Events

8 Alasan Kenapa Kamu Harus ke Pasar Keroncong Kotagede Tahun Depan

Pasar Keroncong Kotagede baru saja digelar malam Minggu kemarin (09/12). Namun, barangkali karena masih banyak yang ragu buat ke acara ini, penontonnya masih belum membludak seperti Ngayogjazz. Padahal acaranya nggak kalah “gayeng.” Nah, buat kamu yang masih ragu buat nonton Pasar Keroncong Kotagede, 7 alasan ini mungkin bisa bikin kamu tertarik buat ke sana tahun depan:

1. Karena yang tahun ini sudah kelewatan

Pasar Keroncong Kotagede
Grup musik keroncong Sang Dara/Fuji Adriza

Kecuali kamu temennya Doraemon yang bisa sewaktu-waktu minjem mesin waktu, kamu udah nggak bisa lagi ke Pasar Keroncong Kotagede tahun ini. Satu-satunya yang bisa kamu lakukan adalah bersabar sampai tahun depan. Makanya, kalau nggak mau ketinggalan, selalu pantengin informasi terkini soal festival tahunan ini di akun-akun media sosialnya. Tapi yang perlu kamu catat: biasanya festival keroncong ini diadakan antara bulan November sampai Desember, setelah Ngayogjazz.

2. Karena kesempatan menonton pertunjukan keroncong makin langka

Kapan lagi coba kamu bisa nonton konser keroncong secara live? Musik keroncong makin langka soalnya. Penggemarnya makin sedikit, jumlah musisinya makin menipis. Di Pasar Keroncong Kotagede, musisi-musisi keroncong yang jarang dijumpai di hari-hari biasa bakalan berkumpul di panggung-panggung yang disediakan untuk menghibur masyarakat yang merindukan alunan musik khas masa lalu.

3. Karena kamu bisa sekalian wisata sejarah

Pasar Keroncong Kotagede
Seni instalasi berbau jadul di Pasar Keroncong/Fuji Adriza

Yang jadi venue Pasar Keroncong adalah—tentunya—Kotagede. Kecamatan di Kota Yogyakarta yang terkenal dengan kerajinan peraknya ini dahulunya adalah pusat Kesultanan Mataram Islam. Sampai sekarang banyak bangunan bersejarah yang masih terpelihara di Kotagede, seperti Makam Raja-Raja Mataram dan Masjid Kotagede yang dibangun ratusan tahun yang lalu.

4. Bisa kulineran juga di Pasar Keroncong Kotagede

Pasar Kotagede
Banyak penjual makanan di sekitar Pasar Keroncong Kotagede/Fuji Adriza

Nggak ada Pasar Keroncong pun, Pasar Kotagede adalah salah satu destinasi paling asyik buat kulineran. Kamu bisa nyobain gudeg, bakmi jawa, aneka gorengan, bakso, bakso tusuk, sup buah, dan lain-lain. Selama Pasar Keroncong Kotagede digelar, jumlah para penjual makanan bakal semakin banyak sehingga pilihan kuliner yang bisa kamu coba juga jadi makin variatif.

5. Bisa romantis-romantisan sama pasangan

Pasar Keroncong Kotagede
Walaupun hujan, para penonton masih tetap bersemangat/Fuji Adriza

Lampu temaram dan alunan musik kalau dipadukan bakal bikin suasana jadi romantis. Pasar Keroncong Kotagede bisa jadi tempat buat romantis-romantisan sama pasangan. Apalagi kalau gerimis turun dan kamu payungan berduaan sambil dengerin suara merdu para biduan. Menonton Pasar Keroncong bisa jadi salah satu momen yang bakal selalu kamu ingat sama pasangan.

6. Para jomblo “artsy” bisa “mbribik” sesama jomblo “artsy” di Pasar Keroncong

Pasar Keroncong Kotagede
Berteduh di depan ruko/Fuji Adriza

Kalau kamu masih jomblo, Pasar Keroncong bisa jadi ajang buat nyari pasangan. Motivasimu bakal jadi tambah tinggi ngeliat orang-orang di sekelilingmu datang berduaan sama pasangannya—gandengan tanganlah, sepayung berdualah… Kalau berani—dan mau mengubah nasib—lirik-lirik aja yang lagi sendirian.

7. Dapat bonus ketawa karena MC-nya “srimulat” semua

Pasar Keroncong Kotagede
Para musisi keroncong sedang beraksi/Fuji Adriza

Di Jogja, apapun konser musiknya, pembawa acaranya pasti “srimulat.” Mereka biasanya membuka, menyelingi, dan menutup acara dengan guyonan-guyonan slapstick dan mbecak. Sekeras-kerasnya hati penonton, mereka bakal terkekeh mendengarkan lelucon-lelucon yang dilontarkan para MC. Tak terkecuali Pasar Keroncong Kotagede. Sudah romantis-romantisan dibuai lagu keroncong, MC naik panggung semuanya buyar!

8. Karena gratis

Pasar Keroncong
Contrabass dari anyaman bambu/Fuji Adriza

Kamu nggak perlu reservasi dan beli tiket buat nonton pertunjukan Pasar Keroncong Kotagede. Acara ini gratis dan boleh ditonton oleh siapa saja, dari mulai anak-anak hingga manula. Paling, kamu cuma perlu keluar duit sedikit buat bayar parkir (sekitar Rp 3.000) atau buat beli makanan. Nggak berat-berat amat, ‘kan?

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *