahat lama-lama dengan siapa, dan ketika tertinggal jauh harus berjalan dengan siapa. Mengetahui kemampuan diri dan orang lain akan membuat perjalanan-perjalananmu lebih menyenangkan dan bermakna.
3. Buat olahraga demi menjaga vitalitas
Manusia perlu berolahraga untuk menjaga kesehatan. Kalau kamu masih malas olahraga dan lebih milih ke salon ketimbang lapangan, olahraga, deh, dari sekarang. Naik gunung bisa menjadi salah satu caramu untuk berolahraga. Saat persiapan, kamu bakalan berkeringat. Saat benar-benar nanjak, pastinya kamu akan mengeluarkan lebih banyak keringat. Pulang naik gunung, apalagi kalau yang treknya panjang seperti Argopuro, badan kamu akan semakin kenceng dan fit.
4. Mencari pengalaman berharga yang akan berguna di masa depan
Masa muda adalah waktu yang paling pas untuk mencari pengalaman-pengalaman baru. Mendaki gunung bisa jadi adalah salah satu pengalaman baru yang akan bermanfaat bagi kehidupanmu kelak di masa depan. Nah, pendaki wanita-wanita sekarang banyak yang naik gunung untuk mencari pengalaman supaya tidak canggung ketika terjun ke masyarakat nanti. (Basi, ya? Tapi beneran, lho.) Selain itu kamu yang wanita-wanita juga akan dapat bonus ilmu memasak di gunung dan untuk bersosialisasi dengan orang lain.
5. Mencari tantangan baru dan menuntaskan rasa penasaran
Hal lain yang dicari oleh para pendaki wanita di gunung adalah tantangan baru, sebab lama-lama kehidupan kota jadi cukup membosankan dan terasa begitu-begitu saja—rutinitasnya, kebisingannya, orangnya yang suka tak sabaran. Juga, para wanita pendaki biasanya penasaran dengan kegiatan yang dilakukan oleh kaum Adam. Naik gunung contohnya. Maka untuk menuntaskan rasa penasaran itu, kaum Hawa mencoba tantangan baru, salah satunya mendaki gunung.
6. Untuk menyegarkan pikiran
Rutinitas selama lima hari seminggu di depan laptop, sibuk menerima telepon dari klien, berangkat pagi pulang petang, juga bikin butek pikiran. Wanita juga perlu pikiran yang segar, yang mungkin tak bisa begitu saja diberikan oleh salon atau mall. Gunung bisa menjadi tempat bagi para wanita untuk menyegarkan kembali pikiran, rehat sejenak, sebelum kembali ke rutinitas kehidupan kota yang serba cepat.
7. Belajar untuk lebih memahami orang lain
Aktivitas naik gunung katanya mengeluarkan sifat asli manusia. Yang tak peduli dengan orang lain akan ketahuan betapa pun jagonya ia menyembunyikan sifat itu di “peradaban.” Yang aslinya peduli walaupun terkesan cuek juga akan kelihatan waktu naik gunung. Mendaki gunung membuatmu belajar memahami orang lain, selain tentu saja mengajarkan kita tentang diri sendiri. Kamu juga bisa lebih mengenal karakter cowok, karena sebagian besar teman seperjalananmu adalah cowok. Sifat orang memang beragam, begitu pula karakternya. Ambil saja yang baik dan tinggalkan yang tak ada faedahnya.
8. Biar jadi rajin masak
Kebanyakan wanita zaman sekarang enggan memasak. Mereka lebih senang memesan makanan atau makan di resto tertentu sambil ngobrol ngalor ngidul dengan teman-teman. Keadaan akan sedikit berbeda waktu kamu naik gunung. Di gunung tidak ada resto; kamu tidak bisa memesan makanan. Terpaksa, deh, kamu harus memasak makanan buatmu dan kelompokmu. Biasa naik gunung, lama-lama di rumah kamu juga akan jadi rajin masak.
9. Biar lebih paham tentang gunung
Kalau selama ini kamu hanya paham dengan lipstik Matte, pensil alis yang bagus, harga tas Charles & Keith, harga jeans Zara, naik gunung akan membuatmu lebih familiar dengan jaket windproof dan waterproof yang bagus, sepatu yang cocok untuk medan batu atau tanah, gunung yang paling tinggi, gunung yang banyak hewan langka, dan lain sebagainya.
10. Sekalian belajar mengatur waktu
Mendaki gunung bukan hanya soal melangkahkan kaki ke titik tertinggi. Naik gunung juga soal kelihaian mengatur waktu. Estimasi waktu dari satu pos hingga pos selanjutnya harus jelas agar tidak terjebak melakukan trekking malam hari. Perhitungan waktu yang tepat juga akan membuat jam istirahatmu selama naik gunung teratur, sehingga tubuh yang lelah setelah berjalan sekian jam bisa kembali pulih.
Tidak hanya mengatur waktu, wanita pendaki gunung juga akan terbiasa mengatur logistik. Skill ini lumayan bermanfaat di kota, terutama ketika kamu sedang belanja bulanan.
Jadi, begitulah kira-kira alasannya mengapa kebanyakan wanita masa kini suka mendaki gunung. Kalau yang kamu banget bagian yang mana? Atau punya tambahan lain?
2 comments
[…] dan Ibu C yang diharapkan bisa mengangkat harkat dan martabat keluarga. Si D yang kamu ajak adalah pacar kesayangan si E. Yang kamu ajak open trip adalah manusia-manusia yang dicintai oleh manusia […]
[…] yang sudah lama nggak naik gunung itu ibarat motor yang sudah lama nggak ganti oli: butek. Jika ganti oli motor indikatornya adalah […]